Chef Francisco Migoya, telah menghabiskan empat tahun untuk meneliti roti, menjelaskan mengapa kebanyakan orang tidak toleran terhadap gluten yang biasanya ada pada roti atau pati. Umumnya mengalami gangguan pencernaan seperti perut kembung.
Roti sudah menjadi makanan pokok manusia selama ribuan tahun, entah itu dipanggang, dioleskan mentega, diberi aneka isian. Namun, selama beberapa dekade, penjualan di Inggris menurun secara perlahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Pada tahun 2015, 50 juta roti lebih sedikit dijual di supermarket Inggris. Majalah konsumen Grocer menghubungkan ini dengan pembeli yang menghindari karbohidrat dengan alasan kesehatan. Padahal, menurut penelitian memilih untuk tidak makan roti atau gluten, justru meningkatkan risiko kekurangan nutrisi.
Baca juga : Kini Konsumsi Roti di Prancis Semakin Menurun
Dilansir dari independent.co.uk (8/9), tim chef dan ilmuwan di laboratorium memasak di Amerika akhirnya mencoba untuk mengubah sikap dan pendapat orang-orang tentang roti. Melalui serangkaian buku yang akan segera di terbitkan yaitu Modernist Bread. Kelima seri buku ini dibuat dengan empat tahun penelitian. Buku-buku tersebut mendokumentasikan sejarah roti, serta resep, teknik, peralatan dan bahan.
"Roti merupakan salah satu bahan yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Selalu ada bentuk roti yang digunakan manusia untuk menenuhi kebutuhannya," kata pastry chef pemenang penghargaan dan rekan penulis Francisco Migoya.
Migoya mengungkapkan, gluten kemungkinan bukan penyebab ketidaknyamanan bagi orang-orang yang mengonsumsi roti. Namun Jika orang itu memiliki alergi yang disebut celiac. Usus kecil menjadi meradang saat berhubungan dengan gluten dan bisa menyebabkan kondisi kesehatan yang serius. Mereka harus sepenuhnya mengurangi konsumsi roti dan gluten.
![]() |
"Saat orang makan roti dan merasa tidak nyaman, itu bisa saja karena berbagai alasan, tapi kemungkinann bukan karena gluten. Tepung memiliki protein berbeda, dua di antaranya saat Anda mencampur air ke dalam tepung, yaitu gliadin dan glutenin, yang akan mengikat dan membentuk rantai gluten," ungkap Migoya.
"Ini tentang bagaimana tubuh Anda mencernanya. Roti putih yang memanfaatkan ragi komersial difermentasi dengan sangat cepat, sehingga tubuh membutuhkan waktu lebih lama untuk mencernanya. Tubuh Anda bisa mencerna roti adonan asam dengan cepat dan mudah. Jika Anda biasanya membeli roti dari toko bahan makanan, baca labelnya. Jika Anda membeli roti di pengrajin roti, tanyakan apa yang ada di dalamnya," jelas Migoya.
Pada tahun 2013 hingga 2017, pencarian google untuk intoleran gluten telah menurun. "Kami tidak yakin apa yang terjadi. Saya yakin orang-orang mulai menerima roti lebih banyak dari lima tahun yang lalu. Saya Pikir orang-orang mulai mengerti bahwa gluten bukan musuh," jelas Miyoga.
Baca juga : Diet Bebas Gluten Bisa Berdampak Kekurangan Nutrisi
(msa/odi)