Indeks glikemik makanan penting diperhatikan oleh penyintas diabetes. Tapi apa itu indeks glikemik? Dan seperti apa pengaruhnya terhadap diabetes? Ini penjelasannya.
Karbohidrat ketika dicerna di dalam tubuh akan dikonversikan menjadi gula. Gula yang dihasilkan oleh karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk memproduksi energi dan cadangan energi yang dibutuhkan untuk metabolisme dan beraktivitas.
Sayangnya, kandungan gula akan cukup berbahaya untuk para penyintas diabetes. Sebagaimana diketahui, para penyintas diabetes mengalami resisten insulin dimana tubuh tidak lagi mampu untuk mengendalikan kadar gula darah dalam tubuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat yang dapat menghasilkan gula yang tinggi ini akan sangat berbahaya karena secara langsung kadar gula darah akan meningkat tajam. Tetapi apa sebenarnya indeks glikemik itu?
![]() |
Dilansir melalui The Spruce Eats (24/12), indeks glikemik adalah skala (dari 1-100) yang menunjukkan seberapa cepat makanan yang mengandung karbohidrat bisa dikonversikan menjadi gula di dalam tubuh.
Semakin tinggi nilai indeks glikemik makanan, maka semakin cepat pula karbohidrat dalam makanan tersebut diproses menjadi glukosa. Ini berarti, semakin cepat pula gula darah dalam tubuh melonjak.
Baca juga: 10 Makanan untuk Penderita Diabetes dengan Indeks Glikemik Rendah
Ketika karbohidrat dikonversikan menjadi glukosa, glukosa ini akan masuk ke dalam aliran darah. Kemudian, pankreas akan memproduksi hormon yang bernama insulin yang juga dialirkan ke dalam aliran darah.
![]() |
Insulin ini akan membantu mengkonversikan glukosa menjadi energi. Sayangnya, insulin yang dimiliki oleh penyintas diabetes tidak cukup untuk mengkonversikan glukosa menjadi energi.
Beberapa makanan yang mengandung karbohidrat atau gula, secara langsung, akan sangat cepat dikonversikan menjadi glukosa yang dialirkan ke dalam darah. Hal ini akan menyebabkan lonjakan gula darah di dalam aliran darah dan memaksa produksi insulin yang lebih banyak untuk mengimbanginya.
Indeks glikemik ini butuh diketahui untuk memahami waktu yang diperlukan oleh jenis karbohidrat yang masuk ke tubuh dan dikonversikan menjadi glukosa. Pada penyintas diabetes, setelah karbohidrat menjadi glukosa ini akan sulit untuk diatasi secara alami oleh tubuh dan membutuhkan insulin tambahan yang harus disuntikkan untuk mengimbangi kadar glukosa.
Memilih asupan makanan dengan indeks glikemik rendah dilakukan untuk mencegah lonjakan gula darah yang ekstrim pada penyintas diabetes. Tetapi bagi orang yang tidak menderita diabetes, indeks glikemik tidak terlalu bermasalah.
Indeks glikemik paling tinggi terkandung dalam makanan yang berkarbohidrat. Sedangkan, pada makanan yang merupakan sumber protein atau lemak tidak memiliki indeks glikemik dapat dikatakan tanpa indeks glikemik.
![]() |
Tetapi ada jenis karbohidrat lain yang memiliki indeks glikemik yang cukup rendah. Misalnya karbohidrat utuh seperti gandum utuh, buah-buahan serta sayuran. Bahan makanan seperti ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dikonversikan menjadi glukosa.
Indeks glikemik pada makanan sebenarnya masih bisa berubah-ubah, tergantung pada cara pengolahan bahan makanan itu sendiri dan tingkat kematangan bahan makanan tersebut.
Misalnya, pisang yang baru matang dengan ciri khas warna yang menguning dan sedikit kehijauan memiliki indeks glikemik yang jauh lebih rendah. Bahkan titik-titik cokelat yang biasanya tampak pada pisang yang matang menandakan kandungan pati yang ada pada pisang yang akan diubah menjadi glukosa ketika dikonsumsi.
Mengetahui cara mengatasi indeks glikemik yang cukup tinggi dalam makanan penting untuk dilakukan oleh penyintas diabetes. Cara merubah indeks glikemik yang paling mudah adalah dengan memasangkan bahan makanan yang memiliki indeks glikemik yang tinggi dengan bahan makanan yang memiliki indeks glikemik yang rendah. Misalnya seperti menggabungkan pretzel dengan keju agar indeks glikemiknya lebih seimbang.
Baca juga: Orang Tanpa Diabetes Tak Perlu Diet Indeks Glikemik Rendah
(raf/odi)