Selama ini daging babi selalu mendapat reputasi buruk. Mulai dari nutrisi hingga fakta lainnya. Para ahli gizi membuktikan bahwa hal tersebut hanya mitos.
Di negara-negara barat, daging babi merupakan makanan yang populer dikonsumsi sehari-hari. Ada banyak makanan yang terbuat dari daging babi dan menjadi favorit semua orang di sana.
Namun seiring dengan populernya daging babi, ramai juga yang menyebutkan bahwa daging babi tidak sehat. Hal tersebut pun terus berkembang dan menjadi ketakutan tersendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa reputasi buruk tentang daging babi itu banyak ditepis oleh para ahli gizi. Berikut 5 mitos tentang daging babi yang masih berkembang di masyarakat:
1. Daging Babi adalah Jenis Daging Putih
![]() |
Fakta salah yang sering beredar tentang daging babi adalah menyebut bahwa daging babi termasuk jenis daging putih. Padahal faktanya tidak demikian.
Kabar tersebut dipopulerkan oleh produsen daging babi pada tahun 80-an. Mereka ingin menyampaikan kampanye dengan menyoroti kesehatan daging babi dan menyelaraskan di benak konsumen di mana daging putih lebih sehat.
Karenanya mereka menyebut daging babi termasuk jenis daging putih tanpa lemak daripada daging sapi yang berlemak. Kampanye itu pun berhasil meningkatkan penjualan daging babi, lapor Mashed.com (15/02/22).
Lagi pula sebenarnya, daging babi berwarna merah. Hanya saja sedikit lebih pucat dibandingkan daging jenis mamalia lainnya seperti sapi dan kambing.
Baca Juga: Ini 5 Hal yang Terjadi pada Tubuh Saat Kamu Makan Daging Babi
2. Daging Babi tidak Sehat
![]() |
Informasi yang berkembang di masyarakat menyebutkan bahwa daging babi tidak sehat dikonsumsi. Menurut banyak ahli gizi, daging babi justru sumber protein yang baik.
Selain itu, daging babi juga mengandung vitamin B dan mineral seperti niasin, besi dan seng. Bahkan kandungan vitamin B pada daging babi lebih banyak dibandingkan daging merah lainnya.
Dikutip dari Livestrong, daging babi memiliki lebih banyak nutrisi daripada daging sapi sirloin. Menurut sebuah studi dari USDA, daging babi memiliki kandungan yang rendah pada lemak jenuh.
3. Lemak Babi Tidak Sehat
Selain dagingnya, bagian babi yang sering dikonsumsi adalah lemaknya. Lemak babi banyak dijadikan campuran masakan agar rasanya lebih lezat dan gurih.
Namun, tak sedikit yang menyebutkan bahwa lemak babi tidak sehat. Sementara itu, para ahli gizi banyak yang membuktikan bahwa lemak babi tidak pantas mendapatkan reputasi buruk.
Dikutip dari BBC, lemak babi dapat bermanfaat sebagai pembangkit tenaga nutrisi. Bahkan disebutkan pula bahwa lemak babi lebih tak jenuh dan lebih baik daripada lemak sapi dan kambing.
Baca Juga: Pork Ribs Enak Berbumbu Pekat Ada di 5 Tempat Ini
4. Bacon Menyebabkan Kanker
![]() |
Bacon adalah produk olahan daging daging bagian perut babi berupa lapisan daging lemak yang diiris tipis. Banyak yang menyebutkan bahwa mengonsumsi bacon dapat menyebabkan kanker.
Menurut The Conversation, hal ini disebabkan oleh 3 zat terkait senyawa N-nitroso yang terbentuk di perut saat nitrit dicerna, amina heterosiklik yang terbentuk saat bacon digoreng.
Selain itu ada glikasi lanjutan yang diproduksi ketika daging bersentuhan dengan panas. Sementara itu, sebuah penelitian menunjukkan bahwa makan hanya dua potong bacon bisa mengurangi risiko kanker kolorektal hingga 18%.
5. Jangan Pernah Makan Daging Babi Mentah
![]() |
Ketika makan daging sapi di restoran, pasti kamu akan ditanya seberapa tingkat kematangan yang diinginkan. Tak jarang orang memilih makan daging sapi dengan tingkat kematangan rendah.
Namun jika menunya berupa daging babi, tawaran soal tingkat kematangan tidak ada. Daging babi selalu dimasak matang karena orang-orang mempercayai bahwa daging babi mentah sangat berbahaya.
Itu karena dikaitkan dengan keberadaan cacing pita dan segala parasit lainnya. Namun, beberapa ahli gizi menegaskan bahwa daging babi mentah sangat lezat dan kaya akan protein.
Baca Juga: Manfaatkan Kulit Pisang, Netizen Ini Mengolahnya Jadi 'Bacon Halal'
(raf/odi)