×
Ad

5 Kebiasaan Makan Ini Diam-Diam Merusak Lambung, Batasi Konsumsinya

Sonia Basoni - detikFood
Kamis, 18 Des 2025 11:30 WIB
Foto: Getty Images/iStockphoto/10255185_880
Jakarta -

Makanan pedas dan gurih sejak lama menjadi bagian tak terpisahkan dari berbagai tradisi kuliner, termasuk di Indonesia. Ternyata makanan ini tak selalu sehat.

Cita rasa hidangan yang kuat dan sensasi pedas kerap membuatnya lebih menggugah selera. Namun di balik kelezataannya, muncul kekhawatiran mengenai dampak konsumsi makanan tertentu terhadap kesehatan lambung.

Sejumlah ahli menilai bahwa pola makan yang tidak seimbang, termasuk kebiasaan mengonsumsi makanan pedas secara berlebihan, berpotensi menimbulkan gangguan pada saluran pencernaan.

Karena itu penting untuk memahami jenis makanan dan kebiasaan makan yang berisiko untuk menjaga kesehatan lambung serta mencegah masalah serius di kemudian hari.

Dilansir dari Hindustan Times (16/12/2025), berikut 5 makanan yang konsumsinya berpotensi merusak lambung.

1. Makanan Pedas dan Asinan

makanan pedas. Foto: Getty Images/ROHE Creative Studio

Makanan pedas dan asinan kerap menjadi bagian dari kebiasaan makan di banyak negara, termasuk di Indonesia. Meski bumbu dan rempah dikenal memiliki manfaat kesehatan, konsumsi makanan pedas berlebihan dapat memicu iritasi lambung.

Dokter spesialis gastroenterologi Fortis Hospital Mumbai, Dr Vipulroy Rathod, menjelaskan bahwa iritasi lambung yang terjadi secara terus-menerus dapat memicu perubahan sel normal pada dinding lambung.

"Dalam jangka panjang, kondisi ini berpotensi meningkatkan risiko kanker lambung," ujarnya. Selain itu, makanan asinan umumnya mengandung garam dan minyak tinggi yang dapat mengganggu keseimbangan asam lambung serta mengikis lapisan pelindung lambung.

Studi dalam jurnal Nutrients turut menunjukkan konsumsi jangka panjang makanan pedas dan asinan berkaitan dengan peningkatan risiko kanker lambung.

2. Konsumsi Garam Berlebihan

garam Foto: Getty Images/Rawf8

Garam merupakan komponen penting dalam masakan agar tidak terasa hambar, namun asupan garam berlebihan dapat berdampak buruk bagi kesehatan lambung. Menurut Dr Vipulroy Rathod, konsumsi garam tinggi dapat melemahkan lapisan mukosa lambung sehingga lebih rentan terhadap infeksi.

Salah satu infeksi yang berbahaya adalah bakteri Helicobacter pylori, yang diketahui berperan dalam pembentukan tukak lambung dan kanker lambung.

"Kondisi lambung yang rusak akibat garam berlebih memudahkan bakteri ini berkembang," jelasnya. Tinjauan dalam Clinical Microbiology Reviews juga menunjukkan bahwa individu dengan tingkat infeksi H. pylori tinggi, memiliki risiko kanker lambung yang jauh lebih besar. Oleh karena itu, membatasi asupan garam harian menjadi langkah penting untuk menjaga kesehatan saluran cerna.

3. Makanan Diasap dan Dibakar

Makanan Diasap dan Dibakar. Foto: Site News/Reuters

Teknik memasak dengan metode pengasapan dan pembakaran sering digunakan untuk menghasilkan cita rasa khas. Namun, metode masak ini berpotensi menghasilkan senyawa berbahaya. Dr Rathod menjelaskan bahwa proses pembakaran sebagian bahan organik dapat membentuk polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs), yaitu zat yang bersifat karsinogenik.

Penelitian dari National Cancer Institute menunjukkan hubungan kuat antara konsumsi makanan diasap atau dibakar dengan peningkatan risiko kanker, khususnya pada sistem pencernaan.

Meski sulit sepenuhnya menghindari teknik ini, masyarakat dianjurkan untuk membatasi konsumsinya dan memilih metode memasak yang lebih aman, seperti merebus, mengukus, atau memanggang dengan suhu terkendali untuk mengurangi paparan zat berbahaya.




(sob/adr)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork