Burger tergolong hidangan cepat saji yang banyak dijadikan menu restoran fast food. Biasanya burger dibuat dengan patty beku olahan siap pakai. Bun atau rotinya juga memakai roti buatan pabrik yang diproduksi massal.
Belum lagi tambahan saus atau pelengkap yang semakin membuat burger dicap tidak sehat. Mulai dari bacon, fried chicken, keju leleh dalam jumlah banyak, limpahan mayonnaise dan banyak lainnya. Karenanya pelaku hidup sehat banyak yang menghindari konsumsi burger cepat saji.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas seperti apa fakta nutrisi soal burger? Hal-hal apa saja yang membuat burger tidak sehat dan seperti apa membuat burger versi sehat? detikFood merangkum informasinya seperti berikut.
1. Kata ahli gizi soal makan burger
Foto: iStock
|
Dihubungi detikFood (27/9), ahli gizi Leona Victoria Djajadi mengungkap soal nutrisi burger. Ia mengatakan, "Kalau burger fast food, besar kemungkinan tinggi kalori dan tinggi lemak," katanya.
Soal aturan makan, burger bahkan disebut Leona bisa dimakan setiap hari. "Sebagai pengganti nasi, burger boleh dimakan tiap hari," sambungnya. Hanya saja ia mengingatkan untuk mengganti kentang goreng yang jadi pelengkap burger, dengan salad atau buah. "Pattynya 1 lapis saja, jangan buang sayurnya," tambah Leona.
Hal lain yang bisa membuat burger lebih sehat adalah jenis roti, jumlah sayur, dan patty dagingnya. Leona berujar, "Kalau rotinya pakai yang wholegrain atau gandum, banyak sayurnya, memakai patty asli (tidak dicampur tepung atau off cut meats), burger jadi lebih sehat."
2. Kandungan amonia dan lemak
Foto: iStock
|
Di samping itu, Everyday Health (27/9) mengatakan penggunaan amonia pada pembuatan patty burger sempat jamak dilakukan restoran fast food. Cairan kimia ini berfungsi membunuh bakteri. Biasanya digunakan sebagai alternatif murah untuk memperbaiki kualitas daging giling yang buruk. Bentuk amonia yang dipakai berupa gas dalam bentuk pink slime.
Yang juga wajib diwaspadai dari konsumsi burger adalah soal lemak trans. Jenis lemak ini ada secara alami pada daging sapi. Meski begitu, konsumsi lemak trans harus diwaspadai karena bisa menyebabkan beragam masalah kesehatan seperti kenaikkan kadar kolesterol hingga memicu penyakit jantung.
Kebanyakan restoran fast food memang sudah menghindari adanya lemak trans, namun bukan berarti burger bebas dari lemak tak sehat. Bisa jadi dalam setangkup burger masih mengandung 50 gram lemak. Jumlah ini sangat mengkhawatirkan mengingat batas konsumsi lemak seseorang per hari berkisar antara 18 sampai 31 gram saja. Karenanya burger tidak disarankan untuk dikonsumsi mereka yang ingin atau sedang menurunkan berat badan.
3. Adanya zat tambahan
Foto: iStock
|
Zat tambahan atau aditif seperti sodium fosfat dan nitrat banyak dipakai restoran fast food pada produk burgernya. Zat ini kerap dipakai untuk banyak tujuan seperti mengawetkan dan memperbaiki tekstur daging sapi.
Meski beberapa penggunannya terbilang aman dengan jumlah tertentu, tetap saja zat tambahan melalui pemrosesan tinggi hingga bisa picu masalah kesehatan. Zat tambahan lain yang umum dipakai adalah sodium askorbat, sodium, MSG, dan sodium sulfite anhydrous untuk mengawetkan makanan.
Kini semakin banyak restoran fast food mengurangi dan bahkan menghilangkan pemakaian zat tambahan pada burger. Pertengahan tahun lalu, misalnya, McDonald's (McD) Amerika menghilangkan zat tambahan pada 7 varian burger klasiknya. Mereka tak lagi memakai potassium sorbate, sodium benzoate dan calcium disodium EDTA, lapor CNN (27/9).
4. Asal-usul daging giling yang perlu diwaspadai
Foto: iStock
|
Masih soal daging sapi yang menjadi bahan utama pembuatan patty burger, ada hal-hal yang perlu diwaspadai. Jika memakai daging giling kualitas rendah, bukan tidak mungkin daging tersebut tidak jelas asal-usulnya.
Sebagai informasi, sebuah restoran fast food hamburger bisa memakai daging sapi dari ratusan sapi berbeda. Sebab daging giling dari semua pemasok kerap diolah bersama sekaligus. Hal ini meningkatkan risiko kontaminasi, karena daging yang terinfeksi hanya dari satu sapi bisa muncul di keseluruhan daging giling yang diproses dalam waktu sama.
Tak hanya otot daging sapi, di dalam daging giling untuk patty burger bisa mengandung bagian sapi lain. Sebuah penelitian mengungkap patty burger di sebuah restoran cepat saji bisa saja tidak mengandung "daging" sama sekali. Yang ada hanya 50% air dan produk sampingan seperti tulang, tulang rawan, jaringan ikat, dan jaringan saraf sapi.
5. Kalori dan sodium pada burger
Foto: iStock
|
Lalu bagaimana soal kalori? Everyday Health mengungkap varian burger favorit dari dua restoran fast food populer di Amerika Serikat bisa mengandung 1.000 kalori! Jumlah ini tentu sangat banyak. Kiranya setengah dari kebutuhan kalori harian seseorang.
Hal ini mungkin disebabkan oleh banyaknya penambahan topping pada burger. Ada yang memakai lembaran keju, bacon, atau bahkan fried chicken. Perlu diwaspadai keju atau bacon, misalnya, juga merupakan produk olahan yang tinggi kalori serta sodium.
Untuk sodium pada burger, rata-rata mengandung 500 mg. Jumlah ini bisa melonjak 6 hingga 8 kali lipat pada burger buatan restoran cepat saji. Sebagai informasi, seseorang disarankan mengonsumsi tak lebih dari 2.300 mg sodium per hari.
6. Membuat burger yang lebih sehat
Foto: iStock
|
Meski terdengar menyeramkan dari sisi nutrisi, beberapa pembuat burger kini membuat burger artisan yang diklaim lebih sehat. Tak seperti burger di restoran cepat saji, mereka membuat burger sendiri dari awal. Mulai dari menentukan jenis daging sapi yang akan dipakai hingga membuat sendiri roti atau bun burger yang tidak memakai bahan pengawet.
Jika ingin membuat burger lebih sehat, ada beberapa trik yang bisa dilakukan. Open Fit (27/9) menyarankan pilih daging yang rendah lemak. Ini untuk mengurangi kandungan lemak jenuhnya. Usahakan memilih daging yang memiliki kurang dari 10 gram lemak dan 4,5 gram lemak jenuh per 100 gramnya.
Cara lain adalah dengan mengurangi ukuran patty burger. Jika Anda buat sendiri, pastikan tidak membuat ukuran patty tidak terlalu besar. Kalau untuk 'mengejar' proteinnya saja, berat patty yang disarankan saat mentah adalah 4 ounce atau sekitar Rp 113 gram.
Hindari juga memilih topping tinggi lemak dan kalori. Mulai dari mayonnaise sampai keju. Beralihlah ke sayuran segar untuk menjadi topping burger yang lebih segar dan sehat.
Halaman 2 dari 7