Konsumsi makanan kemasan secara berlebih dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Hal itu bisa dicegah dengan memperhatikan informasi gizi pada label kemasan makanan.
Ada banyak dampak yang ditimbulkan karena pandemi COVID-19. Bukan hanya perekonomian saja, tetapi juga gaya hidup. Misalnya sekarang orang lebih banyak melakukan aktivitas di rumah.
Nah, banyak kejadian selama di rumah aja orang-orang mengalami kenaikan berat badan. Tentunya itu disebabkan karena kebiasaan ngemil makanan atau minuman kemasan. Hal ini jika diteruskan bisa menyebabkan obesitas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga : Hari Obesitas Sedunia 2021, Ini 5 Pola Makan untuk Cegah Obesitas
![]() |
Dalam rangka Hari Obesitas Sedunia 2021, Nutrifood bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Badan Pengawas obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia mengedukasi tentang pencegahan obesitas (04/03).
Caranya adalah dengan membaca cermat tentang informasi nilai gizi yang tertera di label kemasan makanan dan minuman. Khususnya pada kandungan gula, garam dan lemak.
"Membatasi konsumsi gula, garam, dan lemak sesuai anjuran Kementerian Kesehatan RI berperan penting sebagai pencegahan risiko prediabetes dan diabetes terutama bagi orang dengan obesitas," ujar Head of Marketing Nutrifood, Susana.
![]() |
Pasalnya selama ini banyak orang yang mengabaikan tentang informasi nilai gizi pada label kemasan. Padahal informasi tersebut bertujuan untuk kepentingan kesehatan.
Menurut Yusra Egayanti selaku Direktorat Standardisasi Pangan Olahan BPOM, idealnya dalam sehari seseorang dapat mengonsumsi gula tidak lebih dari 50 gram atau setara empat sendok makan.
Selain itu tidak lebih dari 5 gram garam atau setara dengan satu sendok teh dan tidak lemak total sebanyak gram atau setara dengan 5 sendok makan. Dengan melihat informasi nilai gizi bisa menjadi patokan.
"Dengan selalu cermat membaca label kemasan dan menjadikannya sebagai kebiasaan, maka masyarakat akan lebih cerdas untuk memilah zat gizi apa yang harus dipenuhi dan yang harus dibatasi agar terhindar dari berbagai penyakit salah satunya obesitas," ujar Yusra Egayanti.
![]() |
Yang perlu digaris bawahi saat membaca informasi nilai gizi adalah makanan kemasan bukan untuk sekali makan, melainkan untuk beberapa kali penyajian.
Sementara informasi nilai gizi pada label kemasan umumnya hanya untuk satu kali penyajian saja. Jika mengonsumsi produk tersebut lebih dari satu kali penyajian, maka akan berkontribusi pada jumlah asupan kalori yang lebih tinggi.
Selain itu, penting juga untuk memperhatikan persenan Angka Kecukupan Gizi (%AKG) untuk menyesuaikan kebutuhan diri sendiri. Misalnya, %AKG bernilai 20%, maka kebutuhan nutrisi tersebut sudah terpenuhi sebanyak 20%.
Lebih lanjut, Ega juga menyarankan untuk lebih memiliki makanan yang dapat memenuhi kebutuhan gizi harian. Misalnya makanan yang mengandung tinggi serat, seperti sayuran.
Baca Juga : Berat Badan Ratusan Kilo, Ini 5 Kisah Penderita Obesitas dan Pola Makannya
(raf/odi)