Di pasaran kini beredar produk mie instan sehat. Produsennya mengklaim mie instan dibuat tanpa proses penggorengan hingga tanpa MSG. Tapi apa benar-benar lebih sehat?
Mie instan versi sehat tengah digandrungi di Indonesia, begitu juga di Singapura dimana warganya memang hobi makan mie instan. Produk ini diharapkan tak terlalu memberi efek buruk pada kesehatan.
Pasalnya beredar banyak klaim soal konsumsi mie instan biasa yang membahayakan tubuh. Mulai dari tinggi kalori, mengandung pengawet, menggunakan banyak MSG, hingga isu lapisan lilin pada permukaan mie yang sebenarnya sudah terpatahkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi hal-hal di atas tetap membuat sebagian orang khawatir mengonsumsi mie instan. Mereka akhirnya tertarik mencoba mie instan sehat sebagai alternatif. Terdapat klaim dari produsen bahwa mie instan ini lebih baik untuk kesehatan.
Tapi bagaimana faktanya? Dikutip dari Channel News Asia (8/9), program Talking Point di Singapura membahas lebih lanjut soal mie instan sehat yang kini banyak beredar. Apa benar-benar lebih menyehatkan atau hanya sekadar trik marketing?
1. Tanpa proses penggorengan
![]() |
Umumnya produsen mie instan sehat mengklaim produknya tidak melalui proses penggorengan. Seperti diketahui, mie instan biasa melalui proses penggorengan dengan banyak minyak (deep frying) untuk menghilangkan kadar air dan membuatnya lebih awet. Proses ini tidak dilakukan pada mie instan sehat.
Karenanya produsen mie instan sehat menonjolkan keterangan "non-fried" atau "tanpa proses penggorengan" di kemasan. Melvin Tjahaya, manajer Prima Taste yang mengeluarkan varian mie sehat sejak 2015 menyebut ketiadaan proses penggorengan membuat mie sehatnya tidak memicu stroke, kadar kolesterol tinggi, dan masalah penyakit jantung lain.
"Dari yang saya tahu, mie instan biasa dengan proses penggorengan mengandung sekitar 15-20 persen lemak," jelas Melvin.
2. Bahan mie instan berubah, tapi tetap ada tepung
![]() |
Mie instan biasa terbuat dari tepung terigu olahan yang terkenal minim serat dan mineral, namun mie instan sehat dibuat dari tepung nonterigu. Salah satunya tepung kacang tanah yang digunakan produsen Bambara. Pihaknya mengklaim tepung ini lebih tinggi serat dan bisa menyehatkan pencernaan.
Ada juga yang terbuat dari daun moringa yang disebut-sebut mengandung serat 2-3 kali lebih banyak dibanding mie instan biasa. Namun Sarah Benjamin Huang selaku chef dan penulis makanan mengatakan bukan berarti komposisi mie instan sehat benar-benar bebas tepung.
Mie instan tetap butuh tepung terigu untuk membuat teksturnya kenyal. "Anda butuh gluten dari tepung terigu untuk membuat mie rekat satu sama lain. Anda harus menggunakan tepung terigu sebagai komponen utama jika ingin mendapatkan tekstur mie yang bisa diseruput, jelas Huang.
3. Bagaimana dengan mie shirataki?
![]() |
Menyebut mie instan sehat juga tak bisa meninggalkan mie shirataki yang sangat populer di kalangan pelaku diet. Sebab mie ini minim kalori dan bikin cepat kenyang. Huang menjelaskan tiap 100 gram mie instan biasa mengandung 60 gram karbohidrat dan 400 kalori.
Sementara mie shirataki hanya mengandung 1 gram karbohidrat dan sekitar 15 kalori per 100 gramnya. Karenanya mie ini jadi pilihan pelaku diet rendah karbohidrat ataupun diet keto.
Mie shirataki juga mengandung serat larut bernama glukomanan, yang membantu mengurangi risiko sakit jantung. Namun Huang mengatakan seberapapun sehat mie shirataki, sebagai chef menurutnya rasa tetaplah nomor satu.
"Jika pilihan yang lebih sehat ini (mie shirataki) tidak terasa enak, teksturnya tidak terlalu memuaskan, maka konsumsi mie ini tidak bisa menuntaskan ngidam mie instan yang datang sesekali," katanya.
Baca Juga: Apa Benar Makan Shirataki Bisa Turunkan Berat Badan?
4. Perhatikan bumbu mie instan
![]() |
Chef Jason Lim dari Ramen Lab memberikan pandangan tambahan. Menurutnya dalam produk apapun, mie hanyalah mie. Yang paling berisiko justru kuah dan bumbu mie instan.
Guo Ren dari Temasek Polytechnic mengatakan bumbu mie instan pada produk mie instan sehat belum tentu lebih menyehatkan. Ia menyoroti kandungan sodium di dalamnya. Sebab pada suatu percobaan, mie instan sehat mengandung sampai 1.300 mg sodium pada bumbunya. Hal ini membuktikan metode pemasakan mie tidak berkaitan dengan jumlah sodium pada bumbu mie instan sehat.
"Apa artinya? Bisa jadi produsen coba mengakali rasa yang kurang gurih pada proses pengeringan mie tanpa minyak, dengan menambahkan lebih banyak sodium pada bumbunya," jelas Ren. Menurutnya, menghilangkan MSG secara khusus juga tidak berarti membuat mie lebih sehat.
Pasalnya produsen mie instan sehat bisa menambahkan perasa lain. "Misalnya, protein nabati terhidrolisis dan ekstrak ragi. Sekarang ini adalah perasa alami, tetapi mereka menambahkan rasa umami, itu ... rasa gurih," jelas ahli gizi Jaclyn Reutens.
Ia menjelaskan, "Kandungan seperti inosinate dan guanylate, yang merupakan perasa buatan, juga memberikan rasa umami itu. Tapi mereka juga sangat tinggi sodium." Sebagai alternatif yang benar-benar sehat, konsumen dianjurkan hanya menggunakan setengah bumbu mie instan, atau membuat kaldu dan bumbu sendiri untuk mie mereka.
5. Mie instan sehat lebih mahal
![]() |
Di balik semua keunggulan yang ditawarkan, tak bisa dipungkiri rasa mie instan sehat lebih mahal. Karenanya tak semua penggemar mie instan mau beralih ke varian ini. Sebab survei Nielsen di Singapura menemukan 45% responden mau makan mie instan karena harganya yang murah.
Karenanya ketika harga mie instan sehat lebih mahal, meski sedikit, mereka tak terlalu tergoda mencobanya. Mereka beranggapan asupan serat yang kurang dari konsumsi mie instan biasa bisa diakali dengan makan lebih banyak buah dan sayur. Sementara untuk mendapat kalori yang lebih rendah, mereka tetap memilih makan mie instan biasa namun lebih sedikit.
Reutens menyimpulkan, "Kesalahpahaman yang sering terjadi adalah makanan sehat itu tidak enak dan lebih mahal. Tapi sebenarnya Anda tak perlu menghabiskan banyak uang jika tahu bagaimana trik membuat makanan sehat dengan makanan yang 'normal'."
Sebagai contoh, alih-alih beli mie instan sehat, Anda bisa beli bihun kering di pasar yang lebih murah. Bahan makanan ini mengandung karbohidrat maupun serat. Lalu bihun bisa dikreasikan dengan ragam sayuran yang membuat rasanya makin nikmat.
Baca Juga: Bahaya Mie Instan, Makanan Susah Dicerna yang Picu Obesitas dan Hipertensi