Memilih makanan yang sehat melalui makanan kemasan terasa sulit jika tak mengetahui caranya. Agar tak keliru, beberapa tips ini bisa diterapkan saat belanja.
Untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari membeli berbagai bahan makanan perlu dilakukan. Sayangnya banyak bahan makanan ataupun makanan olahan kemasan yang dikhawatirkan tidak cukup sehat untuk dikonsumsi.
Kandungan vitamin dan nutrisi yang kalah dari berbagai bahan berbahaya menjadi fokus para pelanggan terutama ibu-ibu. Ternyata ada beberapa tips dari seorang ahli gizi, Revant Himatsingka asal India, untuk diterapkan ketika berbelanja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Membaca label bahan kemasan dapat membantu menentukan pilihan makanan yang tepat. Tips yang diberikan juga cukup mudah untuk diterapkan sehingga tidak akan merepotkan saat belanja di supermarket atau toko.
Baca juga: Tolak Masakan Adik Ipar, Wanita Ini Jijik Melihat Hidangannya
Berikut ini 5 tips belanja dengan melihat label kemasan menurut The Better India (18/8):
![]() |
1. Urutan berdasarkan komposisi
Tanpa banyak pertimbangan atau pengetahuan yang rumit, ada cara terbaik untuk melihat kandungan suatu bahan makanan. Caranya adalah dengan membaca urutan bahan pada label kemasan.
Bahan yang dituliskan paling awal pada label kemasan tandanya memiliki komposisi paling banyak. Biasanya 3-5 bahan paling awal memiliki berat yang mendominasi sebuah makanan kemasan.
Perhatikan bahan-bahan yang ditulis paling awal daripada harus lelah membaca seluruh bahan yang tertulis. "Misalnya jika membeli biskuit harusnya tiga bahan pertama adalah tepung gandum, minyak palem, dan gula," jelas Revant.
2. Pilih bahan paling sedikit
Walaupun produknya sama tetapi ada beberapa merek jual yang menggunakan sedikit campuran bahan makanan. Menurut Revant, produk yang hanya menggunakan sedikit bahan dapat terbilang lebih sehat dari yang lainnya.
Setidaknya pilih produk makanan dengan bahan yang tertulis pada label kemasan maksimal lima jenis. Semakin banyak bahan yang dituliskan maka semakin banyak juga campuran yang akan masuk ke dalam tubuh.
"Upayakan untuk menghindari makanan yang lebih dari lima bahan. Semakin jumlah bahannya meningkat maka proporsinya tidak akan sebanding dengan nutrisinya," ungkap Revant.
Tips lainnya ada di halaman berikutnya.
3. Hindari label bahan yang rumit
Sebagai awam tentunya sulit untuk memahami istilah bahan yang digunakan pada label kemasan. Tidak sedikit produk makanan yang akan menuliskan istilah yang rumit pada label kemasannya.
Misalnya untuk gula dan pemanis saja ada banyak istilah dan penamaan yang digunakan. Jika kamu menemukan produk dengan istilah rumit yang terlalu banyak sebaiknya hindari dan pilih produk alternatif lainnya.
Revant mengatakan bahwa istilah rumit pada label kemasan biasanya digunakan untuk menuliskan campuran bahan kimia atau bahan-bahan buatan. Pilih produk dengan komposisi bahan-bahan alami dengan bahasa sederhana seperti susu, kacang, kurma, dan sebagainya.
4. Perhatikan posisi "gula"
![]() |
Gula menjadi asupan yang paling berbahaya jika dikonsumsi terlalu banyak. Asupan gula yang berlebih ke dalam tubuh dapat memicu gangguan kesehatan hingga penyakit kronis yang ditimbulkan.
Seperti yang telah diungkapkan Revant pada tips pertama, hindari penulisan gula pada tiga bahan paling awal. Gula yang dituliskan di bagian depan daftar komposisi pada label kemasan tandanya ditambahkan dengan jumlah yang banyak.
Revant tidak segan-segan untuk menyebut produk tersebut sebagai produk yang hanya memasak gula. Pentingnya membatasi asupan gula dalam makanan kemasan karena banyak gula tersembunyi di dalamnya.
5. Pilih yang tanpa label
Sebagai ahli gizi sudah jelas Revant akan sangat memerhatikan asupan makanan yang masuk ke dalam tubuhnya. Ia mempercayai bahwa semakin alami sebuah produk makanan maka tidak akan membutuhkan label kemasan yang rumit.
Apalagi jika label kemasannya menuliskan bahan-bahan dengan sangat panjang. Ketika berbelanja bahan makanan, Revant akan cenderung memilih bahan makanan tanpa label yang dipercayainya lebih alami.
"Pokoknya semua bahan makanan yang memilih tidak menggunakan label justru lebih sehat. Contohnya seperti buah-buahan dan sayur yang dijual di supermarket. Semakin banyak klaim pada label kemasannya maka semakin banyak kebohongan," ujar Revant dengan tajam.
Baca juga: 5 Kafe Nyaman di Sekitar Stasiun Bogor, Ada yang Bisa Ditempuh Jalan Kaki!
(dfl/odi)