7 Alasan Ilmiah Mengapa Tidak Dianjurkan Makan Daging Babi

7 Alasan Ilmiah Mengapa Tidak Dianjurkan Makan Daging Babi

Tim detikFood - detikFood
Sabtu, 07 Okt 2023 11:00 WIB
Jakarta -

Selain karena isu agama, daging babi disarankan untuk tidak dikonsumsi karena bisa mengganggu kesehatan. Hal ini bahkan didukung oleh penjelasan ilmiah.

Daging babi merupakan jenis daging yang populer untuk dikonsumsi setelah daging sapi dan ayam. Meskipun di Indonesia sendiri, mengonsumsi daging babi masih dianggap tabu.

Hal tersebut lantaran isu agama yang tidak memperbolehkan untuk mengonsumsinya. Di samping itu, ada penjelasan secara ilmiah mengapa tidak disarankan makan daging babi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari Medium (08/10/23) berikut 7 alasan tersebut.

1. Kebiasaan Makan yang Buruk

Bagian daging babi terenakBabi dikenal suka mengonsumsi kotorannya sendiri dan juga kotoran hewan lain. Foto: Shutterstock

Babi dikenal suka mengonsumsi kotorannya sendiri dan juga kotoran hewan lain. Ini artinya mereka mengonsumsi racun yang seharusnya dikeluarkan.

ADVERTISEMENT

Tak hanya itu, babi juga kerap memakan bangkai dan sisa makanan. Tentu ini sangat berbahaya, sebab bisa mengandung belatung, parasit, mikroba, dan bakteri pembawa penyakit.

2. Sistem Pencernaan Buruk

Dengan kebiasaan makan yang buruk membuat sistem pencernaan pada babi tidak cukup kompleks untuk mengeluarkan semua racun yang dikonsumsinya.

Akibatnya, banyak racun yang tertinggal di tubuhnya dan disimpan sebagai jaringan lemak. Artinya, ketika manusia mengonsumsi daging babi mungkin juga mengonsumsi racun tersebut.

3. Kelenjar Keringat Buruk

daging babiBabi memiliki sangat sedikit kelenjar keringat yang berfungsi. Foto: Shutterstock/Getty Images

Babi memiliki sangat sedikit kelenjar keringat yang berfungsi. Ini artinya mereka tidak mampu mengeluarkan keringat dan membuang racun.

Berbeda dengan sapi dan hewan lainnya yang memiliki banyak kelenjar keringat yang berfungsi, sehingga mereka bisa mengeluarkan racun yang tersisa di daging mereka.

4. Menyebabkan Risiko Kanker

Mengonsumsi daging babi bisa meningkatkan risiko kanker, seperti yang disebutkan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) dan badan internasional untuk penelitian kanker.

Menurut mereka, setiap 50 gram daging olahan yang dikonsumsi seperti bacon, ham, dan sosis bisa meningkatkan risiko sebesar 18%.

5. Membahayakan Kandung Kemih

Bagian daging babi terenakSebuah penelitian yang diterbitkan oleh Pusat Kanker di Universitas Texas. Foto: Shutterstock

Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Pusat Kanker di Universitas Texas menemukan bahwa mengonsumsi daging babi yang matang bisa meningkatkan risiko kanker kandung kemih.

Daging babi yang dimasak dengan suhu tinggi akan menghasilkan amina heterosiklik yang dapat menyebabkan kanker. Sehingga kemungkinan terkena kanker 50% lebih besar.

6. Menularkan Flu Babi

Pusat pengendalian dan pencegahan penyakit (CDC) mengungkap bahwa virus H1N1 dan H3N2 merupakan virus flu babi. Ini bisa dialami orang yang mengonsumsi daging babi.

Flu babi merupakan endemik pada populer babi di Amerika Serikat. Virus ini telah menyebabkan ratusan ribu kematian di seluruh dunia.

7. Membawa Parasit

5 Alasan Mengapa Daging Babi Tidak Dikonsumsi Jutaan Orang di DuniaSudah bukan rahasia lagi bahwa daging babi mengandung parasit berbahaya. Foto: Ilustrasi iStock

Sudah bukan rahasia lagi bahwa daging babi mengandung parasit berbahaya, termasuk acing nodular, cacing cambuk, cacing paru-paru, cacing perut, cacing ginjal, dan cacing gelang.

Parasit tersebut sulit mati bahkan ketika dimasak sekalipun. Jika dikonsumsi akan menyebabkan masalah kesehatan yang serius pada tubuh manusia.

Terlepas dari bahaya-bahaya yang disebutkan di atas terkait konsumsi daging babi, terdapat informasi lain yang juga bisa jadi pertimbangan:

1. Babi Tak Sepenuhnya Hewan Kotor

Babi dicap sebagai hewan kotor karena identik dengan kebiasaan makan kotoran dan suka 'mandi' dengan kotorannya. Namun, faktanya Animal Dome mencatat babi sebagai salah satu hewan terbersih di dunia.

Selain itu, kotoran juga bukan makanan babi. Hewan ini memiliki alasan mengapa mereka memakan kotorannya, yaitu ketika mereka tidak menemukan makanan lain di sekitarnya.

Mengingat babi merupakan hewan omnivora, atau artinya hewan yang makan apapun yang ada di sekitarnya. Selain itu, babi juga disebut tidak secara sengaja suka 'mandi' dengan kotorannya.

Mereka melakukan itu karena secara naluri mereka membuang kotoran di tempat yang berair atau berlumpur. Berbeda dengan babi yang diternak secara khusus.

Mereka diberi pakan dan tidak makan kotoran. Babi biasanya makan sayuran dan tumbuh-tumbuhan, seperti sayur kangkung, daun pisang, dan bayam.

Dikutip dari GDM (21/4/2022) drh. Karinadintha Marsya Rachman menyebut bahwa pakan babi itu bahkan bisa dicampur dengan dedak.

2. Cara Mengolah Daging Babi yang Aman

Daging babi aman dikonsumsi asalkan dimasak dengan cara yang tepat. Menurut USDA, daging babi harusnya dimasak hingga suhu internal minimum 145 derajat Fahrenheit atau sekitar 62 derajat Celsius.

Sementara itu daging babi giling harus dimasak hingga suhu 160 derajat Fahrenheit atau sekitar 71 derajat Celsius.

Demi keamanan dan kualitas, diamkan daging setidaknya selama tiga menit sebelum dikonsumsi.

Namun, karena alasan preferens pribadi, konsumen dapat memilih untuk memasak daging dengan suhu yang lebih tinggi, seperti yang dikutip dari USDA (23/03/23).

Meski begitu, waspadai juga konsumsi daging babi karena tingginya sodium dan lemak jenuh, terutama jika memiliki potongan daging babi yang berlemak atau berupa bacon, seperti dikutip dari WEBMD (15/09/22).

3. Flu Babi tidak Menular

Banyak yang beranggapan bahwa flu babi dapat menular lewat makanan. Namun, faktanya penyakit ini tidak menular melalui praktik konsumsi daging babi.

Hal tersebut telah dipastikan oleh Kementerian Kesehatan RI, seperti yang dikutip dari Halodoc (20/01/23). Menurut Kemenkes, virus ini tidak termasuk kategori penyakit zoonosis yang bisa menular dari hewan ke manusia.

Jadi kesimpulannya, produk babi tetap aman untuk dikonsumsi, asalkan dimasak dengan cara yang tepat.

Halaman 2 dari 2
(raf/odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads