Jajanan Jepang, takoyaki dijual di kedai kecil hingga dalam mall. Harganya bervariasi, ada yang Rp 12.500 hingga Rp 57.000 per porsi. Lalu, mana yang lebih enak?
Bicara soal takoyaki, jajanan khas Jepang ini sangat populer di Indonesia. Takoyaki merupakan bola-bola tepung berisi potongan gurita. Biasanya ditambahkan juga irisan daun bawang tipis. Lalu di atasnya diberi aneka saus dan taburan katsuobushi. Rasanya gurih dan lumer di mulut.
Di Indonesia, gerai takoyaki sangat banyak dan beragam. Takoyaki dijajakan mulai dari di gerobak, kedai kecil, hingga gerai besar di mall dengan harga yang relatif lebih mahal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Takoyaki yang ditawarkan di gerai besar biasanya berkisar Rp 25.000-Rp 60.000 per porsinya. Tapi, detikFood juga menemukan takoyaki dengan harga yang murah yaitu Rp 12.500 saja per porsinya.
Baca Juga: Adu Rasa 3 Soto Mie Bogor, Mana yang Paling Enak?
Kamipun tertarik membandingkan rasa dan tampilan takoyaki yang harganya relatif mahal dengan takoyaki berharga terjangkau. Seperti apa ya kira-kira?
Takoyaki yang harganya terjangkau kami temukan di kedai kecil Takoyaki Garasi. Harganya Rp 12.500 per porsi berisi 5 buah. Kami memesan takoyaki original dengan isian potongan daging gurita.
![]() |
Lalu takoyaki yang relatif mahal kami beli dari gerai besar di mall dengan merek Gindaco. Harganya Rp 57.000 per porsi berisikan 8 buah takoyaki original dengan isian potongan daging gurita.
Untuk membandingkan soal rasa, tampilan, dan tekstur kedua takoyaki tersebut, kami meminta dua partisipan yaitu Lusiana dan Ayunda untuk menilai. Dua porsi takoyaki ini kami pisahkan dalam piring A (Takoyaki Garasi) dan piring B (Gindaco). Sebelumnya partisipan tak mengetahui soal merek dan harga dari takoyaki tersebut.
Tampilan
Pertama kami membandingkan tampilannya. Kedua takoyaki dengan harga yang berbeda ini punya tampilan yang sangat berbeda. Terlihat dari saus di atasnya.
Ayunda juga langsung menebak kalau takoyaki yang mahal ada pada piring B (Gindaco). Sebab di atasnya ada lebih banyak katsuobushi dan taburan nori. Sementara Lusiana juga memilih takoyaki pada piring B dengan tampilan yang lebih menarik.
![]() |
"Kalau menurut aku yang menarik juga ini sih (menunjuk piring B), karena kalo dari ini (piring A) kan tampilannya cuma ada mayo dan saus," ujar Lusiana. "Terus kalo ini (piring B) kayak ada seaweed-seaweed nya gitu," lanjutnya.
Walaupun memilih piring B dengan tampilan yang lebih menarik. Tapi, keduanya belum mencicipi rasanya. Jadi, mereka belum bisa memutuskan hasilnya.
Takoyaki Piring A (Takoyaki Garasi)
Pertama, Lusiana dan Ayunda mencicipi takoyaki pada piring A (Takoyaki Garasi). Takoyaki di sini ukurannya cukup besar dan mereka lahap dalam sekali gigitan.
Menyoal tekstur takoyakinya, Lusiana menjelaskan kalau takoyaki pada piring A lembut. Potongan daging guritanya juga terasa kenyal ketika digigit.
![]() |
"Tekstur takoyakinya lembut, terus pas digigit gitu si guritanya juga lumayan gede. Tekstur guritanya kenyel-kenyel, terus ada potongan daun bawangnya gitu dia di adonan takoyakinya. Over all rasanya enak sih menurut aku," ujar lusiana.
Ayunda juga berpikir sama dengan Lusiana kalau takoyaki piring A ini rasanya enak. Lalu menurutnya, paduan saus yang ada pada takoyaki A juga sangat pas dan tidak membuat enek.
![]() |
"Kalo aku sih ini juga enak, dan agak gimana ya ini udah nyampur sama mayonnaise sama sambel (saus) jadi pas dimakan tuh nggak enek. Sama kayak ada rasa asin sama pedes. Jadi, menurutku ini enak sih," kata Ayunda.
Takoyaki Piring B (Gindaco)
Selanjutnya mereka mencicipi takoyaki pada piring B (Gindaco). Sebelumnya mereka tak mengetahui kalau ini adalah merek Gindaco. Takoyaki ini ukurannya lebih besar dari takoyaki A, bahkan Lusiana tak bisa melahapnya langsung.
![]() |
Setelah menghabiskan satu butir takoyaki B, Lusiana langsung bisa menebak kalau rasanya sangat berbeda. "Jadi, kalau menurut aku kalau yang B ini rasanya lebih rumit gitu loh. Kayak lebih complicated," ujar Lusiana.
"Karena pas dicobain kayak ada campuran jahenya. Nah terus menurut aku si guritanya kayak udah dicacah gitu dalemnya. Jadi lebih lembut pas dimakan," lanjut Lusiana.
![]() |
Menurut Lusiana dan Ayunda saus yang digunakan pada takoyaki B (Gindaco) berbeda dengan piring A. Bukan mayonnaise dan saus sambal, melainkan saus okonomiyaki berwarna cokelat tua.
Kesimpulan
Setelah mencicipinya, mereka pun menebak harganya. Lusiana dan Ayunda sepakat kalau takoyaki yang mahal ada di piring B (Gindaco). Dan tebakan keduanya memang benar adanya.
![]() |
"Kayaknya B yang mahal deh," ujar Ayunda. "Kalo dari tampilannya aku juga yang B," ujar Lusiana menebak harganya.
Walaupun tampilan takoyaki B sangat menggugah selera. Tapi ternyata Lusiana dan Ayunda punya pilihan sendiri untuk rasa takoyaki yang paling enak.
![]() |
Keduanya lebih memilih takoyaki A (Takoyaki Garasi) sebagai juara. "Karena aku suka takoyaki yang kayak gurih terus kayak ada campuran mayonya, ada sausnya, ada pedesnya, lebih suka yang A sih!" ungkap Lusiana.
Ayunda pun menyetujui pernyataan Lusiana. Takoyaki A (Takoyaki Garasi) dirasa lebih cocok dengan lidah mereka. Apalagi dengan harga yang lebih murah sehingga terasa lebih pas di kantong saat mau ngemil.
Ingin tempat makan dan produk Anda direview oleh Detikfood? Klik di sini!
Baca Juga: Bubble Tea Rp 6.000 Vs Rp 60.000, Gimana Ya Rasanya?
(yms/adr)