Romantic Dinner ala Gumati

Romantic Dinner ala Gumati

- detikFood
Rabu, 13 Jan 2010 15:00 WIB
Jakarta - Nama  : Laura
Email : frslaura[at]yahoo.com

Menikmati akhir pekan di tempat yang romantis bersama someone special? Hmm..siapa yang bisa menolak! Tempatnya nyaman dengan sajian pemandangan yang menyegarkan mata serta pikiran. Apalagi ditemani santapan yang menggugah selera.

Untuk menghilangkan kejenuhan, saya dan suami jalan-jalan ke daerah puncak pada akhir pekan. Setelah hampir sore dan puas berkeliling sambil menghirup segarnya udara pegunungan, kami berniat mencari tempat makan. Kami tertarik untuk mencoba Cafe Gumati yang berada di daerah Mega Mendung yang telah kami lihat pada waktu kami menuju Puncak. Tetapi, ketika dalam perjalanan turun, Cafe Gumati terlewat dan kami tidak bisa kembali karena pada saat itu jalur menuju Puncak sedang ditutup (Pada weekend untuk menghindari kemacetan, diberlakukan sistem buka tutup untuk naik atau turun dari Puncak).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masih penasaran dengan Cafe Gumati, kami menuju Bogor karena saya pernah mendengar tentang Cafe Gumati yang katanya memiliki suasana mengasyikan. Kebetulan saya pernah melihat papan iklannya di sekitar Kebun Raya Bogor. Kami mengelilingi Kebun Raya Bogor sambil mencari-cari papan iklan untuk menuju lokasi Cafe Gumati. Setelah sempat berputa-putar beberapa kali, kami menemukan papan iklan Cafe Gumati yang menunjukkan arah dan jarak 250 m lagi menuju cafe ini.

Akhirnya, kami sampai di depan cafe ini. Dibawah guyuran hujan, kami dipayungi oleh petugas parkir sampai masuk ke dalam ruangan. Cafe ini menggabungkan budaya Jawa dan Bali untuk interiornya. Kami juga dapat langsung melihat pemandangan malam pegunungan dari pintu masuk karena pada bagian belakang dibiarkan terbuka sehingga dapat pula menikmati udara pegunungan.

Pelayan menawarkan tempat duduk dan memberitahu bahwa kami juga dapat bersantap di lantai bawah. Kami memutuskan untuk bersantap di bawah karena menurut pelayan, pemandangannya lebih bagus. Sampai dibawah kami melihat beberapa pilihan tempat duduk dan terlihat beberapa pasangan yang sedang menikmati makan malam. Memandangi gunung di malam hari dengan hamparan lampu-lampu serta menghirup segarnya udara memang menimbulkan suasana romantis dan cocok sebagai tempat romantic dinner dengan someone special.

Sebenarnya kami berniat untuk duduk lesehan, tetapi karena akhir pekan, banyak tempat yang sudah terisi dan akhirnya kami memilih duduk di dalam pendopo yang menghadap ke luar. Disini kami dapat melihat banyak lampu dan pemandangan yang walaupun tidak terlalu kelihatan karena malam hari tetapi lumayan menyegarkan. Udara dingin berhembus lumayan kencang karena memang sedang gerimis pada saat itu.

Dalam buku menu yang diberikan pelayan, ada pilihan makanan khas Sunda seperti sayur asem, nasi uduk, ayam goreng, pepes dan lainnya. Ada pula sajian Western seperti bermacam-mcam steak dan sup. Harga makanan berkisar Rp 7.000,- sampai Rp 50.000,-. Untuk minuman, harganya berkisar Rp 3.000,- sampai Rp 20.000,-. Menu minuman antara lain bandrek, bir kocok, es kelapa, jus, susu dan minuman jenis lain. Karena dalam udara yang dingin, kami memesan makanan dan minuman hangat. Saya memesan Sup Asparagus dan Bandrek Kelapa. Sedangkan suami saya yang sedang kelaparan memesan Sup Buntut Goreng dan Susu Coklat Panas.

Untuk soal rasa, menurut saya makanan dan minuman ini tidak terlalu istimewa. Sup asparagus pesanan saya terasa terlalu kental dan rasanya hambar. Warna putih kental dari tepung maizena begitu tampak nyata. Sup buntut yang dipesan suami saya juga tidak telalu terasa bumbunya. Kuah tampak kurang berbumbu. Walaupun sedikit kecewa dengan rasa makanan dan minuman, tetapi saya menikmati suasana alam yang mereka tawarkan.

Suasana akan terasa semakin romantis karena adanya live music yang membawakan lagu-lagu romantis top 40. Setelah beberapa lagu dinyanyikan, pertunjukan diganti dengan tarian daerah. Gadis cantik dengan pakaian penari menari dengan gemulai, hanya saja saya tidak tahu nama tariannya. Hitung-hitung untuk semakin mengetahui kebudayaan daerah.

Selesai melihat 2 tarian, kami meminta tagihan kepada pelayan. Harga yang harus dibayar untuk makanan dan minuman kami berdua sebesar Rp 116.150,- Memang harganya lumayan mahal dibandingkan dengan rasa makanan yang tersaji. Tetapi, suasana romantis di cafe ini menggantikan semua itu.

Cafe Gumati
Jl. Paledang No. 26-28
Bogor
Jam Buka : 10.00 WIB - 22.00 WIB


(eka/Odi)

Hide Ads