Sedap Gurih Nasi Bakar Sambal Belut

Sedap Gurih Nasi Bakar Sambal Belut

- detikFood
Rabu, 20 Okt 2010 13:23 WIB
Jakarta - Berwisata ke daerah Bandung merupakan salah satu tempat favorit saya. Selain udara yang sejuk, kita juga akan dimanjakan oleh kuliner yang lezat. Ketika saya ke Bandung di akhir pekan, saya dan keluarga berkunjung ke Kampung Daun. Saya mendengar tentang cafe ini dari teman saya yang menurutnya kita akan merasakan kesegaran alam karena dikelilingi rimbunnya pepohonan. Dari namanya, memang sepertinya menggambarkan cafe ini ingin menyajikan suasana alami yang menyegarkan. Kebetulan, saya ingin menyegarkan pikiran dari rutinitas pekerjaan yang sibuk.

Kampung Daun Cafe berada di daerah Lembang. Perjalanan menanjak harus dilewati untuk mencapai tempat ini. Begitu keluar dari mobil, saya merasakan udara dingin. Mungkin karena sudah malam saat saya sampai di tempat ini, ditambah hujan gerimis saat itu. Tetapi karena saya menyukai udara dingin, ini membuat saya semakin bersemangat untuk melihat suasana di dalam cafe.

Sebelum memasuki area ini, kita harus melakukan registrasi. Akan ditanyakan berapa jumlah orang yang yang akan masuk. Setelah menjawabnya, saya mendapatkan nomor tempat saya akan bersantap. Pada bagian depan ini, banyak penjual jajanan tradisional seperti gulali, manisan dan kue-kue, lengkap dengan pikulannya. Membuat saya teringat jajanan masa kecil saya. Belum lagi congklak yang ada di atas meja dan kursi kecil. Ini mainan yang dulu sering saya mainkan dengan kakak dan adik saya. Ada pula sepeda ontel seperti yang dulu biasa dipakai kakek saya. Cafe ini dapat menjadi tempat nostalgia juga rupanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rimbunnya pepohonan benar-benar terasa semakin saya memasuki cafe ini. Rupanya, saya mendapatkan nomor saung yang berada di atas saat registrasi tadi. Maka, saya harus berjalan lebih jauh untuk menuju ke saung tersebut. Tetapi, jika dalam suasana rimbun dan sejuk seperti di cafe ini, rasanya perjalanan saya akan menyenangkan.

Saya berjalan di jalan setapak dari bebatuan. Lampu-lampu kuning dipasang di sisi-sisi jalan setapak ini. Lampu-lampu ini membuat suasana cafe berkesan romantis. Di kiri kanan terdapat saung-saung diselingi berbagai tumbuhan, pakis dan aneka bunga. Di tengah perjalanan, terdapat air terjun buatan dengan batu-batuan besar di bawahnya menyerupai sungai. Air ini terus mengalir ke bagian bawah. Pada batu-batu besar ini dipasangi lilin yang ditutupi kantong kertas yang membuat air terjun ini dapat terlihat. Tidak jauh dari air terjun ini, terdapat jembatan dengan sungai di bawahnya. Saya sempatkan untuk berfoto di jembatan ini.

Akhirnya, sampai juga saya di saung yang ditentukan. Saung dibuat agak tinggi menyerupai panggung. Disediakan bantal-bantal untuk membuat kita nyaman duduk lesehan di saung ini. Atap saung terbuat dari jerami dan terdapat kelambu di setiap sisi saung sebagai hiasan yang cantik.

Karena sudah malam ditambah suasana yang dingin, membuat perut saya minta diisi. Segera saya memanggil palayan untuk memesan makanan. Beberapa pilihan jenis makanan bisa dipilih. Berbagai menu Steak, Pasta seperti Spaghetti, Fettucini , Pizza atau menu makanan Indonesia Favorit seperti Sop Buntut, Nasi Timbel, Nasi Pepes dan lainnya. Ada juga makanan ringan khas Indonesia seperti Tempe Mendoan, Pisang Goreng, Surabi dengan aneka macam pilihan kuah, Bakwan, Tahu Isi, Es Goyobod dan lainnya. Atau menu tambahan seperti Batagor, Bakso, Pempek, Karedok, Gado-gado Mie Tek-tek dapat menjadi pilihan bagi Anda yang tidak ingin mengisi perut terlalu penuh.

Range harga makanan disini berkisar Rp 6.500,- sampai Rp 115.000,- dan range harga minuman Rp 5.000,- sampai Rp 20.000,-. Setelah bertanya beberapa kali kepada pelayan tentang isi dari menu-menu yang ada, akhirnya saya memesan Nasi Bakar Sambal Belut dan untuk minumannya, saya memesan Bandrek dan Teh Hangat.

Sambil menunggu datangnya makanan yang sedikit lama, saya tidur-tiduran di saung ini menggunakan bantal yang ada. Rasanya tenang sekali bisa menghirup udara segar, mendengar suara air yang mengalir, memandang cahaya lampu kuning dan memandang pepohonan yang mendominasi cafe ini.

Hampir saya tertidur, sebelum akhirnya pelayan datang membawakan makanan kami. Pesanan saya Nasi Bakar Sambal Belut tersaji unik. Nasinya dibungkus daun dimasukkan ke dalam potongan bambu yang dibakar. Bambu terlihat sedikit kehitaman akibat dibakar. Nasi disajikan bersama tahu, tempe, ikan asin kecil, kerupuk dan belut-belut kecil yang digoreng dengan sambal. Rasa nasinya terasa nikmat karena bercampur dengan irisan belut. Belum lagi garingnya sambal belut yang membuat makanan menjadi gurih. Hmm... nikmat sekali makan malam saya kali ini.

Sebagai pelepas dahaga saya memesan bandrek dan teh hangat. Minuman ini juga disajikan di tempat yang unik. Bandrek disajikan dalam gelas yang terbuat dari batok kelapa. Teh hangatnya diisi dalam teko kecil yang ditaruh diatas cangkir kecil, keduanya terbuat dari tanah liat. Bandrek yang terbuat dari jahe dan air gula merah ditambah potongan kelapa muda, disajikan dalam keadaan hangat sangat cocok diminum di tempat yang dingin ini.

Tidak terasa malam semakin larut dan pengunjung semakin sepi, menjadi penanda bahwa saya harus kembali ke penginapan dan beristirahat. Rasanya saya akan sering berkunjung ke tempat ini jika berada di Bandung

Kampung Daun
Jl Sersan Bajuri Km 4,7 No. 88, Cihideung
Bandung


(eka/Odi)

Hide Ads