Kaum vegan dan vegetarian di Indonesia sering kali sulit bersantap di restoran. Pasalnya masih sedikit restoran yang mengkhususkan diri pada penyajian menu berbasis nabati ini.
Tetapi jika sedang di Bandung, para vegetarian bisa mampir ke Kehidupan. Restoran di Jalan Pajajaran, Bandung ini bernama lengkap "Kehidupan Tidak Pernah Berakhir."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Bukan hanya namanya yang unik, konsep restorannya juga unik. Menu vegetarian yang identik mahal dijual murah di sini. Konsepnya prasmanan dengan sajian terdiri dari 30 jenis makanan. Menariknya, paket nasi dengan 4 jenis sayur dibanderol Rp 9.000 saja.
Kesan sehat tercermin dari papan tulisan di atas kasir yang menunjukkan proses pengolahan menu. "Tanpa hewani, telur, susu, tanpa bawang, santan dengan penyedap sari jamur (mushroom seasoning). Semua sayuran dicuci dengan air garam supaya pestisidanya berkurang."
Untuk memesan, pengunjung hanya perlu menunjuk lauk yang diinginkan lalu total pesanan nanti dihitung di kasir. Saat kami mampir tersedia ayam asam manis, kering kentang, sapi lada hitam, telur balado, sate, rendang, dan lain sebagainya sebagai menu utama.
![]() |
Tentu semuanya imitasi karena dibuat dari bahan nabati. Bahan-bahan ini diproses sedemikian rupa hingga bentuk dan rasanya mirip menu aslinya. Untuk sayuran, ada berbagai cah dan tumisan menarik selera.
Seporsi nasi dengan 4 sayur (Rp 9.000), telur balado (Rp 6.500), dan sate (Rp 12.000) jadi pesanan kami. Sayurnya terdiri dari tumis sawi putih, capcay, sawi hijau plus jagung manis, dan cah tauge.
Telur balado nampak menarik selera dengan balutan bumbu cabai di permukaannya. Bentuk dan teksturnya benar-benar mirip telur mata sapi! Terasa renyah di permukaannya namun empuk di dalam dengan sentuhan pedas ringan. Telur rupanya dibuat dari kulit tahu sehingga teksturnya cukup berserat.
Buat pencinta telur seperti kami, sajian ini tak mengecewakan. Bisa memenuhi keinginan kami akan cita rasa telur yang gurih nikmat.
![]() |
Sate tak kami lewatkan karena termasuk menu andalan. Bentuknya mirip sate sapi dengan lembaran daging berbentuk kotak kecil. Terlihat pegawai restoran membakar sate langsung di tempat sehingga sate tersaji hangat.
Nyamm! Satenya begitu empuk dan padat. Teksturnya mirip daging karena dibuat dari jamur tiram dan sari kedelai yang dipadatkan. Balutan bumbu bakarannnya terasa gurih manis, mirip cita rasa saus teriyaki. Dimakan dengan nasi hangat dan beragam sayuran segar, makan siang terasa nikmat!
Penasaran dengan menu selain nasi, kami mencicip Mie Keriting Kehidupan (Rp 16.500). Seporsi mie royal dilengkapi sawi hijau, tauge, cincangan ayam, jamur, kremes, kaldu, dan sambal. Mienya terasa empuk dan lentur. Namun terlihat beberapa sisian mie menggumpal. Agaknya karena proses perebusan yang kurang tepat.
Pelengkap cincangan ayam menjadikan mie ini istimewa. Berupa imitasi daging ayam yang dibuat dari jamur. Rasanyapun mirip ayam dengan tekstur padat dan empuk. Ada juga irisan jamur kancing sebagai pelengkap. Semua berpadu enak dalam balutan minyak mie ayam yang gurih.
![]() |
Mengenai kaldu, karena dibuat hanya dengan perasa jamur, cita rasa gurihnya tak terlalu kuat. Bahkan cenderung hambar. Tetapi menu ini bisa dicicip bagi mereka yang sedang tak ingin menyantap nasi.
Restoran Kehidupan tak hanya menyajikan menu vegetarian. Di bagian depan, terpampang banyak layar TV yang memutar video tentang beragam manfaat menjadi vegetarian. Termasuk informasi tokoh-tokoh dunia yang merupakan penganut vegetarian.
Pengunjung restoran juga bisa membeli menu andalan berupa sate di Kehidupan. Sate dijual beku dalam kemasan berisi 10, 100, dan 1000 tusuk. Tak ketinggalan camilan rumput laut yang mirip keripik untuk dijadikan oleh-oleh.
Kalau mau santap berbeda saat di Bandung, tak ada salahnya mampir ke sini. Deretan menu vegetarian yang menyehatkan terasa enak dengan harga murah meriah. Yuk, coba!
Kehidupan Tidak Pernah Berakhir
Jalan Pajajaran No 63, Kelurahan Pasir Kaliki, Kecamatan Cicendo, Bandung
Telepon : (022) 4205445
Jam buka: 06.00-22.00 WIB
(adr/odi)