Sebuah studi baru menunjukkan bahwa Rapid Eye Movement (REM) bisa menyebabkan peningkatan konsumsi makanan yang tidak sehat, khususnya sukrosa dan lemak. REM merupakan fase dimana mimpi biasanya terjadi dan ditandai dengan gerakan acak mata.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peneliti menggunakan metode baru untuk menghasilkan tikus ini mengalami REM bersama dengan teknik kimia genetik untuk memblokir neuron korteks prefrontal dari perilaku mereka.
![]() |
Dengan memblokir neuron ini dapat mengembalikan efek REM pada konsumsi sukrosa sementara tidak pada konsumsi lemak. Korteks prefrontal berperan dalam menilai palatabilitas makanan melalui rasa, bau dan tekstur.
Dalam Journal eLife, para peneliti juga mencatat bahwa, orang yang mengalami obesitas cenderung memiliki peningkatan aktivitas di korteks prefrontal saat terkena makanan berkalori tinggi. (msa/odi)