Selain Klaster Bu Fat, Banyak Pasien Corona Makan di Restoran Sebelum Sakit

Selain Klaster Bu Fat, Banyak Pasien Corona Makan di Restoran Sebelum Sakit

Yenny Mustika Sari - detikFood
Sabtu, 12 Sep 2020 16:32 WIB
Rumah Makan Kepala Manyung Bu Fat di Kota Semarang
Foto: Rumah Makan Kepala Manyung Bu Fat di Kota Semarang (Angling/detikcom)
Jakarta -

Sebuah studi mengungkap banyak pasien Covid-19 makan di restoran sebelum dinyatakan positif. Seperti ini faktanya, termasuk kaitan restoran sebagai klaster virus Corona.

Ternyata makan di restoran bisa membuat seseorang terinfeksi Covid-19. Seperti yang dijelaskan dalam sebuah studi yang dikeluarkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakita (CDC) Amerika Serikat.

Dalam studi baru itu, banyak orang dewasa yang dinyatakan positif Covid-19 melaporkan dirinya pernah makan di restoran dalam kurun waktu 14 hari sebelum jatuh sakit. Jumlahnya lebih banyak dibanding mereka yang hasil tes Corona-nya negatif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selain makan di restoran, para pasien juga dilaporkan pergi ke bar atau kedai kopi," tulis peneliti, seperti dikutip dari CNN Health (11/9).

Berikut 5 fakta penelitian pasien Covid-19 yang ditemukan setelah makan di restoran.

1. Hasil Temuan CDC

RS Covid-19RS Covid-19 Foto: shutterstock

Studi baru yang ditemukan CDC perihal pasien Covid-19 yang makan di restoran sebelum sakit ini jadi sorotan. Tak hanya di restoran, tapi mereka juga pergi ke bar dan kedai kopi. Hasil studi ini didapatkan CDC setelah menganalisis 314 orang dewasa yang dites Covid-19 dan memiliki gejala. Ternyata 154 diantaranya dinyatakan positif dan 160 lainnya dinyatakan negatif.

ADVERTISEMENT

Peneliti kemudian menanyakan lebih lanjut soal kebiasaan pasien dalam memakai masker dan melakukan kegiatan keluar. Termasuk apakah makan di restoran, bar, atau ke gym baru-baru ini.

Hasilnya, 42 persen orang dewasa yang positif Covid-19 dilaporkan memiliki kontak dekat dengan setidaknya 1 orang yang memang positif Covid-19, dibanding 14 persen pasien yang hasil tesnya negatif. Dan kebanyakan kontak dekat yang dimaksud adalah anggota keluarga pasien.

Peneliti juga menemukan 71 persen orang dewasa yang positif Covid-19 dan 74 persen yang negatif selalu mengenakan masker saat di luar. Tidak ada perbedaan signifikan antara partisipan yang positif dan negatif virus Corona dalam urusan belanja, kumpul-kumpul dengan kurang dari 10 orang di rumah, ke kantor, ke gym, salon, naik kendaraan umum atau menghadiri pertemuan keagamaan menurut studi.

Namun mereka yang positif lebih mungkin makan di restoran dalam kurun waktu dua minggu sebelum mereka merasakan gejala sakit.

2. Faktor Risiko Covid-19 di Restoran

Kiat restoran di tengah pandemi COVID-19restoran Foto: iStock

Menurut CNN Health (11/9), penyebab seseorang bisa terpapar Covid-19 di restoran lantaran tidak menggunakan masker dengan baik di restoran. Faktor utama lain ialah karena ventilasi udara di restoran tertutup.

"Laporan paparan virus di restoran dikaitkan dengan sirkuasi udara. Mulai dari arah, ventilasi, dan intensitas aliran udara dapat memengaruhi penularan virus. Walaupun sudah jaga jarak dan menggunakan masker," tulis peneliti.

Pemakaian alat makan bersama juga bisa jadi faktor yang dapat menyebabkan paparan Covid-19 di restoran terjadi. "Beberapa kuman dapat ditularkan melalui pembagian peralatan makanan," ungkap Tarik Jasarevic, Juru Bicara World Health Organization (WHO).

