Meski sudah beroperasi sejak April 2011, kontroversi seputar tema Nazi yang diangkat Soldatenkaffee baru memanas beberapa hari belakangan. "Baru seminggu ini, setelah diberitakan Jakarta Globe," ujar Henry Mulyana, pemilik Soldatenkaffee saat dihubungi Detikfood lewat telepon Jumat (19/07/13).
Bahkan, media internasional seperti Associated Press (AP) dan Al-Jazeerapun turut mengangkat perdebatan ini ke mata dunia. Henry mengaku, sejak saat itu, ia mendapat protes cukup keras dari berbagai pihak. "Salah satunya hujatan di Facebook," kata Henry.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diberitakan Detik Bandung (19/07/13), Wakil Wali Kota Bandung Ayi Vivananda mengakui bahwa Nazi mengajarkan kekerasan dan rasis. Namun, Pemkot Bandung tak memiliki aturan khusus yang melarang pemasangan simbol Nazi.
Kepada AP (18/07/13), Henry membantah bahwa tujuannya adalah untuk membangkitkan kebencian. Ia juga menyangkal disebut sebagai pendukung Nazi atau Adolf Hitler. Ia hanya ingin menghias restorannya dengan simbol Nazi untuk menarik pelanggan, baik lokal maupun asing.
Pemkot Bandung, diwakili oleh Disbudpar, mengatakan akan memanggil Henry untuk meminta konfirmasi terkait pemasangan hal-hal yang berkaitan dengan Nazi. Namun Henry mengaku sampai saat ini belum ada panggilan dari pemerintah Bandung. Iapun siap hadir jika Pemkot Bandung berencana mengadakan konferensi pers.
Sejak Soldatenkaffee dibuka, pelanggan berdatangan baik dari Bandung, luar kota, maupun luar negeri. "Turis asing suka datang, foto-foto. Kalau tidak suka biasanya mereka tidak masuk," kata Henry. Henry bercerita bahwa ia sudah mengoleksi barang-barang yang diimpor dari Jerman ini sejak tahun 2007.
Kontroversi ini menyebabkan Soldatenkaffee sepi pengunjung sehingga Henry terpaksa menutupnya sejak tiga hari lalu. "Belum tahu akan ditutup sampai kapan," katanya.
Soldatenkaffee yang berarti 'Kafe Serdadu' terletak di Paskal Hypersquare, Pasir Kaliki, Bandung. Kafe bernuansa merah-hitam ini memajang aneka memorabilia militer Jerman dan beberapa lambang Swastika Nazi. Di Facebook, para stafnyapun tampak berpose mengenakan Schutzstaffel, seragam khas serdadu Jerman. Menu yang ditawarkan tak hanya khas Jerman, tapi juga Eropa, Asia, dan Indonesia.
(fit/odi)