Gangguan makan merupakan kondisi serius yang tidak boleh dianggap sepele karena dapat memengaruhi kesehatan fisik maupun mental seseorang. Kenali jenis-jenisnya berikut ini.
Meski gejalanya beragam, banyak di antara gangguan makan berkembang perlahan dan sering kali tidak disadari hingga menimbulkan dampak jangka panjang. Beberapa gangguan makan bahkan dapat mengancam keselamatan penderitanya bila tidak mendapatkan penanganan yang sesuai.
Kasus gangguan makan ini dapat dialami siapa saja, tanpa memandang usia maupun latar belakang. Untuk itu, memahami tanda-tanda awal dan risiko yang mungkin muncul menjadi langkah penting dalam pencegahan.
Dilansir daari Ukat (14/11/2025), berikut lima gangguan makan yang paling sering ditemui serta gejalanya.
1. Anoreksia
Anoreksia nervosa merupakan salah satu gangguan makan yang paling dikenal. Umumnya ditandai dengan pembatasan makanan secara ketat hingga menyebabkan penurunan berat badan yang ekstrem. Penderitanya kerap memiliki ketakutan berlebih terhadap kenaikan berat badan, bahkan ketika tubuh sudah berada di bawah batas sehat.
Kebanyakan penderitanya kerap melakukan diet ketat, olahraga berlebihan, atau cara lain untuk menurunkan berat badan secara ekstrem. Penyebab anoreksia belum diketahui secara pasti, tapi faktor genetik, hormonal, serta tekanan sosial terhadap standar tubuh kurus diduga turut memengaruhi.
Sebuah studi menunjukkan sekitar 8% penyandang gangguan makan mengalami anoreksia. Tanpa penanganan, kondisi ini dapat mengganggu fungsi organ dan mengancam jiwa.
2. Binge Eating Disorder (BED)
Binge Eating Disorder (BED) ditandai dengan konsumsi makanan dalam jumlah sangat banyak dalam waktu singkat disertai rasa kehilangan kontrol.
Penderita gangguan makan ini kerap diliputi rasa bersalah atau malu setelah menyantap makanan secara berlebihan, tapi mereka sulit untuk mengontrol dirinya ketika dihadapkan dengan makanan. BED merupakan salah satu gangguan makan yang paling sering ditemui. Prevalensinya sekitar 22% dari seluruh kasus gangguan makan.
Kondisi ini dapat menyebabkan kenaikan berat badan drastis dan meningkatkan risiko obesitas, diabetes, hipertensi, hingga penyakit jantung. Tanpa penanganan lebih lanjut, gangguan makan BED dapat berkembang menjadi gangguan kesehatan serius yang memengaruhi kualitas hidup penderitanya.
3. Bulimia
Gangguan makan Bulimia Nervosa terlihat mirip seperti gangguan makan BED, tapi dibedakan oleh adanya perilaku untuk mencegah makanan tersebut ada di dalam tubuh setelah penderitanya mengonsumsi makanan.
Perilaku tersebut meliputi muntah secara sengaja, penggunaan laksatif atau diuretik, puasa ekstrem, hingga olahraga berlebihan. Sekitar 19% penyandang gangguan makan memenuhi kriteria bulimia.
Gangguan ini berpotensi menyebabkan tubuh kekurangan nutrisi, kerusakan gigi, iritasi kerongkongan, gangguan elektrolit, hingga kondisi yang mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan cepat.
(sob/adr)