Virus Corona masih menjadi masalah di seluruh dunia yang tak kunjung teratasi. Ternyata beberapa gejala COVID-19 ada kaitannya dengan asupan makan.
Kasus COVID-19 masih menjadi sorotan dan mengalami peningkatan hingga hari ini. Pandemi COVID-19 menjadi hal yang paling penting untuk diperhatikan dalam kaitannya menjaga kesehatan agar terhindar dari virus corona.
Virus corona masih terus mengalami mutasi dan perkembangan yang tidak bisa dikendalikan. Beberapa gejala baru bahkan bermunculan dan perkembangan virusnya semakin ganas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awalnya, infeksi virus ini ditandai dengan gejala khas seperti batuk kering, demam dan gangguan pernapasan. Baru-baru ini ditemukan bahwa gejala infeksi coronavirus dapat dikenali melalui masalah makan.
Dilansir dari Times of India (1/1), berikut ini beberapa gejala virus corona yang dapat dideteksi dari gangguan makan:
1. Sakit Perut
Menurut ulasan yang disampaikan oleh rumah sakit di China, 1 dari 5 pasien COVID-19 dilaporkan mengalami gejala pada pencernaan. Gejala ini berupa muntah-muntah, diare dan sakit perut.
Dikatakan bahwa ada kaitannya antara infeksi COVID-19 dengan dampaknya pada mikroba di dalam usus dan kemampuan virus ini untuk menginfeksi melalui saluran faecal. Perlu juga diketahui bahwa orang dengan gejala pencernaan mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk membersihkan virus dari tubuh dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki gejala pencernaan.
Gejala ini tidak bisa sepenuhnya dikatakan sebagai gejala adanya infeksi virus corona. Tetapi secara medis disarankan untuk waspada dan sebisa mungkin menggunakan kamar mandi yang terpisah dengan orang lain hingga hasil tes diketahui.
2. Kehilangan Selera Makan
![]() |
Mengalami nafsu makan yang mendadak atau tiba-tiba menurun menjadi salah satu gejala baru COVID-19. COVID-19 dapat menyebabkan kehilangan nafsu makan dan sering terjadi dan dikeluhkan oleh banyak pasien, terlebih pada orang yang menderita kehilangan kemampuan untuk mencium bau dan susah mencerna makanan.
Baca Juga: Panduan Pola Makan untuk Atasi Virus Corona Menurut Ahli Gizi
Anosmia dan aphagia bisa membuat orang membenci hal-hal yang biasanya mereka sukai, menjadi terasa mengganggu atau mengubah indera untuk waktu yang lama. Oleh karena itu, gejala baru COVID-19 ini dapat berdampak pada menurunnya selera makan akibat infeksi coronavirus.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di China, ditemukan bahwa lebih dari 80% pasien COVID-19 melaporkan tidak memiliki nafsu makan beberapa hari setelah terinfeksi. Efek samping lain yang dapat diketahui yaitu penurunan berat badan dan metabolisme yang buruk disebabkan oleh penurunan kualitas kebiasaan makan pasien.
3. Mual
Sama seperti diare dan kehilangan nafsu makan, mual bukanlah gejala COVID-19 sering ditemukan. Tetapi akhir-akhir ini beberapa orang yang terinfeksi mengeluhkan gejala mual yang mereka rasakan.
Sebuah penelitian yang dilakukan pada 138 pasien di Wuhan menemukan bahwa 10% orang mengalami mual dan diare dua hari sebelum gejala berkembang menjadi demam. Bagi sebagian orang, mual mungkin bertindak sebagai satu-satunya tanda infeksi aktif dan dalam banyak kasus bahkan menjadi tanda infeksi parah.
Gejala seperti ini tidak bisa dikatakan sebagai gejala pasti adanya indikasi infeksi COVID-19. Tetapi, jika mulai merasakan gejala serupa dianjurkan untuk menghubungi medis dan segera melakukan pemeriksaan.
4. Sakit Tenggorokan
Sakit tenggorokan bisa jadi menandakan berbagai gejala atau banyak penyakit di dalam tubuh. Salah satu gejala dengan sakit tenggorokan adalah pilek dan flu.
Ternyata, sakit tenggorokan juga bisa mengindikasikan bahwa tubuh terinfeksi virus corona. Virus ini dikatakan juga dapat menimbulkan gejala sakit tenggorokan yang disebut faringitis.
Sakit tenggorokan yang disebabkan oleh infeksi COVID-19 ini biasanya akan menyulitkan untuk mengonsumsi makanan dan minum, iritasi pada saluran makan atau rasa sakit yang ditimbulkan saat menelan makanan. Sakit tenggorokan bisa diatasi dengan beberapa bahan alami yang dapat ditemukan di dapur, tetapi akan lebih baik jika dikonsultasikan secara medis jika tidak kunjung membaik.
5. Tidak Bisa Mencium Bau dan Merasakan Makanan
![]() |
Kehilangan kemampuan untuk mencium bau menjadi gejala umum yang banyak dirasakan oleh sebagian besar penderita COVID-19. Gejala seperti ini bahkan dapat terjadi dan berkembang hingga 14 hari setelah terpapar virus.
Menurut CDC, kehilangan indera penciuman dan perasa tidak sama menyakitkan dengan sakit tenggorokan, masalah pencernaan atau nyeri otot. Tetapi, kehilangan indera penciuman dan kemampuan merasakan makanan akan memakan waktu paling lama untuk disembuhkan bahkan dapat menyerang psikologis pasien.
Kehilangan indera penciuman dan kemampuan untuk merasakan makanan masih belum ditemukan obat dan cara pengobatannya. Selama ini, untuk mengatasi kehilangan kemampuan penciuman dan merasakan makanan pada pasien COVID-19 masih menggunakan metode dengan minyak aromaterapi untuk mengembalikan indera penciuman.
Baca Juga: 7 Makanan Penambah Imun untuk Kurangi Risiko Gejala Covid-19
(dvs/odi)