Di media sosial (medsos) ramai disebut makan nasi beku lebih praktis dan menyehatkan. Namun, benarkah makan nasi beku selalu jadi pilihan yang lebih baik dibanding nasi hangat biasa?
Banyak tips seputar makan sehat beredar di medsos, termasuk soal pilihan nasi. Disebutkan kalau stok nasi beku lebih praktis dan mengonsumsinya termasuk lebih sehat karena tak akan memicu lonjakan gula darah.
Menanggapi hal ini, dr. Dion Haryadi melalui akun Instagram @dionharyadi (9/11), memberikan pandangannya. Ia mengatakan nasi sejatinya mengandung 2 jenis pati yaitu pati mudah serap dan pati resisten.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah, proses mendinginkan nasi dapat meningkatkan kandungan dari pati resistennya. Ini nggak cuma di nasi putih ya, ada juga penelitian pada roti yang menghasilkan respons yang sama. Semakin tinggi pati resistennya, maka semakin lambat juga lonjakan gula darah saat kita konsumsi," kata dr. Dion.
Hal itu lantaran pati tidak bisa dicerna oleh tubuh. Proses ini juga sudah pernah diteliti di Universitas Indonesia. "Untuk nasi yang sudah dibekukan lalu dipanaskan ulang, memang memberikan respons glikemik yang lebih rendah," lanjut dr. Dion.
Walaupun begitu, sebenarnya peningkatan pati resisten pada nasi yang dibekukan, tidak terlalu banyak. Jumlahnya hanya dari 0,6 gram per 100 gram menjadi 1,6 gram per 100 gram.
Sayangnya dalam penelitian tersebut tidak dicari lebih lanjut kandungan kalori dan karbohidrat pada nasi dingin. Namun jika melihat dari data yang ada, agaknya perubahan itu tidak banyak.
Nasi beku bisa jadi pilihan praktis, tapi tak berarti lebih menyehatkan dibanding nasi hangat biasa. Foto: Getty Images/iStockphoto/jreika |
dr. Dion mengatakan sering jadi misinformasi bahwa nasi putih yang didinginkan itu bisa memiliki kandungan kalori yang jauh lebih rendah. "Padahal ya sebenarnya nggak. Jumlah kalorinya itu nggak beda jauh dan tetap harus dikonsumsi secukupnya," ujar dr. Dion.
Dalam beberapa video juga diklaim kalau nasi beku bisa memiliki kandungan kalori 50-60% lebih rendah dibanding nasi hangat biasa. "Kalau begitu, orang-orang bisa saja makan sampai 2 kali lipat lebih banyak, padahal nasi putih hangat juga sebenarnya sama sehatnya kok," kata dr. Dion.
Kuncinya adalah mengonsumsi nasi dengan lauk pauk yang lengkap dan bergizi seimbang. Konsumsinya tidak akan meningkatkan respons gula darah secara berlebihan.
dr. Dion menambahkan, "Kalau yang di penelitian, mereka (partisipan) biasanya cuma makan nasi putih saja. Nah, kalau kita, siapa di sini yang cuma makan nasi putih saja? Kan pasti sama sayuran dan lauk pauk. Dan itu semua akan menurunkan indeks glikemiknya."
Jadi, jika kamu nyaman makan nasi beku karena merasa lebih praktis dan mudah, maka bisa dilakukan. "Nggak lebih sehat, tapi bisa mempermudah hidupmu, yaudah lanjutkan, silakan," jelas dr. Dion.
Mereka yang suka makan nasi hangat atau nasi baru matang pun tidak masalah. Menurutnya, ini semua kembali lagi kepada pola makan secara keseluruhan. Nasi putih tetap harus dikonsumsi secukupnya.
(adr/adr)


KIRIM RESEP
KIRIM PENGALAMAN