Pizza termasuk makanan yang banyak dihindari ketika sedang diet. Roti yang diberikan aneka topping menggugah selera ini disebut bisa menyembuhkan rematik.
Selama ini pizza dikenal sebagai junk food yang dapat menyebabkan masalah bagi kesehatan jika dikonsumsi terlalu banyak. Namun, menurut sebuah penelitian pizza juga bisa memberikan manfaat bagi kesehatan.
Dilansir dari Medical Daily (9/8), pizza ternyata bisa dikonsumsi untuk meringankan penyakit rematik. Dalam sebuah penelitian disebutkan jika menyajikan pizza yang segar dan nutrisinya seimbang, bisa menjadi pilihan bergizi bagi penderita rheumatoid arthritis atau rematik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Rheumatoid arthritis atau rematik adalah penyakit autoimun yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara tidak sengaja menyerang sel-sel sehat, menyebabkan peradangan dan pembengkakan yang menyakitkan. Pasien menunjukkan gejala seperti nyeri, bengkak, lemas, demam, nyeri tekan dan penurunan berat badan.
Pakar kesehatan umumnya menyarankan makanan pengurang peradangan untuk dikonsumsi oleh penderita rheumatoid arthritis. Biji-bijian utuh, ikan berlemak, kacang-kacangan, minyak zaitun, buah-buahan dan sayuran adalah beberapa makanan yang dianjurkan.
Pada penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Nutrients, para peneliti mengevaluasi efek mengonsumsi pizza pada penderita rematik. Pizza yang sajiannya segar dengan campuran keju mozzarella, tomat ceri, minyak zaitun, dan lainnya ini dapat membantu mengeluarkan efek anti-inflamasi dan antioksidannya.
![]() |
Studi tersebut melibatkan peserta dari Italia, semuanya berusia antara 18 dan 65 tahun dan menderita rheumatoid arthritis (rematik) selama minimal tiga bulan. Peneliti mengukur tingkat keparahan penyakit dan mengumpulkan informasi tentang pola makan mereka menggunakan kuesioner frekuensi makanan.
Peserta yang makan setengah pizza lebih dari sekali per minggu menunjukkan penurunan pada risiko rematik dibandingkan mereka yang hanya makan kurang dari 2 kali per bulan. Pada mereka dengan tingkat keparahan penyakit yang tinggi, dampak positif terlihat jelas sekitar 80 persen, berdasarkan regresi logistik dan model linier.
"Efek menguntungkan ini kemungkinan didorong oleh keju mozzarella dan minyak zaitun pada tingkat lebih rendah, meskipun kami tidak dapat menilai kemungkinan kontribusi saus tomat," tulis para peneliti.
(yms/odi)