3. Temuan Klaster Baru Corona di RM Bu Fat Semarang

Rumah Makan Kepala Manyung Bu Fat di Kota SemarangRumah Makan Kepala Manyung Bu Fat di Kota Semarang Foto: Rumah Makan Kepala Manyung Bu Fat di Kota Semarang (Angling/detikcom)

Dikabarkan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, ada sebuah tempat makan yang jadi klaster baru Corona. Yaitu Rumah Makan Kepala Manyung Bu Fat di Semarang, seperti dilansir dari detikNews (11/9). Berawal dari seorang pegawainya yang terinfeksi dan dirawat di rumah sakit.

Rumah Makan Bu Fat di Semarang ini jadi klaster baru Corona karena dikabarkan tidak menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Mereka memang menyediakan tempat cuci tangan, tapi tempat duduk para pelanggannya tidak berjarak.

"Di warung Bu Fat sudah dilakukan (protokol kesehatan) tapi belum sempurna, belum ada petugas dan belum menunjukkan tempat duduk yang berjarak," ungkap Sarno selaku Lurah Krobokan Semarang Barat kepada detikNews (11/9).

Baca Juga: Rumah Makan Kepala Manyung Bu Fat Semarang Jadi Klaster Baru Corona https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-5169385/rumah-makan-kepala-manyung-bu-fat-semarang-jadi-klaster-baru-corona/

4. Menu Andalan RM Bu Fat Semarang

Kepala Manyung Bu Fat, Cempaka Putih, JakartaKepala Manyung Bu Fat, Cempaka Putih, Jakarta Foto: dok.detikFood/Dewi Anggraini

RM Bu Fat di Semarang, Jawa Tengah ini memang sangat terkenal. Berlokasi di Jalan Ariloka, Krobokan, Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah. Lokasinya dekat dengan Bandara Ahmad Yani.

Menu andalannya yaitu Mangut Kepala Manyung yang pedasnya menyengat. Di sana ikan kepala manyung ini tersedia dalam 4 ukuran, yaitu kecil, sedang, besar, dan jumbo.

Mangut kepala ikan manyung ini ternyata jadi salah satu makanan favorit Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Ini ia ungkapkan dalam akun Instagram saat menjamu pasangan Anang dan Ashanty di kediamannya.

"Karena sepasang tamu saya ini sudah lama gak manggung, jadi begitu tiba di rumah tanpa basa basi langsung saya ajak makan. Bukan krn kelaparan lho, tapi menunya emang yahut. Asli, yahut. Kepala Manyung sama Tahu Gimbal," beber Ganjar Pranowo.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Sajikan Kepala Manyung dan Tahu Gimbal Buat Anang-Ashanty

5. Protokol Makan di Restoran

Rumah Makan Bu Fat SemarangRumah Makan Bu Fat Semarang Foto: Melissa Bonauli/detikTravel

Selama pandemi Covid-19, pihak restoran diminta pemerintah terkait untuk memperketat protokol kesehatan. Salah satunya dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia. Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020.

Pihak restoran atau rumah makan harus menyediakan sarana cuci tangan berupa sabun atau handsanitizer, mewajibkan pekerja dan pelanggan menggunakan masker. Ada juga pengecekan suhu tubuh, jika ditemukan pekerja atau pengunjung dengan suhu > 37,3 derajat celcius (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit) tidak diperkenankan masuk.

Lalu menyediakan sarung tangan, penjepit makanan guna mengurangi kontak langsung. Tidak menerapkan sistem prasmanan (buffet), menjaga kualitas udara restoran, mengupayakan pembayaran dengan nontunai, mengatur jarak minimal 1 meter antar pengunjung, hingga meingkatkan pelayanan pemesanan makanan secara online.

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Video Siswa soal MBG Beras Dibagikan Seminggu Sekali: Cuma Cukup 2 Hari"
[Gambas:Video 20detik]
(yms/adr)

Hide Ads