Viral di TikTok kisah wanita 20 tahun terkena tumor payudara lantaran pola makannya yang tidak sehat. Hampir setiap hari ia makan mie instan.
Unggahan wanita bernama Sandra itu menyita perhatian lantaran kebiasaan sering makan mie instan masih dilakukan banyak orang. Sandra mengaku bisa setiap hari makan mie instan.
Selain mie instan, ia juga mengonsumsi kulit ayam goreng, fast food, dan makanan tak sehat lainnya. Dampaknya, pada September 2020, Sandra harus jalani operasi tumor payudara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sandra meyakini kalau pola makan tak sehatnya berkontribusi sebagai penyebab tumor payudara yang ia alami. Ukuran tumor jinak yang diangkat dari payudaranya sekitar 3 cm.
![]() |
Baca Juga: Makan Mie Instan Tiap Hari, Wanita 20 Tahun Ini Kena Tumor Payudara
Benarkah sering konsumsi mie instan bisa picu tumor payudara?
Lantas dari sisi ilmu gizi, benarkah sering makan mie instan bisa menyebabkan tumor payudara jinak atau fibroadenoma (FAM) seperti yang dialami Sandra?
Dihubungi detikfood (3/3), ahli gizi Dr. dr. Tan Shot Yen, M. hum memberikan pandangannya. Ia mengatakan pola makan tak sehat tentu bisa memicu tumor payudara.
Hanya saja tidak mengacu pada satu jenis makanan, seperti mie instan saja atau fast food saja. Menurut Dr. Tan, penyebabnya lebih kepada akumulasi konsumsi produk ultra proses.
Sesuai namanya, makanan ultra proses adalah makanan yang melalui serangkaian proses dalam produksinya. Biasanya makanan ini memiliki cita rasa disukai lidah (palatable) dan sifatnya praktis.
Makanan ultra proses jamak ditambahkan food additives seperti gula, garam, lemak, perisa, penguat, rasa dan lainnya. Contoh makanan ini bukan hanya mie instan, melainkan juga roti, sereal, pasta, permen, es krim, margarin, dan banyak lainnya.
Dr. Tan menjelaskan fibroadenoma (FAM) adalah jenis tumor payudara yang tidak ganas. "Bahwa FAM bisa bermetaplasia jadi keganasan, tentu ada patofisiologinya," tuturnya.
![]() |
Fibroadenoma diduga terjadi karena masalah hormonal pada wanita. Dr. Tan menjelaskan pola makan memang erat kaitannya dengan gangguan hormonal.
Ia menyebut 'lingkaran sesat' yang berawal dari konsumsi makanan ultra proses, makanan tinggi kalori, dan rendah serat. Jenis makanan ini akan cepat dicerna tubuh jadi gula.
Dampaknya, stimulasi dopamin jadi berlebihan, seseorang merasa cepat lapar dan ingin makan lagi, alami kegemukan, risiko kanker semakin tinggi, hingga memicu suasana hati dan gangguan hormonal seperti FAM.
"Dan satu hal yang penting, gaya hidup sehat itu bukan cuma urusan menata makanan atau pola makan saja, tapi secara keseluruhan sebagai satu paket, termasuk aktivitas fisik, manajemen stres, pergaulan yang sehat, dan sebagainya," kata Dr. Tan.
Hasil penelitian terkait konsumsi mie instan dan tumor payudara
Dihubungi terpisah (2/3), Irtya Qiyamulail, seorang edukator bidang gizi di Asosiasi Pelatih Kebugaran Indonesia (APKI) menjelaskan benarkah makanan tinggi Monosodium Glutamat (MSG) atau micin yang sering dikonsumsi Sandra menjadi pemicu dirinya alami tumor payudara?
Berbekal dari berbagai penelitian yang telah dilakukan di Amerika Serikat, Irtya mengatakan pada penelitian yang dilakukan FDA, kandungan MSG ternyata tidak terbukti dapat memicu kanker di dalam tubuh.
"Berdasarkan kajian literatur sampai saat ini, belum ada penelitian yang menyatakan MSG sebagai penyebab gangguan kesehatan karena biasanya MSG ditambahkan ke dalam bahan makanan dalam jumlah yang sedikit," ujarnya.
Ia menambahkan, "Namun MSG mengandung 13% natrium sehingga asupan yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan risiko yang sama seperti mengonsumsi garam meja (NaCl), misalnya hipertensi. Selain itu juga penelitian pada subjek tikus bahwa terlalu banyak mengonsumsi MSG bisa menimbulkan dampak buruk pada fungsi hati."
![]() |
Untuk batas konsumsi MSG, World Health Organization menetapkan 6 gram/hari dan Kemenkes memberikan batas aman konsumsi MSG adalah 5 gram/hari.
Lalu terkait tumor payudara yang dialami Sandra akibat konsumsi mie instan dan makanan tak sehat lainnya, senada dengan Dr. Tan, Irtya juga mengatakan hal ini tidak hanya disebabkan satu faktor tunggal saja.
"Bisa jadi karena konsumsi lemak berlebih karena kondisi obesitas bisa menjadi salah satu risiko, bisa juga karena faktor keturunan (riwayat dari keluarga), riwayat merokok dan alkohol, faktor stress berat pun bisa menjadi pemicu," tutupnya.
Baca Juga: Bahaya Mie Instan, Makanan Susah Dicerna yang Picu Obesitas dan Hipertensi
(adr/odi)