Sedapnya Kikil dan Kepala Kambing Bacem Dicocol Petis Wonogiri

Sedapnya Kikil dan Kepala Kambing Bacem Dicocol Petis Wonogiri

Muhammad Aris Munandar - detikFood
Selasa, 08 Mar 2022 15:00 WIB
Makanan petis yang dijual Patmi (60), warga Dusun Gadu, Desa Batuwarno, Kecamatan Batuwarno.
Foto: Muhammad Aris Munandar/detikJateng
Wonogiri -

Ada banyak kuliner berbahan tepung gaplek di Wonogiri. Salah satunya petis yang enak dipadukan dengan potongan kikil dan kepala kambing.

Julukan Kota Gaplek pada Wonogiri bukan tanpa alasan. Di sini ada banyak makanan tradisional berbahan tepung gaplek. Salah satunya petis.

Jika petis biasanya terbuat dari ikan, kupang, atau udang, berbeda dengan yang di Wonogiri. Di sini petis dibuat dari tepung gaplek atau ketela. Biasanya makanan ini disajikan dengan olahan kambing, seperti kepala, jeroan, babat maupun kikil atau kaki kambing.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun istilah petis tidak berkembang sepenuhnya di Wonogiri. Istilah petis hanya hanya familiar di daerah Kecamatan Batuwarno dan sekitarnya. Di Kecamatan Ngadirojo, makanan yang berbentuk serupa dengan ciri khas berbeda diberi nama pindang.

Petis yang ada di Batuwarno terkenal enak dan mempunyai rasa khas dibandingkan dengan daerah lainnya. Teksturnya sangat kental, warnanya cokelat pekat, dan rasanya sedikit manis. Petis dijual dalam kondisi dibungkus dengan daun jati dan daun pisang.

ADVERTISEMENT

Makanan petis di Batuwarno dihidangkan dengan kikil atau kaki kambing dan irisan kepala kambing. Keberadaannya pun tidak setiap hari ada, hanya ada pada pasaran Jawa Pon dan Legi. Hal itu menyesuaikan hari pasaran di Pasar Batuwarno.

Salah satu pedagang yang menjual petis yakni, Patmi (60), warga Dusun Gadu, Desa Batuwarno, Kecamatan Batuwarno. Ia menjual petis di Pasar Batuwarno pada pasaran Pon dan Legi.

"Saya mulai membuat petisnya itu sejak satu hari sebelumnya. Nanti saat petang, malam Pon dan Legi, sudah matang dan siap dijual besoknya," kata dia saat ditemui detikJateng, Senin (7/3) malam.

Baca Juga: 10 Makanan Wonogiri yang Ndeso Tapi Bikin Ketagihan Enaknya

Makanan petis yang dijual Patmi (60), warga Dusun Gadu, Desa Batuwarno, Kecamatan Batuwarno.Makanan petis yang dijual Patmi (60), warga Dusun Gadu, Desa Batuwarno, Kecamatan Batuwarno. Foto: Muhammad Aris Munandar/detikJateng

Menurut dia, membuat petis membutuhkan waktu lama. Patmi mulai mengolah kambing sejak pukul 09.00 WIB. Pertama, kepala dan kaki kambing mulai dibakar menggunakan kayu bakar. Setelah itu olahan kambing direbus hingga empuk, kemudian dipotong-potong.

Setelah dipotong-potong, kata dia, kambing kemudian dimasak seperti membuat bacem. Bumbu yang digunakan pun mirip seperti membuat bacem.

"Kuah dari masakan kambing tadi dibuat untuk memasak petis. Jadi kepala dan kikil kambingnya kering, tidak ada kuahnya," ungkap dia.

Setelah masakan kambing selesai, Patmi langsung membuat petis. Tepung gaplek dimasukkan ke dalam wajan yang diberi air secukupnya. Tepung gaplek tadi dicampur dengan rempah dan air dari olahan kambing yang dimasak bacem.

"Itu diaduk terus hingga kental. Biasanya tepung gaplek dua kilogram memasaknya butuh waktu dua jam lebih. Membuatnya itu persis seperti membikin jenang. Tepung gaplek dimasukkan sedikit demi sedikit," ujar dia.

Patmi menjual petis di Pasar Batuwarno mulai pukul 06.30-10.00 WIB. Meski dijual di pasar pada keesokan harinya, biasanya mulai malam hari sudah ada pembeli yang datang ke rumahnya untuk membeli petis.

"Mulai habis magrib sudah ada yang beli. Kadang jam 24.00 WIB saja masih ada yang mencari. Orang perantauan itu kalau pulang kampung juga banyak yang mencari petis," tutur dia.

Ia mengatakan, petis dijual sesuai dengan permintaan pembeli. Mulai dari Rp 1.000 hingga Rp 5.000 per bungkus. Sedangkan harga kikil antara Rp 10.000-Rp 13.000, tergantung ukuran. Sementara itu, untuk potongan kepala kambing menyesuaikan permintaan pembeli.

"Di Pasar Batuwarno itu ada tiga orang yang menjual petis. Rata-rata juga orang sini semua," kata Patmi.

Salah satu penikmat petis adalah Febriansyah Giri Romadonta (28). Ia sering membeli petis saat pasaran Pon atau Legi. "Memang suka dengan makanan petis dan kikilnya. Paling nikmat jika disantap dengan nasi dan sambal bawang," kata dia.

Baca Juga: Sedapnya Petis Wonogiri, Ramuan Gaplek Dipadu Kikil dan Kepala Kambing




(sob/adr)

Hide Ads