Jangan Cepat Percaya Soal Mitos Makanan Sehat Ini

Jangan Cepat Percaya Soal Mitos Makanan Sehat Ini

Annisa Trimirasti - detikFood
Jumat, 19 Agu 2016 09:31 WIB
Foto: Getty Images
Jakarta - Pola makan sehat jadi gaya hidup. Tak heran jika banyak mitos soal makanan sehat. Jangan cepat percaya!

Saran dan informasi soal makanan sehat bertebaran dimana-mana. Hasil penelitian nutrisi tidak bisa seluruhnya dipercaya.

Salah informasi bisa saja membuat orang justru mengonsumsi makanan tak sehat. Dikutip dari self.com (12/8/16), beberapa mitos makanan sehat ini masih diyakini banyak orang.

1.Kuning telur tidak baik



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lemak jenuh dan trans punya pengaruh lebih besar meningkatkan kadar kolesterol darah dibanding makanan berkolesterol.

Telur terutama kuningnya memang tinggi kolesterol namun mengandung lemak jenuh yang rendah. Banyak riset menyebutkan bahwa telur adalah makanan sehat dan tidak berdampak signifikan pada kadar kolesterol atau risiko penyakit jantung.

2.Kopi membuat dehidrasi



Kopi bersifat diuretik yang memicu produksi urin. Sebenarnya, kopi juga punya banyak kandungan air. Jika diminum berlebihan tentu memicu produksi urin. Sebaiknya minum 2-3 cangkir kopi sehari untuk batas normal.

3. Gula alami berbeda dengan gula buatan



Pada tingkat molekuler, gula di dalam apel sama dengan sesendok gula pasir. Pemecahan gula dalam tubuh mungkin berbeda karena ada kombinasi dengan nutrisi lain, tapi gula tetap ada.

Pilihan gula di dalam buah utuh lebih baik karena ada serat yang membantu proses pencernaan dan mencegah lonjakan gula darah. Tapi saat Anda minum jus, sirup maple atau madu, badan akan bereaksi sama dengan konsumsi gula tidak sehat seperti di dalam minuman bersoda.

4. Makanan organik selalu sehat



Segala yang berlebihan tentu tidak baik. Biskuit, keripik, dan permen organik berkadar gula, lemak, dan kalori sama seperti versi non-organik.

Versi organik memang lebih rendah paparan kimia. Namun, produksi konvensional pun masih aman karena juga dipantau untuk memastikan residu pestisida tetap dibawah batas wajar.

5. Margarin lebih baik dari mentega



Banyak margarin, sebenarnya, mengandung lemak trans, lemak yang lebih buruk dari lemak jenuh yang alami ada di dalam mentega. Mentega terbuat dari bahan yang sederhana tanpa bahan tambahan.

Namun, tidak semua margarin buruk, margarin batangan tidak direkomendasikan karena mengandung minyak terhidrogenasi (lemak trans), pilih yang mengandung minyak zaitun dengan lemak nabati yang sehat.

6. Salad selalu jadi menu pilihan tersehat



Salad saja memang sehat tapi saus dan topping-nya dapat memberi asupan gula, lemak dan kalori sebanyak burger.

Hati-hati dengan topping yang ditambahkan seperi saus botolan, keju, bacon, atau buah kering. Tambahan lain seperti alpukat dan kacang lebih menyehatkan tapi konsumsi dalam jumlah kecil.

Sebaiknya pilih salad berdaun hijau dengan protein tanpa lemak atau sajian kecil lemak sehat, dan sedikit minyak untuk membantu penyerapan nutrisi larut dalam lemak. Hindari saus salad berbentuk krim atau mayonnaise berkalori tinggi.

7. Versi rendah lemak lebih baik



Lemak dibutuhkan tubuh, saat lemak dihilangkan, biasanya akan diganti dengan gula atau garam. Jadi lebih baik perhatikan bahan pembuat dan ukuran porsi daripada menghilangkan semua lemak.

Lemak juga kaya kalori dan membuat Anda kenyang jadi makanlah dalam porsi kecil dan pilihlah lemak yang baik.

8. Berhenti makan gluten lebih bermanfaat



Makan makanan bebas gluten tidak perlu jika Anda tak punya penyakit cellic atau intolerasi gluten.

Gluten adalah protein yang ada di dalam gandum. Jika Anda tidak alergi gluten, tidak makan gluten tentu merugikan karena roti bebas gluten bisa saj memakai bahan rendah nutrisi. (msa/odi)

Hide Ads