Untuk menyoroti potensi teknologi baru di dunia makanan, penyelenggara 3D Printshow di London menggandeng chef berbintang Michelin. Chef membuat seluruh hidangan dari mesin cetak makanan 3D di restoran pop-up.
Dengan menggunakan bahan segar dan musiman, chef akan menampilkan cara membuat hidangan gourmet melalui demo langsung. Pengunjung juga akan diajarkan bagaimana "berpikir dalam 3D" dan memanfaatkan potensi kreatif teknologi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Revolusi-gastro terus berlangsung tidak hanya menemukan cara baru menyajikan dan menyiapkan makanan, tapi cara paling inovatif untuk membuatnya. Mulai dari mesin 3D pencetak cokelat untuk makanan pesta hingga cetakan gizi rekayasa-mikro, kami perlahan-lahan menuju sintesis seluruh makanan," ucap Kerry Hogarth, pendiri 3D Printshow, seperti dilansir dari AFP (18/05/2015).
Beberapa ahli memang memprediksi bahwa pencetak 3D punya potensi merevolusi cara makan dan menyebutnya makanan masa depan. Ada pula yang mengklaim bahwa pencetak 3D akan menjadi barang biasa seperti microwave di kebanyakan rumah.
ChefJet Pro, misalnya, menjadi pencetak makanan 3D profesional pertama di dunia. Alat ini dirancang untuk membantu pastry chef membuat cake, permen dan dessert.
Sedangkan Foodini yang dirancang oleh Natural Machines, merupakan alat rumah tangga. Foodini memungkinkan pembuatan makanan seperti ravioli dan cookies. Untuk menggunakannya, konsumen memakai bahan-bahan segar.
Adapun 3D Printshow London akan berlangsung di Old Trauman Brewery mulai 21 sampai 23 Mei 2015.
(msa/odi)