Sarapan Lebih Banyak Ternyata Bantu Bakar Kalori yang Lebih Besar

Sarapan Lebih Banyak Ternyata Bantu Bakar Kalori yang Lebih Besar

Andi Annisa Dwi Rahmawati - detikFood
Selasa, 03 Mar 2020 05:30 WIB
Sarapan Lebih Banyak Ternyata Bantu Bakar Kalori yang Lebih Besar
Foto: iStock
Jakarta - Sarapan lebih banyak sering dihindari karena dianggap bikin gemuk. Faktanya sarapan lebih banyak membantu proses pembakaran kalori juga lebih banyak. Begini faktanya.

Sebagai waktu makan terpenting harian, sarapan jadi rutinitas banyak orang. Porsinya bervariasi antar setiap orang. Ada yang suka sarapan dengan sedikit makanan atau bahkan banyak.

Untuk sarapan porsi sedikit biasanya memilih makan buah, sereal, atau sepotong roti. Sedangkan sarapan porsi banyak identik dengan menu lengkap. Nasi uduk, lontong sayur, atau nasi goreng biasanya jadi pilihan orang Indonesia.

Mengonsumsi sarapan dalam porsi banyak tentu saja mengenyangkan. Tetapi ada manfaat lain di balik hal ini. Kebiasaan sarapan banyak dikaitkan peneliti dengan pembakaran kalori yang lebih banyak. Seperti apa faktanya? Healthline (2/3) merangkum informasinya seperti berikut.

Baca Juga: Ini 5 Hal yang Dicari Orang Kantoran Saat Sarapan

1. Lebih baik sarapan banyak dibanding makan malam banyak

Sarapan Foto: iStock
1. Lebih baik sarapan banyak dibanding makan malam banyak
Penelitian terbaru dari Endocrine Society menunjukkan peranan sarapan yang lebih besar untuk kesehatan seseorang. Mereka yang makan sarapan lebih banyak bisa membakar kalori dua kali lebih banyak dibanding mereka yang makan malam banyak.

Penelitian ini dipublikasikan dalam The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism. Mereka yang sarapan banyak merasakan lebih sedikit ngidam makanan, terutama yang manis, dan memiliki kadar gula darah serta insulin yang lebih sehat sepanjang hari.

Penelitian ini dilakukan selama 3 hari. Partisipannya adalah 16 pria dewasa yang berganti-ganti menikmati sarapan rendah kalori dan makan malam tinggi kalori. Pun sebaliknya, sarapan tinggi kalori dan makan malam rendah kalori.

2. Metabolisme seseorang lebih aktif usai sarapan

Sarapan Foto: iStock
2. Metabolisme seseorang lebih aktif usai sarapan
Peneliti kemudian mengukur partisipan menggunakan diet-induced thermogenesis (DIT), gunanya untuk mengetahui seberapa baik tubuh memetabolisme makanan. Begitupun dengan rasa lapar keseluruhan, kadar glukosa darah, dan keinginan mereka menikmati makanan manis.

Peneliti menemukan DIT rata-rata partisipan 2,5 kali lebih tinggi setelah sarapan dibanding setelah makan malam. Hal ini menunjukkan metabolisme seseorang lebih aktif di pagi hari, setelah sarapan.

Mengonsumsi sarapan juga berperan penting dalam aktivitas seseorang. Apa yang kita makan dan minum setelah bangun telah terbukti berdampak besar pada kinerja kognitif, suasana hati, dan tingkat energi sepanjang hari.

3. Sarapan tinggi kalori vs sarapan rendah kalori

Sarapan Foto: iStock
3. Sarapan tinggi kalori vs sarapan rendah kalori
Pilihan menu sarapan juga mempengaruhi kondisi kesehatan partisipan. Mereka yang sarapan tinggi kalori dikaitkan dengan tingkat rasa lapar dan ngidam makanan manis yang lebih rendah sepanjang hari.

Sementara itu, mereka yang sarapan rendah kalori lebih cenderung ngemil sepanjang hari. Mereka juga lebih mungkin makan banyak di malam hari.

Peneliti juga menemukan insulin yaitu hormon yang membantu mengubah makanan jadi energi dan glukosa darah yang dipakai untuk energi, lebih rendah setelah sarapan dibanding setelah makan malam.

4. Efek penelitian

Sarapan Foto: iStock
4. Efek penelitian
Peneliti mengatakan semua mereka mungkin memiliki implikasi besar untuk orang-orang yang ingin menurunkan berat badan. Begitu juga dengan mereka yang menderita diabetes dimana kadar glukosa darahnya lebih tinggi dari normal.

"Hasil penelitian kami mengonfirmasi bahwa makan malam banyak memiliki efek negatif pada toleransi glukosa. Hal ini harus harus dipertimbangkan oleh pasien diabetes yang ingin menghindari puncak glukosa darah," kata mereka.

Peneliti melanjutkan, "Karena itu sarapan banyak harus lebih dipilih daripada makan malam banyak untuk mengurangi risiko penyakit metabolisme."

5. Efek tidak sarapan untuk metabolisme

Sarapan Foto: iStock
5. Efek tidak sarapan untuk metabolisme
Para peneliti menemukan banyak orang kini melewatkan sarapan karena ingin menurunkan berat badan. Faktanya hal ini justru membuat mereka ngemil dan makan lebih banyak nantinya.

Minisha Sood, seorang ahli endokrin di Lenox Hill Hospital di New York City, mengatakan dia melihat orang-orang melewatkan sarapan berkali-kali. Tujuannya untuk mengendalikan asupan kalori mereka.

"Ini bertentangan dengan ritme sirkadian normal, dan untuk beberapa orang dengan sinyal lapar pagi yang kuat, itu dapat menyebabkan makan berlebihan saat makan siang," kata Sood.

Sood menambahkan, kebiasaan tidak sarapan juga membuat seseorang makan berlebih waktu makan malam. "Sebagian karena psikologi 'menebus kalori yang hilang' dan ini sering menjadi bumerang," pungkasnya.

Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Sebenarnya Kenapa Sarapan Sangat Penting
Halaman 2 dari 6
(adr/odi)

Hide Ads