Beragam Budaya Global Menjelma dalam Racikan Fusion Sushi

Ulasan Khusus: Sushi

Beragam Budaya Global Menjelma dalam Racikan Fusion Sushi

- detikFood
Selasa, 17 Sep 2013 13:13 WIB
Foto: Detikfood
Jakarta - Sushi tradisional memiliki ciri menonjolkan rasa asli bahan-bahan yang dipakai, misalnya seafood. Karena itu, bumbunya tak mencolok dan rasanya cenderung hambar. Berbeda dengan fusion sushi, sushi modern, atau sushi kontemporer.

Hidangan fusion adalah sajian yang memadukan elemen-elemen dari beberapa tradisi kuliner berbeda. Biasanya kesuksesan restoran yang menyajikan hidangan fusion bergantung pada beberapa faktor. Di antaranya keragaman budaya dan pengalaman travelling pelanggan, serta keterbukaan mereka terhadap pengalaman makan baru.

Menurut Toar Christopher Palit, sushi chef dan salah satu pemilik Sushi Joobu, fusion sushi berasal dari kota-kota pelabuhan. Di sini penduduknya berasal dari beragam budaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Restoran Jepang di kota-kota tersebutpun berusaha mengakomodir keinginan penduduk dari budaya mayoritas. Mereka menyajikan sushi dan hidangan Jepang lain yang sudah disesuaikan dengan selera penduduk setempat. Ciri khasnya adalah bumbu yang terasa kuat.

Contoh yang paling populer adalah California Roll. Sushi ini diciptakan oleh chef Jepang di Kanada. Namun, karena penggemarnya banyak datang dari Los Angeles, California, maka namanya menjadi California Roll.

California Roll menggunakan alpukat untuk menggantikan tekstur berminyak toro (tuna), konon karena orang Amerika tak terbiasa memakan ikan mentah. Selain itu, sushi ini dibuat terbalik yakni nori (lembar rumput laut kering) di dalam dan nasi di luar. Lagi-lagi, karena orang Amerika tak suka melihat dan mengunyah nori di luar.

Menurut Toar yang akrab disapa Itoph, penggunaan alpukat dalam California Roll mendapat pengaruh dari Meksiko yang berdekatan dengan California. Selain California Roll, jenis-jenis fusion sushi yang populer di Indonesia adalah Crispy Dragon yang renyah, Dynamite yang pedas, dan Spider Roll yang memakai kepiting soka.

Di luar negeri, sushi dikreasikan menjadi bermacam-macam bentuk. Contohnya adalah Sushiritto, sushi gulung besar yang dimakan seperti buritto. Adapula sushi pizza yang rotinya digantikan nasi dan diberi topping khas isian sushi. Sushipun bisa disusun dan dihias seperti cake menjadi sushi cake.

Selain sushi yang dibuat menjadi berukuran besar, sushi ukuran mungil juga tersedia dengan aneka bahan, isi, atau topping non tradisional. Contohnya adalah sushi dengan isian es krim dan sushi buah. Bahkan ada yang menambahkan isian kari atau mengganti nasinya dengan beras cokelat.

Penambahan mayones yang populer di banyak restoran sushi juga merupakan salah satu bentuk modernisasi sushi. Hal ini sama halnya dengan pemberian krim keju (terinspirasi dari cream cheese Philadelphia, Amerika Serikat), alpukat, atau gorengan dalam sushi.

Menurut Itoph, fusion sushi biasanya disajikan sebagai menu spesial. "Dulu California Roll disajikan untuk melengkapi menu tradisional agar tidak bosan," ujar pria yang pernah belajar sushi selama tujuh tahun di Amerika Serikat ini saat diwawancarai Detikfood, Sabtu (14/09/13).

Perdagangan bebas dan mudahnya transportasi secara internasional membuat definisi sushi fusion dan non-fusion menjadi rancu. Menurut Itoph, Jepang sendiri menyerap budaya luar dengan menghadirkan mayones Jepang.


(fit/odi)

Hide Ads