Minyak membuat masakan matang dan menjadi renyah. Namun, hati-hati penggunaan kurang tepat justru membahayakan kesehatan seperti bahaya penggunaan 5 jenis minyak ini.
Sebagian besar orang masih mengandalkan penggunaan minyak pada masakan. Minyak dianggap sebagai bahan penting dalam mematangkan makanan. Terlebih, jika ingin hasil makanan menjadi renyah, maka diperlukan minyak cukup banyak untuk bisa merendam seluruh masakan.
Minyak yang digunakan oleh banyak orang pun berbeda-beda. Sebagian besar menggunakan minyak berbahan kelapa sawit. Namun, banyak juga mereka beralih ke penggunaan minyak yang dianggap lebih baik dan sehat, seperti minyak Zaitun dan minyak kanola.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya, penggunaan minyak tersebut tidak menjamin lebih aman atau tidak. Sebab, alternatif minyak lain juga bisa membahayakan kesehatan tubuh, bahkan lebih parah jika tidak digunakan dengan benar.
Oleh karena itu, perlu diperhatikan penggunaan minyak sehari-hari. Jangan sampai menggunakan 5 minyak ini terlalu berlebihan, karena bisa berbahaya. Merangkum Times of India (23/10), berikut daftarnya.
1. Minyak kelapa sawit
![]() |
Minyak kelapa sawit atau sering disebut dengan minyak goreng merupakan jenis yang paling sering digunakan untuk memasak. Terlebih, digunakan oleh masyarakat Indonesia yang memang memiliki budaya mengonsumsi makanan olahan yang digoreng.
Minyak sawit dianggap sebagai pilihan tepat karena bisa ditemukan dengan mudah dimana saja. Minyak ini juga dijual dengan harga yang terjangkau.
Minyak sawit memudahkan proses penggorengan karena komposisi asam lemak tak jenuh yang cenderung dapat teroksidasi dengan mudah. Menurut agro.kemenperin.go.id, minyak sawit memiliki rasio seimbang antara asam lemak jenuh dan tak jenuhnya.
Karenanya, ketika makanan digoreng dengan minyak ini, mereka tidak akan langsung gosong. Pasalnya minyak tidak cepat teroksidasi pada saat penggorengan. Hasil masakannya pun punya rasa dan tekstur yang enak.
Terlepas dari keunggulan tersebut, penggunaannya perlu diperhatikan dengan serius. Minyak ini mengandung lemak jenuh, yang jika dikonsumsi secara berlebihan, bisa berkontribusi pada penyakit jantung.
Para ahli juga memperingati penggunaan minyak sawit terlalu berlebihan karena dampak kesehatannya. Minyak ini mengandung racun yang dapat menyebabkan kanker dan merusak kromosom hingga organ tubuh.
2. Minyak jagung
![]() |
Karena anggapan minyak sawit berbahaya, sehingga banyak orang beralih ke jenis minyak lain. Salah satunya minyak jagung.
Jenis minyak ini mengandung lemak dan vitamin E yang bermanfaat sebagai antioksidan dan anti-inflamasi. MInyak jagung dianggap lebih baik karena kaya fitosterol yang dapat menghambat penyerapan kolesterol dalam tubuh.
Menggunakan minyak jagung dalam masakan juga dapat menurunkan risiko serangan jantung.
Sayangnya, minyak jagung tinggi kandungan asam lemak omega-6. Jika dikonsumsi berlebihan bisa menyebabkan peradangan. Mengonsumsi minyak jagung berlebihan juga dapat menyebabkan berbagai kondisi, mulai dari obesitas, gangguan fungsi otak, deprersi, hingga penyakit jantung, lapor halodoc.com.
3. Minyak kedelai
![]() |
Minyak nabati lainnya yang kerap menjadi pengganti adalah minyak kedelai. Minyak ini dibuat menggunakan ekstrak kacang kedelai. Kacang yang telah dipisahkan dari sekamnya, kemudian dihaluskan, dan dipisahkan dari kandungan minyaknya.
Minyak ini akan melewati proses penyulingan dan pemurnian sehingga hasilnya bening dan lebih aman digunakan.
Penggunaan minyak kedelai dikenal lebih baik dalam menjaga nutrisi pada masakan. Minyak ini juga bisa mencegah penyakit kronis.
Namun, minyak kedelai merupakan bahan lain yang mengandung asam lemak omega-6. Jika dikonsumsi berlebihan, bisa menyebabkan sejumlah penyakit kronis.
Lebih baik memilih produk kedelai yang belum diolah. Gunakan juga minyak kedelai secukupnya.
4. Minyak kanola
![]() |
Di supermarket pun tersedia minyak kanola yang biasa dipilih sebagai pengganti minyak sawit. Namun, apakah minyak ini lebih sehat?
Minyak kanola berasal dari biji tanaman kanola. Minyak ini kaya akan kandungan asam lemak tak jenuh ganda. Nutrisi tersebut memberikan banyak manfaat kesehatan, termasuk pada otak.
Namun, ada sejumlah hal yang membuat minyak ini menjadi tidak menyehatkan. Dr Rohini Patil, MBBS, mengungkap, "Meskipun dianggap sebagai pilihan yang lebih sehat dibandingkan minyak goreng lainnya, minyak kanola tetap harus dipilih dengan hati-hati. Ini mengandung campuran asam lemak omega-3 dan omega-6."
Kandungan lemak omega-3 dan omega-6 dapat meningkatkan peradangan jika dikonsumsi berlebihan. Minyak kanola juga memberikan dampak buruk pada memori.
Menurut penelitian dari lipids in Health and Disease yang diunggah halodoc.com, minyak ini juga tidak baik bagi kesehatan jantung karena menyebabkan penurunan antioksidan dan meningkatkan kadar kolesterol LDL atau kolesterol jahat.
Dr Rohini menyarankan, jika masih ingin menggunakan minyak kanola sebaiknya mencari variasi yang tidak dimodifikasi secara genetik.
5. Minyak zaitun
Minyak zaitun juga dianggap sebagai minyak sehat. Banyak pelaku diet menggunakan minyak ini untuk mengolah masakannya. Mulai dari menumis hidangan, hingga digunakan sebagai bumbu pada salad.
Minyak zaitun dikenal memiliki asam lemak bermanfaat. Minyak ini juga mengandung vitamin E. vitamin K, dan antioksidan tinggi. Antioksidan ini secara aktif dapat mengurangi risiko penyakit berbahaya.
Terlepas dari kandungannya, minyak ini juga bisa berbahaya bagi kesehatan. Minyak zaitun memiliki titik asap rendah dibandingkan minyak lainnya sehingga tidak cocok untuk memasak makanan dengan api besar.
Untuk menjaga nilai gizinya, mencegah pelepasan senyawa berbahaya dan mengurangi risiko yang merusak kesehatan, minyak zaitun paling cocok dijadikan dressing salad saja. Minyak ini tidak cocok dijadikan minyak untuk menggoreng.
Simak Video "Video Ayam Goreng Widuran Pakai Minyak Babi, Walkot Solo Tutup Sementara Resto"
[Gambas:Video 20detik]
(aqr/adr)