Hadapi Kelangkaan Mentega, Jepang Tetap Batasi Impor Mentega

Hadapi Kelangkaan Mentega, Jepang Tetap Batasi Impor Mentega

Andi Annisa Dwi Rahmawati - detikFood
Senin, 13 Jul 2015 11:29 WIB
Foto: Thinkstock
Jakarta - Produksi susu di Jepang menurun 14% dalam dua dekade terakhir. Hal ini menyebabkan masalah kelangkaan mentega menjadi semakin serius. Tahun ini pemerintah Jepang pun memerintahkan impor darurat mentega sebanyak 10 ribu ton.

Seperti dikabarkan Wall Street Journal (13/07/15), kelangkaan mentega di Jepang sebenarnya sudah terjadi dalam dua tahun terakhir. Pasokan mentega di supermarket terlihat berkurang dan para pembuat roti 'terpaksa' beralih ke margarin sebagai pengganti mentega.

Hal ini tentu menjadi pukulan keras bagi Perdana Menteri Shinzo Abe karena ia telah berjanji memperkuat ekonomi dan militer Jepang, termasuk mengatasi masalah kelangkaan mentega.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, beberapa mitra dagang Jepang mengatakan sudah saatnya Jepang lebih terbuka pada pasar, terutama pada kemungkinan kerja sama Trans-Pacific Trade (TPP).

“Industri Jepang telah berada dalam penurunan jangka panjang. Perdagangan bebas akan menawarkan bantuan yang dapat menguatkan kembali industri (produk susu)” ujar Robert Pettit, manajer kebijakan perdagangan di Dairy Australia.

Bagi Abe menyepakati kerja sama TPP bukanlah hal mudah. Koperasi petani dan pejabat kementerian pertanian Jepang mengatakan solusi terbaik mengatasi kelangkaan mentega adalah memperkuat produksi susu dalam negeri, bukan mengimpor. Kebijakan impor justru dapat mengancam mata pencaharian produsen susu Jepang.

Namun Abe telah berjanji melindungi produk susu bersama komoditas penting lainnya seperti daging sapi dan babi dalam negosiasi perdagangan. Pembicaraan antar Jepang dan Amerika Serikat mengenai TPP juga masih akan dilanjutkan pada Kamis mendatang.

Data pemerintah mengungkapkan kelangkaan mentega telah menyebabkan harga mentega di supermarket naik 12% dalam dua tahun terakhir. Pembelian mentega konsumen pun turut dibatasi jumlahnya. Seperti yang terjadi di bakery milik Narikazu Matsui di pinggiran kota Tokyo. Pelanggan hanya dapat membeli 5 salt butter rolls yang menjadi andalan bakery ini.

Impor mentega menjadi kebijakan yang sulit dilakukan Jepang karena tarif impor mentega dari produsen besar seperti Selandia Baru dan Amerika Serikat terlalu tinggi. Seorang juru bicara pemerintah mengatakan Jepang mempertahankan sistem perdagangan negara dan bisa menyesuaikan impor berdasarkan penawaran dan permintaan.

Guna menghadapi menurunnya pasokan mentega tahun ini, pemerintah telah memerintahkan impor darurat mentega hingga 10 ribu ton. Mentega dipasok dari banyak negara termasuk Selandia Baru dan Jerman.

Kelangkaan mentega disebabkan produksi susu yang menurun 14% dalam dua dekade terakhir. Hal ini disebabkan banyaknya petani (produsen susu) yang pensiun. Sekitar 10 tahun lalu, ada 27.700 petani dan saat ini hanya ada 17.700 petani.

Tahun ini para pejabat kementerian pertanian berinisiatif membantu peternak sapi perah untuk membeli robot dan peralatan lain yang dibutuhkan guna meningkatkan produksi susu.

Sementara itu, maraknya pemberitaan seputar kelangkaan mentega mambuat banyak konsumen menimbun. Para pejabat koperasi dan beberapa chef disana mengatakan, “Walaupun begitu, dampak kelangkaan mentega tidak akan terlalu besar karena konsumsi mentega orang Jepang relatif rendah.”

Tiap tahun rata-rata orang Jepang mengonsumsi 584 gram. Sebagai perbandingan, orang Amerika mengonsumsi mentega 4 kali lebih banyak dari jumlah tersebut.

(adr/odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads