Tak banyak hotel berbintang punya restoran khusus Bali. Kalau tak biasa menyantap makanan Bali, Anda bisa singgah di Paon Bali yang ada di Hilton Resort, Nusa Dua, Bali.
Sentuhan lokal khas Bali tampak dari patung sepasang penari berpayung di pintu masuk. Ada area santap di dalam dan ada pula di luar. Kami memilih duduk tak jauh dari dapur semi terbuka yang ada di ujung kanan restoran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Tentu saja kami ingin mengintip dan mengendus aroma wangi masakan dari dapur ini. Di sudut dapur di pasar tungku tanah liat dengan api kayu bakar. Biasanya area ini dipakai buat sajian buffet.
Segelas es jahe lemon menyejukkan tenggorokan karena udara yang lumayan panas. Di buku menu hampir semua jenis hidangan Bali ada. Mulai dari beragam satai, ayam dan bebek goreng, jukut dan lawar serta aneka olahan seafood.
Santap siang kami buka dengan Sate Lilit Ikan (Rp.100.000), Lawar Kacang Panjang (Rp.65.000) Jejeruk Siap (Rp. 65.000). Sate lilitnya berwarna cokelat pucat dengan aroma wangi daun jeruk.
![]() |
Luarnya renyah dan bagian dalamnya basah. Sama sekali tak manis seperti umumnya sate lilit sehingga terasa pedas segar bumbunya. Disajikan dengan sambal matah, sambal kukus, potongan lontong dan acar mentimun.
O,ya paling pas menikmati pakai tangan. Sedikit cocolan sambal matah membuat sate lilit makin enak. Lontong dan acar kurang pas untuk sate ini makanya tak kami sentuh.
Jejeruk siapnya terasa unik. Suwiran daging ayam diaduk dengan serutan kasar kelapa bakar, bawang goreng dan sedikit sambal. Dikucuri air jeruk nipis rasanya makin unik. Renyah gurih, sedikit asam dan pedas.
Lawar kacang panjangnya renyah dengan selingan kelapa parut dan bumbu dan bawang yang renyah. Kedua sajian ini pas buat pengantar menikmati santapan utama.
![]() |
Nasi yang hangat pulen menemani kami menyantap Ikan Bakar Bali (Rp. 145.000) dan Bebek Goreng (Rp. 170.000). Ikan kakap merah utuh berukuran sedang kecokelatan dengan balutan bumbu.
Bumbu dioles kemudian dibakar sehingga meresap ke dalam daging ikan. Sambal matah, sambal kukus dan sambal embe serta kangkung rebus jadi pelengkap kedua hidangan utama ini.
Irisan cabe rawit merah yang kami minta dari chef membuat sambal embe makin menyengat sedap. Tentu jadi enak disuap dengan tangan dengan kangkung sawah yang crunchy.
Bebek goreng gaya Bali disajikan setengah ekor dengan lapisan tepung beras. Gurih renyah dengan bumbu bawang yang meresap. Yang satu ini makin asyik dimakan dengan sambal matah.
Makan dengan tangan membuat kami agak lupa diri. Selain lebih nikmat. Semua sambal kami tuntaskan demikian juga nasi. Meskipun dalam tingkat pedas moderat, sajian khas Bali ini tetap membawa unsur autentiknya. Terutama pada bumbu dan rempah.
![]() |
Meredam sengatan cabe di mulut kami mencicipi Es Mambo Tape Ketan Hitam, Rujak dan Jeruk Nipis (Rp. 20.000). Semuanya dibuat sendiri dan cepat leleh sehingga harus segera tuntas. Semangkuk bubur ijin yang dilengkapi denga sagu mutiara, irisan mangga dan kucuran santan benar-benar menutup makan siang kami. Lembut legit ketan hitam dan gurih santan menyapu habis jejak peda gurih di mulut.
Kalau mampir ke sini memang sebaiknya berempat atau lebih. Pilih makan di area belakang dekat dapur. Semilir angin dari luar dan aroma bumbu dari dapur akan memberi kenikmatan seperti makan di rumah.
Paon Bali Restaurant & Bar Hilton Resort
Jalan Raya Nusa Dua Selatan Bali
Telpon: 0361-773377
Jam Buka : Hari biasa: 12.00 - 18.00 (lunch), 18.00 - 22.00 (dinner) Akhir pekan : 10.00 - 01.00
(odi/odi)