Pedangdut cantik Juwita Bahar menghebohkan publik karena pernah menjalani diet tanpa makan nasi. Apakah praktik diet ini aman untuk kesehatan? Ini kata ahli.
Pola diet ada banyak jenisnya. Ada yang hanya mengurangi porsi makan dari biasanya atau mengganti pola makan dengan cara yang lebih sehat, seperti menjadi vegetarian atau vegan.
Namun ada juga pola diet ekstrem seperti diet tanpa makan nasi atau mengurangi asupan karbohidrat harian. Hal ini pernah dijalani oleh pedangdut Juwita Bahar sewaktu usianya 10 tahun. Bahkan karena diet tersebut, ia mengalami gangguan kesehatan sampai koma.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sebenarnya, apakah diet tanpa makan nasi aman bagi kesehatan tubuh? Nasi sendiri merupakan salah satu sumber karbohidrat umum di Indonesia. Tapi banyak orang menganggap karbohidrat adalah musuh untuk berat badan sehingga konsumsinya harus dihindari.
Baca Juga: Juwita Bahar Diet Ketat, Tak Makan Nasi hingga Alami Koma
Namun, anggapan itu tidak sepenuhnya benar. Ada beberapa orang yang menjalani program diet dengan mengurangi asupan karbohidrat tapi berat tubuhnya juga tak kunjung turun. Hal ini karena kondisi tubuh setiap orang berbeda.
"Untuk satu hal, setiap orang berbeda dan tidak akan memiliki hasil yang sama pada diet rendah karbohidrat," jelas Ashley Kkoff, ahli diet pendiri The Better Nutrition Program, seperti dilansir dari Cnet (10/4).
Koff juga menyarankan kalau ingin diet tanpa nasi atau mengurangi asupan karbohidrat harus konsultasi dengan ahli gizi lebih dulu. Agar program diet yang dijalani bisa sesuai.
Berikut alasan diet tanpa nasi atau karbohidrat sebaiknya tidak dilakukan:
1. Kehilangan Nutrisi Utama
Diet tanpa nasi atau karbohidrat lainnya sebaiknya tidak dilakukan karena bisa menyebabkan kamu kehilangan nutrisi utama. Karena banyak makanan utama dengan kandungan karbohirat, juga kaya vitamin serta mineral esensial yang diperlukan tubuh.
Karbohidrat sendiri bisa mendukung metabolisme tubuh. Menurut Koff ketika kamu menghentikan asupan karbohidrat, maka tubuhmu berisiko mengalami kekurangan nutrisi.
"Ketika kamu mengurangi atau menghilangkan karbohidrat sama sekali, terutama biji-bijian dan kacang-kacangan, kamu akan kehilangan asupan nutrisi penting ini," kata Koff.
2. Tidak dapat Cukup Serat
![]() |
Serat adalah nutrisi penting untuk tubuh. Ketika kamu tidak makan nasi atau jenis karbohidrat lain dalam dietmu, maka tubuh tidak mengonsumsi cukup serat.
Serat terdapat pada nasi, biji-bijian, buah dan sayuran. Serat memainkan peran kunci dalam pencernaan, kesehatan jantung dan usus. Serat juga bisa membantumu merasa kenyang lebih lama, jadi baik untuk dicoba dalam menunjang berat badan.
Tapi, tentu saja asupan karbohidratnya juga harus diperhatikan. Jangan terlalu banyak, namun juga jangan sampai tidak mengonsumsinya sama sekali.
3. Karbohidrat Baik untuk Otak
Sumber energi otak adalah karbohidrat. Setiap harinya otak mengonsumsi karbohidrat sekitar 120 gram dan menyumbang sekitar 20% dari total energi yang dibakar dalam sehari.
Oleh karenanya ketika kamu menjalani diet tanpa nasi atau mengurangi asupan karbohidrat, pasti kamu akan mengalami kabut otak, kesehatan mental, atau berkaitan dengan suasana hati. Gejala ini akan mereda setelah tubuhmu bisa menyesuaikannya.
Namun, Koff mengatakan kalau sebaiknya dalam diet tetap mengonsumsi karbohidrat. Karena karbohidrat yang sehat dapat memasok otakmu dengan apa yang dibutuhkan untuk menjalankan banyak fungsinya.
4. Karbohidrat Baik untuk Membangun Otot
![]() |
Banyak orang mengonsumsi protein untuk membangun otot. Tapi, karbohidrat juga tak kalah penting karena baik untuk membangun ototmu. Karena saat kamu mengonsumsi karbohidrat, maka tubuh kan mengubahnya menjadi glikogen.
Di mana glikogen adalah zat yang membentuk penyimpanan karbohidrat agar menumpuk di ototmu. Kalau tubuhmu tidak memiliki cadangan karbohidrat yang cukup, maka kamu akan merasa lesu dan lemah.
5. Sebabkan Food Disorder
Jika kamu menjalani diet tanpa nasi atau mengurangi asupan karbohidrat cukup banyak, bisa saja kamu akan mengalami pola makan yang tidak teratur. Bahkan bisa menyebabkan gangguan pada pola makan.
Gangguan pada pola makan atau food disorder yang kerap dialami adalah ortoreksia nervosa. Di mana kondisi itu bisa membuatmu terobsesi pada pola makanan sehat yang berkembang menjadi kelainan.
Baca Juga: Beras Merah untuk Diet dan Menurunkan Berat Badan, Benarkah?
6. Jenis Karbohidrat Lain
![]() |
Selain nasi putih yang bisa dikonsumsi untuk asupan karbohidrat harian, beras merah juga baik dikonsumsi. Apalagi kandungan gula pada beras merah terbilang lebih rendah.
Ada juga oatmeal yang bisa dikonsumsi saat diet. Buah dan sayuran juga banyak yang mengandung karbohidrat, seperti pisang, apel, alpukat, brokoli, kembang kol, hingga terong.
Dari kelompok umbi-umbian, ada kentang, ubi jalar, dan singkong. Biji-bijian dan kacang-kacangan juga bisa dikonsumsi sebagai asupan karbohidrat.
Simak Video "Video Siswa soal MBG Beras Dibagikan Seminggu Sekali: Cuma Cukup 2 Hari"
[Gambas:Video 20detik]
(yms/adr)