Mengukus dan Merebus Makanan Bisa Kurangi Terbentuknya Zat Pemicu Kanker

Mengukus dan Merebus Makanan Bisa Kurangi Terbentuknya Zat Pemicu Kanker

Annisa Trimirasti - detikFood
Rabu, 21 Sep 2016 09:15 WIB
Foto: Getty Images
Jakarta - Cara memasak dengan merebus dan mengukus bukan hanya kurangi lemak. Tetapi bisa kurangi zat pemicu kanker.

Dilansir dari mainichi.jp (2/3/16), penelitian menunjukkan metode masak rebus dan kukus dapat mengendalikan pembentukan acrylamide. Sebuah reaksi antara gula seperti glukosa dan fruktosa dan asparagin. Sejenis asam amino yang terbentuk jika dipanaskan pada suhu 120°C.

Sedangkan proses menggoreng, menumis dan memanggang merupakan proses yang membuat acrylamide paling mudah terbentuk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Acrylamide ada di dalam produk makanan dengan karbohidrat tinggi muncul saat memasak biji-bijian. Seperti nasi dan gandum serta sayuran seperti tauge, akar lotus dan kubis. Selain itu, acrylamide juga ada di produk olahan seperti kopi, teh hijau, roti, saus kari dan keripik kentang.


Munculnya acrylamide juga dapat dicegah dengan menyimpan makanan dengan benar dan tidak tumbuh. Kentang, misalnya, jadi lebih manis bila disimpan lama di kulkas.

Menurut Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries'Jepang sebaiknya kentang tidak disimpan di lemari es, tetapi di suhu 8°C atau lebih.

Sebuah percobaan menunjukkan kentang yang didinginkan kemudian digoreng pada 200°C selama 10 menit mengandung acrylamide 2 kali lipat dibanding kentang yang disimpan di suhu kamar.

Mencuci kentang dan sayuran lain sebelum dimasak juga dapat mengurangi acrylamide. Karena dapat menghilangkan asparagin dan gula dari permukaannya.

Indikator tingkat acrylamide dapat dilihat dari warna hangus pada makanan. Lebih hitam berarti lebih banyak acrylamide. Kurangi bekas hangus dengan api kecil dan persingkat waktu memasak.


Walaupun sayuran dapat mengandung acrylamide, tetapi tetap sumber vitamin dan mineral yang dapat membantu mencegah penyakit kanker lain.

"Tidak mungkin mengurangi asupan acrylamide sama sekali. Makan berbagai makanan dan tidak memakai metode masak tertentu adalah hal yang baik," ujar Hiroshi Sato, kepala komisi keamanan pangan.

Pemanasan makanan pada suhu tinggi tidak sepenuhnya buruk. Terbukti dengan hal itu, bakteri jahat terbunuh, meningkatkan rasa, dan keracunan makanan dicegah.


Menurut Food Safety Commission of Japan, asupan acrylamide rata-rata orang Jepang adalah 0,24 mikrogram per kilogram berat badan per hari. Jumlah ini lebih kecil dari rata-rata negara Uni Eropa, yaitu 0,4-1,9 mikrogram.

Walaupun lebih rendah dari Uni Eropa, Jepang menyebutkan acrylamide butuh perhatian karena kanker telah meningkat sebanyak 10%.

(adr/odi)

Hide Ads