Fast food atau makanan cepat saji dikatakan tidak menyehatkan lantaran dalam proses pembuatannya menggunakan bahan-bahan yang kandungannya berlebih. Misalnya terlalu banyak kalori, natrium, lemak dan lainnya.
Jika kandungan tersebut dikurangi porsinya, maka menyantap fast food tidak akan membawa dampak negatif pada kesehatan. Hal itu juga sudah dibuktikan oleh sebuah penelitian.
![]() |
Penelitian yang dilakukan di Harvard menyimpulkan bahwa fast food bisa dibuat menjadi lebih sehat untuk tubuh. Asalkan saat menyantapnya tidak menggunakan saus dan mengurangi porsi topping, seperti keju.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam fast food seperti burger misalnya dalam tiap porsinya sudah mengandung kalori dalam jumlah banyak. Jika ditambah dengan saus dan aneka topping, maka akan memperbanyak lagi asupan kalori tersebut.
Lebih lanjut, penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Preventive Medicine ini juga menemukan bahwa makanan kombo yang ada di 34 gerai fast food mengandung 1.193 kalori, lapor Fox news (1/9). Sementara kandungan natrium, lemak jenuh dan gula diperkirakan sangat banyak bahkan melewati batas.
![]() |
Agar jauh lebih sehat lagi, Kelsey Vercammen seorang penulis dalam penelitian ini juga menyarankan untuk tidak memilih minuman bersoda setelah mengonsumsi fast food. Menurutnya hal itu bisa menyebabkan obesitas hingga kematian dini. Karenanya lebih baik minum air putih saja.
Pernyataan itu juga dibenarkan oleh penelitian lain yang diterbitkan dalam jurnal dengan judul BMC Nutrition. Mereka mengatakan bahwa minum soda setelah makan fast food bisa membuat oksidasi lemak menurun. Akibatnya dapat memperlambat sistem kekebalan tubuh yang berujung pada kenaikan berat badan.
Baca Juga : Cegah Makan Junk Food dengan Cium Aromanya Selama 2 Menit
(raf/odi)