Junk food biasanya dikaitkan dengan kolesterol dan obesitas, tapi ternyata tak hanya itu. Sering konsumsi junk food atau konsumsi secara berlebihan juga memicu risiko diabetes.
Jika didefinisikan, secara harfiah junk food adalah sebutan untuk makanan cepat saji. Ahli gizi mendefinisikan junk food sebagai makanan yang hanya mengandung kalori dari gula dan lemak tanpa tambahan nutrisi lain.
Saat ini sangat banyak sekali jenis junk food yang beredar di pasaran. Termasuk menjamurnya resto fast food yang menawarkan menu makanan cepat saji sebagai andalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari FoodNDTV (11/1) saat ini banyak sekali pilihan junk food yang mudah didapat dan enak untuk dikonsumsi. Makanan cepat saji ini bahkan dengan mudah dijumpai hampir di seluruh dunia.
Ada banyak penelitian yang menghubungkan asupan junk food dengan timbulnya penyakit tidak menular seperti diabetes, kanker, obesitas dan beragam penyakit lainnya. Seorang ahli gizi Vinita Jaiswal yang berbasis di India mengatakan kandungan nutrisi dalam junk food yang tidak sehat menjadikan orang lebih berisiko terserang berbagai penyakit.
Berikut beberapa penjelasan soal konsumsi junk food yang bisa memicu risiko diabetes:
1. Kandungan gula tinggi
![]() |
Sejak tahun 60-an, produsen makanan mulai mengganti kalori lemak dengan gula untuk meningkatkan rasa pada produk mereka. Tahun 70-an terjadi ledakan jumlah konsumsi makanan manis termasuk kue, minuman manis dan permen.
Semakin hari, semakin banyak orang yang sadar kesehatan. Alhasil banyak produsen makanan yang 'menyembunyikan' kandungan gula dengan mengganti gula buatan seperti sirup jagung, sukrosa, malt dan pemanis buatan lainnya. Meskipun sebenarnya produk yang dibuat sama-sama tinggi gula.
Asupan gula secara berlebihan berkaitan langsung dengan pusat otak. Ketika makan makanan tinggi gula, tubuh akan memberikan respon senang. Hal ini membuat orang kecanduan sehingga merasa ingin selalu makan makanan manis.
Asupan makanan tinggi gula berhubungan langsung dengan obesitas yang nyata maupun peningkatan timbunan lemak di perut. Obesitas adalah faktor risiko nomor satu yang berkaitan dengan diabetes.
2. Terjadi resistensi insulin
Obesitas dan penumpukan lemak tubuh berkaitan dengan resistensi insulin. Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas dan digunakan oleh tubuh untuk mendorong gula ke dalam sel dan selanjutnya diubah menjadi energi.
Ketika tubuh tidak menggunakan insulin dengan benar, pankreas berasumsi bahwa ada kebutuhan insulin lebih. Produksi insulin yang berlebih membuat sel-sel pada pankreas kelelahan, dan akhirnya menyebabkan diabetes.
Makanan cepat saji yang tinggi kandungan gula dan kalori mendorong lonjakan gula darah, meningkatkan produksi insulin secara konstan. Efek lainnya adalah menyebabkan rasa lapar terus menerus. Peningkatan konsumsi kalori turut menjadi penyebab diabetes.
![]() |
3. Penumpukan lemak
Junk food identik dengan makanan tinggi lemak jenuh dan sebagian juga mengandung lemak trans. Kedua jenis lemak ini meningkatkan kadar trigliserida dalam darah. Tingkat trigliserida yang tinggi secara langsung terkait dengan risiko diabetes.
Tubuh memang secara alami membutuhkan asupan lemak namun berupa lemak sehat dan dalam porsi tertentu. Konsumsi junk food secara berlebihan dan rutin membuat tubuh menampung banyak lemak.
Efek jangka panjangnya bisa berupa kolesterol tinggi, kegemukan bahkan stroke dan penyakit jantung. Junk food boleh dikonsumsi asalkan dalam porsi terbatas dan diselingi dengan makanan tinggi nutrisi seperti sayuran, buah dan kacang-kacangan.
Simak Video " Ahli Gizi Beri Aturan Konsumsi Gula Per Harinya untuk Cegah Diabetes"
[Gambas:Video 20detik]
(dvs/dvs)