Tanggal 25 Desember bukanlah libur nasional di Jepang, karena hanya 1% dari populasi negara ini yang memeluk agama Kristen. Meski demikian, warganya tetap berpartisipasi dalam kemeriahan Natal dengan mendatangi KFC terdekat. Tak ada kalkun, paket 'Christmas Chicken'pun jadi!
Paket ini tak hanya terdiri dari fried chicken, melainkan juga cake dan champagne. Harganya sekitar 3.336-3.980 yen (Rp 383.000-Rp. 457.000). Menurut situs Smithsonian.com (14/12/12), orang Jepang rela mengantre selama dua jam demi mendapatkannya. Bahkan, untuk menghindari antrean, banyak pula yang sudah memesan sebulan sebelumnya!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Demam KFC setiap Natal ini diawali oleh kampanye pemasaran pada 1974. Kalkun memang tak dapat ditemui di Jepang, sehingga sekelompok turis memilih fried chicken untuk hidangan Natal. KFC melihat kesempatan ini dan meluncurkan menu Natal pertamanya, yakni ayam goreng dan wine dengan harga 834 yen (Rp 95.700). Harga yang cukup mahal di pertengahan tahun 70-an.
Untuk bersaing dengan brand fast food Amerika lainnya, KFC gencar memasang iklan di televisi. Konsep iklannya selalu kurang lebih sama, yakni artis terkenal tampak sedang mengunyah paha bawah fried chicken KFC. Sejak saat itu, slogan 'Kurisumasu ni wa kentakkii!' (Kentucky for Christmas!) jadi populer hingga sekarang.
"Salah satu alasan kampanye ini bertahan begitu lama adalah karena pesannya selalu sama: saat Natal, Anda menyantap ayam," ujar Yasuyuki Katagi, direktur eksekutif agensi iklan Ogilvy and Mather Jepang.
Di luar Natal, KFCpun tetap menjadi restoran yang digilai orang-orang Jepang. Sejak dibuka di Nagoya pada 1970, KFC dengan cepat meraih popularitas seiring pergerakan fast food a la barat di Jepang.
"Jepang terkenal mengambil produk dan ide asing lalu mengadaptasinya agar cocok dengan selera domestik," tulis Financial Times. Bahkan, April lalu di Tokyo, diresmikan KFC pertama yang memiliki bar whiskey.
(fit/odi)