Disebut WHO Bisa Memicu Kematian, Ini 5 Bahaya Konsumsi Garam Berlebihan

Disebut WHO Bisa Memicu Kematian, Ini 5 Bahaya Konsumsi Garam Berlebihan

Diah Afrilian - detikFood
Sabtu, 20 Jan 2024 07:00 WIB
Disebut WHO Bisa Memicu Kematian, Ini 5 Bahaya Konsumsi Garam Berlebihan
Foto: Getty Images/iStockphoto/Ivan-balvan
Jakarta -

Konsumsi garam ternyata tidak selamanya berdampak baik. WHO menyebut ada beberapa bahaya yang menyebabkan garam menjadi asupan berbahaya untuk kesehatan.

Frasa bagai sayur tanpa garam seolah menggambarkan betapa pentingnya bumbu masak tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Sumber rasa asin yang seringkali ditambahkan ke dalam makanan dinilai sebagai kunci untuk mendapatkan hidangan yang enak.

Faktanya garam tidak selalu berdampak positif dan menguntungkan bagi manusia. Dibalik butiran garam yang kecil ada ancaman besar bagi kesehatan jika tidak dikonsumsi dengan bijak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan banyak ahli gizi yang telah memperingatkan tentang penggunaan garam dalam asupan makanan setiap harinya. World Health Organization (WHO) menyatakan garam sebagai asupan yang dapat memicu kematian. Ini alasannya.

Berikut 5 bahaya konsumsi garam berlebihan yang dikhawatirkan WHO menurut Times of India:

Disebut WHO Bisa Memicu Kematian, Ini 5 Bahaya Konsumsi Garam BerlebihanEndapan sisa garam di dalam tubuh menjadi salah satu penyebab yang berbahaya. Foto: Getty Images/iStockphoto/Ivan-balvan

1. Bahaya endapan garam

Ketika mengonsumsi garam, WHO menilai bahaya terbesarnya ada pada endapan garam yang tertinggal di dalam tubuh. Efek penumpukan garam di dalam tubuh begitu negatif dan berbahaya untuk kesehatan.

ADVERTISEMENT

Beberapa penyakit dapat dipicu melalui peningkatan kadar garam di dalam tubuh. misalnya tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskuler, kanker perut, obesitas, osteoporosis hingga gangguan pada ginjal.

"Kami mengestimasikan sebanyak 1,89 juta kematian di dunia disebabkan oleh konsumsi garam yang terlalu banyak," ujar juru bicara WHO.

2. Dampak pada tekanan darah

Kandungan sodium yang ada di dalam garam memiliki peran penting untuk menyeimbangkan cairan dan mengalirkannya ke seluruh tubuh. Ketika masuk terlalu banyak, garam dapat memicu kenaikan tekanan darah dengan cepat.

Efek jangka panjangnya risiko penyakit jantung dan stroke akan meningkat juga. Asupan garam yang terlalu tinggi dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang menjadi alasan tekanan darah akan meningkat.

Selain itu garam juga mempengaruhi hormon di dalam tubuh yang bekerja untuk menyeimbangkan tekanan darah dan cairan. Efek fatal lain yang dapat terjadi adalah kerusakan arteri yang dapat memicu risiko aterosklerosis.

Bahaya konsumsi garam lainnya ada di halaman berikutnya.

3. Batas harian konsumsi garam dari WHO

Walaupun sampai disebut dapat memicu kematian tetapi garam masih boleh dikonsumsi. Hanya saja ada rekomendasi batasan aman untuk menambahkan garam ke dalam makanan.

Untuk orang dewasa, WHO menganjurkan kurang dari 2000 miligram per hari atau setara dengan 5 gram per hari. Sementara untuk anak-anak dengan usia 2-15 tahun dianjurkan asupannya menyesuaikan dengan kebutuhan tubuh dan aktivitas fisik.

Untuk anak berusia 0-6 bulan sama sekali tidak dianjurkan untuk konsumsi sodium karena seharusnya hanya mengonsumsi ASI seutuhnya. Tetapi asupan garamnya dari ibu yang harus tetap diperhatikan.

4. Tips mengurangi asupan garam

Disebut WHO Bisa Memicu Kematian, Ini 5 Bahaya Konsumsi Garam BerlebihanSecara perlahan asupan garam perlu dikendalikan dan dikurangi. Foto: Getty Images/iStockphoto/Ivan-balvan

Ada baiknya untuk mengupayakan pengurangan asupan garam secara perlahan. Tujuannya untuk mendapatkan tubuh yang lebih sehat dan organ vital yang selalu terjaga kesehatannya.

WHO merekomendasikan untuk mulai memilah-milih makanan. Hindari makanan-makanan tinggi garam atau makanan kemasan dan pilih makan segar yang alami.

Misalnya mengganti camilan kemasan dengan buah-buahan segar. Ada juga cara lain dengan memilih makanan rendah garam yang dapat diidentifikasi pada label kemasan dengan takaran sodium tidak lebih 120 miligram atau 100 gram.

5. Alternatif pengganti garam

Mengurangi dan membatasi asupan garam bukan berarti harus menikmati makanan yang hambar saja. Ada banyak bumbu lain yang dapat menggantikan garam untuk memberikan rasa pada makanan.

Rempah-rempah dan herbal segar juga tak kalah untuk menyedapkan makanan. Bawang putih dan jahe contohnya. Kedua bahan ini dapat memberikan rasa gurih yang alami.

Sementara tomat dan jamur juga bisa ditambahkan untuk menghadirkan rasa umami yang alami. Mengganti garam dengan bumbu dan rempah segar juga disebut dapat membuat orang-orang lebih kreatif dalam memasak.

Halaman 2 dari 2
(dfl/odi)

Hide Ads