Ini Cara Menentukan Kebutuhan Kalori Untuk Tiap Pasien

Makanan Rumah Sakit

Ini Cara Menentukan Kebutuhan Kalori Untuk Tiap Pasien

Lusiana Mustinda - detikFood
Minggu, 04 Sep 2016 15:03 WIB
Foto: iStock
Jakarta - Pasien yang masuk ruang rawat inap perlu diperiksa untuk tentukan kebutuhan kalori. Begini alur perhitungannya!

Secara umum, rumah sakit memiliki standar makanan pasien. Standar makanan ini berdasarkan dengan rata-rata kebutuhan kalori, khususnya di Indonesia.

Tak hanya standar makanan pasien. Mayapada Hospital dan juga RS Puri Cinere memiliki cara yang sama untuk menghitung kebutuhan pasien dengan diet khusus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk diet tertentu dihitung berdasarkan awal pasien masuk berupa screening gizi. "Hal ini dilakukan untuk melihat apakah dia membutuhkan dukungan nutrisi lebih lanjut atau tidak," tutur Tiny Kurnianih, Kepala Unit Gizi RS Puri Cinere pada Detikfood.

Setelah dilakukan screening, pasien yang tidak membutuhkan dukungan nutrisi lebih lanjut biasanya menggunakan standar rumah sakit. Sedangkan pasien dengan kondisi tertentu akan dihitung kebutuhan kalori berdasarkan berat badan, tinggi badan dan keadaan pasien (kemampuan mengunyah serta kemampuan klinis lainnya).

Di Mayapada Hospital semua pasien yang masuk akan melalui screening oleh ahli gizi. "Walaupun hanya sakit tifus, diabetes ataupun persalinan. Pasien yang datang akan dihitung berat badan serta tinggi badan untuk dihitung kebutuhan kalorinya," jelas Rini Siti Haerani S.Gz, Ahli Gizi Mayapada Hospital Lebak Bulus saat ditemui Detikfood.

Pada saat screening, pasien akan ditanya mengenai kebiasaan makan sebelumnya dan diberikan penjelasan mengenai terapi diet selama dirawat. Dan menu makanannya akan disesuaikan dengan terapi diet yang diberikan oleh dokter. Setelah instruksi terapi diet masuk, ahli gizi akan menghitung kebutuhan nutrisinya sesuai dengan terapi yang diberikan oleh dokter.

Kondisi pasien menentukan pemberian tekstur makanan. Bentuk makanannya berupa cair, saring, lunak dan bebas (makanan biasa). "Makanan lunak bisa diterapkan dalam bentuk bubur atau nasi tim. Kalau saring bisa dalam bentuk cream soup atau bubur sum-sum," ungkap Rini.

Selama masa perawatan, pasien juga dimonitoring konsumsi asupan makannya selama dirawat. Pasien juga diberikan edukasi oleh ahli gizi sehingga setelah ia menjalani perawatan, diharapkan pola makannya di rumah akan sama seperti yang diberikan di rumah sakit. (lus/odi)

Hide Ads