Email: kardoun[at]xxx.com
Nasi bakar peda ini sangat cocok dinikmati ketika masih hangat mengepul. Aroma harum daun pisang yang terbakar dijamin bakal menambah nafsu makan. Asap harum bumbu yang keluar ketika bungkus dibuka hmm... sedap menggoda selera. Apalagi sambil ditemani secangkir kopi wangi djahe sari kelapa yang nikmat!
Sudah hampir lebih dari sepuluh tahun saya berada di Jakarta, mulai dari kuliah sampai bekerja saat ini. Selama itu pula pola hidup saya banyak berubah dibandingkan saat masih di kampung halaman, terutama pola makan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, Sabtu kemarin saya cukup beruntung bisa kembali menyicipi nikmatnya ikan peda di sebuag restoran bernama Koffiedoeloe Cafe & Resto. Resto yang baru dibuka setahun lalu itu memiliki bangunan layaknya sebuah rumah, terdiri dari halaman dan teras dengan kursi kayu jati, serta ruang tamu yang cukup besar dan beberapa kamar.
Kalau dari arah Karet menuju Senayan, letaknya kira-kira sekitar 500 meter setelah lampu merah Benhil. Tempatnya berada di sebelah kiri tepat di belokan Penjompongan. Menurut sang empunya lewat obrolannya dengan saya, ia berusaha tetap menjaga keaslian bentuk rumah tersebut agar para pengunjung merasa nyaman seperti di rumah sendiri.
Teringat masakan ibu, saya pun mencicipi menu Nasi Bakar Peda. Walaupun tidak seratus persen sama dengan yang di kampung halaman tapi cukuplah mengobati rasa kangen. Untuk rasanya pun memiliki nuansa yang cukup berbeda. Nasi bakar peda ini disajikan dengan cara dibungkus menggunakan daun pisang. Didalamnya berisi nasi putih dicampur dengan ikan peda dan daging ayam yang disuwir-suwir menjadi bagian kecil-kecil. Sebagai penambah rasa, ditambahkan pula irisan cabe dan daun melinjo, tidak ketinggalan tempe dan tahu sebagai pelengkap.
Saat yg tepat untuk menikmati nasi bakar peda ini ketika masih hangat, sesaat ketika baru diangkat dari pembakaran. Aroma daun pisang yang terbakar langsung merangsang sistem pencernaan bereaksi. Asap harum bumbu yang keluar ketika bungkus dibuka memberikan perintah untuk segera mengambil suapan dengan cukup besar. Nasinya yangg gurih dan pedanya yang lezat sangat memanjakan lidah. Saya pun sempat tidak menghiraukan keadaan sekitar, sampai titik nasi penghabisan.
Sesuai dengan namanya, tentu kopi juga menjadi salah satu menu andalan. Hampir kopi seluruh nusantara ada di sini, diantaranya kopi Sipirok, Sidikalang, Banaran, Toraja, Bali, dll. Penyajiannya pun beragam variasinya mulai dari kopi tubruk, kopi susu, kopi seduh rempah, es kopi digoyang pisang, es kopi marmer sampai kopi yoghurt.
Salah satu menu yg langsung menjadi favorit saya adalah kopi wangi djahe sari kelapa. Minuman ini berupa rebusan kopi dicampur sari kelapa, gula merah, susu kental dan jahe sebagai penghangat. Bagi yang tidak terlalu suka kopi, tidak usah kuatir masih banyak koq tersedia minuman lainnya seperti teh dan aneka jus.
Di restoran ini khusus setiap Sabtu malam disediakan suguhan penampilan musik. Dan kebetulan kunjungan saya dan teman-teman waktu itu adalah Sabtu malam Minggu, sehingga kami bisa nimbrung menyanyi. Harga makanan di tempat ini tidak terlalu mahal untuk ukuran standar ibu kota, nasi bakar peda Rp 20.000 dan Rp 12.500 untuk kopi wangi djahe sari kelapa.
Saking nyamannya tempat ini salah satu teman saya ketika sudah selesai makan, sekonyong-konyong beranjak mau menyimpan piring kotor di dapur. Sontak saja kejadian tersebut menjadi bahan tertawaan pengunjung yang lain. Tempatnya yang nyaman membuatnya cocok bagi mereka yang ingin istirahat sejenak di kala macet ataupun menghabiskan malam minggu bersama keluarga atau pasangan.
Koffiedoeloe Cafe & Resto
Jl. Pejompongan Raya no.1
Bendungan Hilir, Jakarta Pusat
Telp: 021 97 95 87 35
Jam Buka: 10.00 - 24.00 (hari biasa) dan 10.00 - 2.00 (akhir pekan)
(dev/Odi)