Stop Percaya! 5 Mitos yang Bikin Pola Makan Jadi Keliru

Stop Percaya! 5 Mitos yang Bikin Pola Makan Jadi Keliru

Riska Fitria - detikFood
Senin, 15 Sep 2025 10:00 WIB
Ilustrasi air lemon
Foto: Getty Images/iStockphoto/AlexPro9500
Jakarta -

Banyak mitos makanan beredar dan dipercaya tanpa bukti ilmiah. Padahal, tidak semua informasi diet benar sepenuhnya. Ini fakta sebenarnya!

Gluten atau pati, lemak, hingga buah sering disalahpahami dalam dunia diet. Beberapa orang bahkan rela menghindarinya meski tubuh tetap membutuhkannya.

Tren sehat kadang membuat orang mengikuti klaim populer tanpa cek fakta. Hal ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan jika dilakukan berlebihan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari Food and Home (8/9) berikut 5 mitos makanan dan kesehatan yang tidak usah dipercaya lagi:

1. Diet bebas gluten lebih sehat

Makanan yang harus dihindari dan dikonsumsi bagi para penderian intoleransi gluten.Roti merupakan salah satu makanan yang mengandung gluten. Foto: Getty Images

Banyak orang yang menganggap makanan yang bebas gluten lebih sehat. Padahal, hal ini tidak berlaku bagi semua orang.

Kecuali kamu memiliki celiac atau intoleransi, gluten tidak berbahaya bagi tubuh. Faktanya, banyak makanan bebas gluten yang tinggi gula dan tidak secara otomatis lebih rendah kalori atau karbohidrat.

ADVERTISEMENT

Gluten adalah campuran protein secara alami yang ditemukan pada gandum dan barley atau jelai. Biasanya gluten berfungsi sebagai pengikat dan memberikan tekstur kenyal dan elastis pada makanan, seperti roti dan pasta.

2. Semua lemak harus dihindari

Lemak sering jadi musuh saat diet. Lemak dianggap dapat menambah kalori yang berakhir pada penambahan berat badan. Faktanya, tidak semua lemak demikian.

Sebenarnya tubuh membutuhkan lemak untuk menyerap vitamin A, D, E, dan K. Selain itu, juga dapat meningkatkan fungsi otak. Kuncinya adalah memilih jenis lemak sehat.

Lemak sehat terdapat dalam kandungan alpukat, minyak zaitun, kacang-kacangan, dan ikan berminyak. Lemak sehat dapat meningkatkan fungsi jantung.

3. Air lemon melunturkan lemak

Ilustrasi air lemonIlustrasi air lemon Foto: Getty Images/iStockphoto/JulijaDmitrijeva

Air hangat dengan lemon sering diklaim bantu turunkan berat badan. Faktanya, klaim ini tidak terbukti. Tidak ada riset kuat yang menunjukkan lemon bisa membakar lemak tubuh.

Namun, rutin minum air lemon di pagi hari, khususnya setelah bangun tidur tetap memiliki manfaat kesehatan. Salah satunya untuk menghidrasi tubuh sebelum sarapan.

Intinya, air lemon tetap bermanfaat, tetapi bukan untuk melunturkan lemak.

4. Susu mentah lebih bergizi

Ada anggapan susu mentah lebih alami dan kaya nutrisi daripada susu pasteurisasi. Susu pasteurisasi adalah susu yang telah dipanaskan dalam suhu dan durasi tertentu.

Banyak yang khawatir tentang proses pasteurisasi dapat menghilangkan nutrisi pada susu. Faktanya justru berbalik.

Proses pasteurisasi bermanfaat untuk menghilangkan kuman, sehingga lebih aman dikonsumsi, dan memperpanjang masa simpannya dibandingkan susu mentah.

5. Buah mengandung banyak gula

Woman eating fresh rainbow colored salad. Multicolored fruits and vegetables background. Healthy eating and dieting concept. High resolution 42Mp studio digital capture taken with SONY A7rII and Zeiss Batis 40mm F2.0 CF lensIlustrasi buah-buahan. Foto: Getty Images/fcafotodigital

Sebagian orang menghindari buah karena dianggap tinggi gula. Padahal gula yang terkandung pada buah merupakan alami.

Gula alami tersebut juga dipadukan dengan nutrisi penting, seperti serat, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan tubuh.

Para ahli gizi menganjurkan untuk rutin mengonsumsi buah, tetapi harus tetap memperhatikan porsinya.

Halaman 2 dari 2
(raf/adr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads