3. Hindari label bahan yang rumit
Sebagai awam tentunya sulit untuk memahami istilah bahan yang digunakan pada label kemasan. Tidak sedikit produk makanan yang akan menuliskan istilah yang rumit pada label kemasannya.
Misalnya untuk gula dan pemanis saja ada banyak istilah dan penamaan yang digunakan. Jika kamu menemukan produk dengan istilah rumit yang terlalu banyak sebaiknya hindari dan pilih produk alternatif lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Revant mengatakan bahwa istilah rumit pada label kemasan biasanya digunakan untuk menuliskan campuran bahan kimia atau bahan-bahan buatan. Pilih produk dengan komposisi bahan-bahan alami dengan bahasa sederhana seperti susu, kacang, kurma, dan sebagainya.
4. Perhatikan posisi "gula"
![]() |
Gula menjadi asupan yang paling berbahaya jika dikonsumsi terlalu banyak. Asupan gula yang berlebih ke dalam tubuh dapat memicu gangguan kesehatan hingga penyakit kronis yang ditimbulkan.
Seperti yang telah diungkapkan Revant pada tips pertama, hindari penulisan gula pada tiga bahan paling awal. Gula yang dituliskan di bagian depan daftar komposisi pada label kemasan tandanya ditambahkan dengan jumlah yang banyak.
Revant tidak segan-segan untuk menyebut produk tersebut sebagai produk yang hanya memasak gula. Pentingnya membatasi asupan gula dalam makanan kemasan karena banyak gula tersembunyi di dalamnya.
5. Pilih yang tanpa label
Sebagai ahli gizi sudah jelas Revant akan sangat memerhatikan asupan makanan yang masuk ke dalam tubuhnya. Ia mempercayai bahwa semakin alami sebuah produk makanan maka tidak akan membutuhkan label kemasan yang rumit.
Apalagi jika label kemasannya menuliskan bahan-bahan dengan sangat panjang. Ketika berbelanja bahan makanan, Revant akan cenderung memilih bahan makanan tanpa label yang dipercayainya lebih alami.
"Pokoknya semua bahan makanan yang memilih tidak menggunakan label justru lebih sehat. Contohnya seperti buah-buahan dan sayur yang dijual di supermarket. Semakin banyak klaim pada label kemasannya maka semakin banyak kebohongan," ujar Revant dengan tajam.
Baca juga: 5 Kafe Nyaman di Sekitar Stasiun Bogor, Ada yang Bisa Ditempuh Jalan Kaki!
(dfl/odi)