Ahli Gizi Sarankan untuk Tidak Lagi Mencoba 10 Jenis Diet Ini (1)

Ahli Gizi Sarankan untuk Tidak Lagi Mencoba 10 Jenis Diet Ini (1)

Andi Annisa Dwi Rahmawati - detikFood
Rabu, 12 Okt 2016 18:07 WIB
Ahli Gizi Sarankan untuk Tidak Lagi Mencoba 10 Jenis Diet Ini (1)
Foto: iStock/Womens Healt Mag
Jakarta - Tak semua diet penurunan berat badan menyehatkan. Beberapa diet sangat tidak dianjurkan karena merugikan kesehatan.

Womens Health Mag (10/10) merangkum pendapat ahli gizi di Amerika mengenai diet penurunan berat badan yang berbahaya. Mulai dari diet cuka apel yang bisa melukai usus hingga diet cacing pita yang sebabkan muntah dan diare.

1. Diet makanan bayi

Foto: iStock/Womens Healt Mag
Diet makanan bayi atau the baby food diet terdiri dari puree buah, sayur, dan daging. Menurut Sharon Palmer, penulis Plant-Powered for Life tidak ada alasan kuat mengapa makan makanan bayi bisa bantu turunkan berat badan. Ia menjelaskan, ketika asupan makanan berbentuk cair seperti makanan bayi, tubuh tidak mendapat sinyal kenyang. Membuat seseorang lebih lapar setelah mendapat kalori dalam jumlah cukup.

Palmer menyarankan lebih baik mengatur pola makan jika ingin turunkan berat badan. Seperti mengatur porsi makan, menerapkan mindful eating, dan makan lebih banyak makanan nabati yang minim proses. Seperti kacang-kacangan, sayuran, dan ragam buah.

2. Diet cuka apel

Foto: iStock/Womens Healt Mag
Ahli gizi Ginny Erwin menginformasikan diet cuka apel mengharuskan seseorang minum cuka apel 3 gelas setiap hari. Cuka apel perlu ditambahkan cabai merah dan madu. Erwin menjelaskan, bagi orang yang alami iritasi usus, diet ini sangat berbahaya karena bersifat pedas dan asam. Secara keseluruhan, diet cuka apel juga bisa melukai saluran pencernaan dan munculkan gas di perut.

Sebagai alternatif, Erwin merekomendasikan minum teh herbal sebelum makan. Selain bantu proses metabolisme tubuh, teh herbal juga tenangkan sistem pencernaan.

3. Diet HCG

Foto: iStock/Womens Healt Mag
Diet HCG mengharuskan seseorang minum suplemen Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dan membatasi asupan kalori sebanyak 500 kkal per hari. Asupan kalori didapat dari 2 sajian yang nilai kalorinya dibagi rata. "Menunya antara lain 100 gram daging minim lemak, 1 porsi buah dan sayur tertentu, dan 1 lembar roti panggang," jelas ahli gizi Ashvini Mashru.

Dari menu ini tercermin bahwa diet HCG memungkinkan seseorang kekurangan kalori. Nutrisi seperti protein, lemak, vitamin, dan mineral tidak terkandung didalamnya. Selain itu, suplemen HCG belum mendapat persetujuan FDA untuk digunakan dalam tujuan penurunan berat badan.

Alih-alih mencoba diet ini, Mashru berujar, "Perubahan kecil seperti mengontrol porsi makan bisa membuat perbedaan besar." Tidak ada diet atau obat instan yang bisa menurunkan berat badan dengan hasil awet.

4. Diet militer

Foto: iStock/Womens Healt Mag
Menjalani diet militer, seseorang harus membatasi konsumsi makanan tinggi kalori selama 3 hari, namun boleh memilih makanan seperti hot dogs dan cottage cheese. Setelah itu, selama 4 hari seseorang bisa makan apapun yang diinginkan. "Ini jelas tidak terbukti bermanfaat secara klinis atau patut secara ilmiah," ujar ahli gizi Monica Auslander.

Ia menyarankan usaha penurunan berat badan yang tidak perlu memangkas kalori harian atau mengecualikan kelompok makanan tertentu. Dengan cara ini, perubahan yang terjadi di tubuh lebih bersifat permanen.

5. Diet tanah liat

Foto: iStock/Womens Healt Mag
Ahli gizi Toby Amidor menjelaskan beberapa orang pernah menjalani diet tanah liat. Bongkahan tanah liat dimasukkan ke dalam segelas air mineral lalu diminum. Kabarnya cara ini bisa bantu "bersihkan" usus dari racun dan kekang rasa lapar. Menurut Amidor, mengonsumsi tanah liat terus-terusan bisa membuat saluran usus terluka dan sebabkan kekurangan nutrisi penting. "Tanah liat sebenarnya mendorong nutrisi keluar dari tubuh sehingga tidak terserap," tambahnya.

Amidor mengatakan diet ini tidak perlu dijalani karena tubuh punya mekanisme alami sendiri untuk mendetoks liver maupun ginjal. "Tugas Anda adalah mengonsumsi makanan bergizi seimbang sehingga tubuh bisa melakukan tugas detoks tersebut," jelasnya.
Halaman 2 dari 6
(adr/odi)

Hide Ads