9 Zat Aditif Ini Sering Dipakai dalam Berbagai Produk Makanan (1)

9 Zat Aditif Ini Sering Dipakai dalam Berbagai Produk Makanan (1)

Annisa Trimirasti - detikFood
Senin, 24 Okt 2016 10:00 WIB
9 Zat Aditif Ini Sering Dipakai dalam Berbagai Produk Makanan (1)
Foto: GettyImages/Shutterstock/Thinkstock
Jakarta - Banyak produk makanan mengandung zat aditif. Konsumen umumnya tak menyadari dan mereka hanya konsentrasi pada info kalori saja.

Zat aditif ditambahkan terutama untuk menghemat biaya dan membuat konsumen ketagihan. Meskipun tak membuat tubuh jadi gendut, bahan kimia dalam makanan tetap saja tidak sehat. Menurut ulasan mensfitness.com (8/10/16), bahan-bahan aditif ini sering dipakai dalam makanan.

1. Minyak terhidrogenasi tidak sempurna

Foto: GettyImages/Shutterstock/Thinkstock
Aditif ini adalah sumber lemak trans dan digunakan untuk mengurangi biaya, memperpanjang daya simpan, dan menstabilkan rasa. Lemak trans terbukti penyebab penyakit antung, diabetes, kekurangan gizi, dan kerusakan sel.

Produk dengan kandungan lemak trans kurang dari 0,5g per sajian dapat berlabel "bebas lemak trans". Minyak terhidrogenasi sepenuhnya tidak mengandung lemak trans. Hindari lemak trans seperti dalam margarin, minyak sayur, kerupuk, kue, roti dan keripik.

2. Sirup jagung tinggi fruktosa (HFCS)

Foto: GettyImages/Shutterstock/Thinkstock
Merupakan pengganti gula (sucrose) yang murah. Diproses dari glukosa menjadi fruktosa yaitu gula buah. Beberapa studi memperlihatkan HFCS (High Fructose Corn Syrup) menghambat leptin, hormon pendeteksi kekenyangan untuk otak. Terlalu banyak gula dapat meningkatkan risiko diabetes, obesitas dan gangguan metabolisme lainnya.

3. MSG

Foto: GettyImages/Shutterstock/Thinkstock
MSG dapat picu obesitas, diabetes tipe 2 dan sindrom metabolik. MSG sering ditemukan dalam sup kalengan, minuman diet, makanan cepat saji, sosis kemasan, sup instan, juga saus salad.

4. BHA (Butylated Hydroxyanisole) dan BHT (Butylated Hydroxytoluene)

Foto: GettyImages/Shutterstock/Thinkstock
BHA dan BHT adalah pengawet antioksidan yang digunakan dalam sereal, keripik kentang dan permen karet agar mereka tidak tengik. The Department of Health and Human Services menetapkannya sebagai karsinogen, namun FDA mengizinkannya.

Aditif ini berdampak negatif terhadap pola tidur dan nafsu makan, kerusakan hati dan ginjal, rambut rontok, masalah perilaku, dan kanker.

5. Sodium nitrat dan nitrit

Foto: GettyImages/Shutterstock/Thinkstock
Digunakan sebagai pewarna dan memperpanjang daya simpan daging seperti hot dog, bacon dan sosis. Saat aditif ini bercampur dengan asam lambung untuk membentuk nitrosamin, sel-sel yang terkena berpotensi menjadi kanker. Termasuk kanker mulut, otak, esofagus dan kandung kemih. Efek samping aditif ini berupa sakit kepala, mual dan muntah.
Halaman 2 dari 6
(adr/odi)

Hide Ads