Sebenarnya Apa Manfaat Sarapan? Ini 5 Fakta Sarapan dari Para Ahli

Sonia Basoni - detikFood
Rabu, 06 Okt 2021 07:00 WIB
Foto: Getty Images/iStockphoto/ArtLana
Jakarta -

Banyak klaim tentang manfaat dan juga kekurangan dari sarapan. Lantas banyak orang bertanya-tanya, apakah pentingnya sarapan?

Sarapan diklaim sebagai waktu makan paling penting sepanjang hari. Mitos ini bahkan sudah ada sejak dulu, dan sudah dipercayai banyak orang di berbagai negara.

Menu dari sarapan juga beragam isinya, mulai dari jenis yang sederhana seperti sereal. Sampai menu sarapan tradisional seperti nasi uduk atau bubur ayam khas Indonesia.

Dilansir dari Everyday Heallth (06/10), banyak ahli gizi yang membahas perdebatan tentang seberapa penting orang sarapan di pagi hari. Berikut penjelasannya.

Baca Juga: Rutin Sarapan Bisa Perkuat Imunitas dan Stamina Tubuh


1. Klaim Tentang Sarapan

Sarapan. Foto: Getty Images/iStockphoto/Koval Nadiya

Menurut Everyday Health, sebenarnya klaim bahwa sarapan merupakan waktu makan paling penting sepanjang hari datang dari iklan sebuah sereal yang diterbitkan di tahun 1940an.

Saat itu The Atlantic melaporkan penemuan ini di tahun 2016 silam. Klaim ini sengaja dibuat agar orang-orang menyantap lebih banyak menu sarapan sereal merek Grape Nuts, bukan untuk meningkatkan kesehatan warga.

Setelah itu ada banyak mitos lain yang mempengaruhi bahwa sarapan bisa berimbas pada kesehatan hingga berat badan. Termasuk pada fungsi kognitif pada anak-anak dan orang dewasa.

Hal ini dijelaskan oleh Ginger Hultin, selaku ahli gizi sekaligus penulis buku diet dan kesehatan asal Seattle, Amerika Serikat. Jadi bisa disebutkan bahwa klaim sarapan adalah menu makanan terpenting di dunia, bukan berasal dari penelitian ilmiah.

2. Penelitian Tentang Pentingnya Sarapan

Breakfast - boiled egg and vegetables Foto: Getty Images/iStockphoto/gbh007

Banyak studi atau penelitian yang membandingkan hingga mendukung klaim bahwa pentingnya sarapan, bisa meningkatkan fokus hingga kesehatan pada tubuh.

"Banyak dari penelitian ini yang menyimpulkan bahwa jika orang melewatkan sarapan, tentunya akan mendapatkan efek yang buruk untuk kesehatan," ungkap Hultin.

Seperti pada penelitian yang diterbitkan di jurnal Obesity Research & Clinical Practice. Studi ini diterbitkan tahun 2020 lalu. Semua peneliti menyimpulkan bahwa jarang atau melewatkan sarapan bisa berkaitan dengan kenaikan berat badan hingga obesitas.

Hal ini disebabkan karena ketika orang tidak sarapan, perut mereka cenderung lebih lapar dan makan tidak teratur saat makan siang dan makan malam

"Sebenarnya ini memang pola yang sangat umum, bahwa jarang sarapan selalu dikaitkan dengan kenaikan berat badan," sambungnya.




(sob/odi)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork