Jangan Sembarangan Makan Terlau Cepat! Ini Risiko yang Bisa Muncul

Jangan Sembarangan Makan Terlau Cepat! Ini Risiko yang Bisa Muncul

Diah Afrilian - detikFood
Rabu, 05 Nov 2025 11:00 WIB
Ilustrasi makan cepat saji
Foto: Getty Images/Doucefleur
Jakarta -

Merasa memiliki waktu yang terbatas, banyak orang makan dengan tergesa-gesa. Tanpa disadari, kebiasaan ini justru berbahaya untuk kesehatan.

Dalam kesibukan sehari-hari, banyak orang terbiasa makan tergesa-gesa. Entah karena waktu istirahat yang singkat, pekerjaan menumpuk, atau sekadar terburu-buru mengejar aktivitas lain.

Namun di balik kebiasaan sederhana itu, ada dampak besar yang mungkin tidak disadari. Dilansir dari BBC Food, makan terlalu cepat ternyata dapat mengganggu sistem pencernaan dan berdampak negatif terhadap kesehatan tubuh secara keseluruhan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini lantaran ketika seseorang makan dalam tempo tinggi, tubuh tidak diberi kesempatan untuk merespons makanan yang masuk. Padahal, otak membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk menerima sinyal dari perut bahwa kita sudah kenyang.

ADVERTISEMENT
Asian man using kitchen tongs grilling beef and bacon on grill plate. Eating Korean Barbecue buffet in the restaurant.Makan dengan tempo terlalu cepat ternyata punya efek samping untuk tubuh. Foto: Getty Images/Zephyr18

Akibatnya, orang yang makan terlalu cepat cenderung mengonsumsi lebih banyak makanan dari yang sebenarnya dibutuhkan. Tanpa disadari, hal ini bisa memicu kenaikan berat badan dan meningkatkan risiko obesitas.

Selain itu, makan tanpa benar-benar mengunyah makanan dengan baik juga berdampak pada proses pencernaan. Makanan yang tidak hancur sempurna di mulut membuat kerja lambung menjadi lebih berat.

Efek sampingnya berupa rasa tidak nyaman, kembung, bahkan nyeri di ulu hati. Beberapa ahli juga menjelaskan mengunyah terlalu cepat dapat membuat udara ikut tertelan, sehingga menimbulkan rasa begah dan gangguan pada saluran pencernaan.

Penelitian ahli juga menemukan hubungan antara makan cepat dengan meningkatnya risiko sindrom metabolik, yaitu sekumpulan kondisi yang meliputi tekanan darah tinggi, kadar gula darah yang tidak stabil, serta peningkatan kadar kolesterol jahat. Semua faktor ini berkaitan dengan gaya makan yang tidak memberi waktu tubuh untuk menyesuaikan diri dengan asupan yang diterima.

makan nasiDikhawatirkan ada beberapa risiko kesehatan yang dipicu oleh makan terlalu cepat. Foto: thinkstock

Makan dengan cepat juga bisa menurunkan kualitas penyerapan nutrisi. Saat proses mengunyah diabaikan, air liur yang seharusnya membantu memecah karbohidrat dan lemak tidak bekerja optimal. Akibatnya, tubuh tidak mendapat manfaat penuh dari makanan yang dikonsumsi.

Hal ini berbanding terbalik dengan kebiasaan makan perlahan, yang memberi kesempatan tubuh untuk mencerna dan menyerap nutrisi secara maksimal. Dalam budaya modern yang serba cepat, makan sering kali dianggap sebagai aktivitas yang harus diselesaikan secepat mungkin.

Padahal, makan bukan sekadar rutinitas untuk mengisi perut, melainkan bagian penting dari cara tubuh menjaga keseimbangan. Dengan makan perlahan, kita memberi waktu bagi tubuh untuk mengenali rasa kenyang, menikmati cita rasa makanan, dan menurunkan stres.

Untuk mulai mengubah kebiasaan, sebenarnya tidak perlu langkah besar. Cukup dengan menyadari setiap suapan, mengunyah lebih lama, dan memberi jeda di antara gigitan. Duduk tenang tanpa gangguan ponsel atau televisi juga membantu menjaga fokus saat makan.




(dfl/adr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads