Buah klimaterik adalah buah yang memiliki kenaikan laju respirasi ke tingkat yang paling tinggi sebelum pemasakan, sehingga buah cepat mengalami kerusakan atau pembusukan. Selain buah klimaterik, berdasarkan pola respirasinya terdapat juga buah non klimaterik.
Seperti dikutip dari Modul Penanganan Pascapanen Prodi Rekayasa Pertanian, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, ITB, buah non klimaterik adalah buah yang tidak mengalami kenaikan atau perubahan laju respirasi.
Modul itu juga menjelaskan respirasi adalah suatu proses perombakan senyawa-senyawa organik oleh O2 menjadi CO2, H2O dan energi. Laju respirasi dapat dipengaruhi tipe dan umur tumbuhan, suhu, ketersediaan oksigen dan substrat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Buah klimaterik akan mengalami proses pematangan setelah panen sehingga buah menjadi lebih manis dan tekstur menjadi lebih lunak. Sementara, proses pematangan buah non klimaterik terjadi saat buah masih berada pada pohonnya.
Contoh buah klimaterik antara lain sawo, mangga, pisang, pepaya, jambu, nangka, durian, sirsak, melon, dan manggis. Buah tersebut manis dan banyak gizinya.
Buah klimaterik seperti buah pepaya dipanen setelah ada warna merah pada ujung buah membentuk bintang. Semakin lebar warna merah yang terbentuk semakin tua umurnya.
Buah mangga dipanen setelah bentuk buahnya penuh dan berubah warna kulit buah menjadi agak terang.
Buah nangka dan sirsak dapat dipanen setelah jarak durinya melebar.
Sedangkan buah non klimaterik adalah buah yang dipanen ketika sudah tua optimal. Buah tidak dapat matang walaupun dilakukan pengeraman.
Contoh buah non klimaterik antara lain duku, belimbing, rambutan, nanas, salak, stroberi, apel, dan jeruk. Buah-buahan tersebut juga banyak gizinya.
Buah rambutan dipanen setelah warna kulit dan rambut merah. Belimbing dipanen setelah warna buah kuning kemerahan.
Salak dipanen setelah warna kulit berubah menjadi cokelat dan jarak matanya melebar serta tidak ada duri pada permukaan kulit buah.
Jeruk dipanen setelah warna kulit buah hijau kuning dan teksturnya agak lunak. Nanas dipanen setelah 3-4 matanya berwarna kuning. Stroberi dipanen setelah buah berwarna merah oranye.
Tingkat kematangan buah dari setiap pohon tidak selalu sama. Dalam buku 'Panduan mengolah 20 jenis buah' oleh Suyanti, untuk menyeragamkannya dibutuhkan teknik pemeraman agar diperoleh buah dalam jumlah banyak dengan tingkat kematangan yang normal.
Pemeraman dapat dilakukan menggunakan karbit, diasap, atau menggunakan gas etilen atau asetilen. Pemeraman menggunakan karbit adalah cara yang paling mudah, murah, dan familiar di kalangan pedagang maupun masyarakat umum.
Itulah artikel buah klimaterik dan non klimaterik. Mudah kan membedakannya?
(nwy/pal)