Secara alamiah tubuh melakukan detoks untuk membuang sisa hasil metabolisme, limbah yang tidak dibutuhkan, dan zat kimiawi dalam tubuh. Pada manusia, pembuangan tersebut dilakukan lewat sistem ekskresi yang terdiri dari paru-paru, hati, ginjal, kulit, dan kelenjar getah bening.
Selain membuang zat-zat berbahaya dan tidak diperlukan tubuh, detoks dikaitkan dengan fungsi penurunan berat badan. Hal ini dikarenakan program detoks menawarkan konsumsi buah dan sayur yang identik dengan makanan melangsingkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, tak jarang dalam sehari para pelaku diet detoks hanya mengonsumsi jus sayur atau buah (dominan karbohidrat) saja, tanpa asupan makanan lainnya. "Kondisi ini tidak baik untuk kesehatan karena tubuh memerlukan zat gizi lain seperti protein dan lemak yang ada pada makanan selain sayur dan buah."
Kehilangan asupan zat gizi tersebut membuat tubuh tidak dapat melakukan 'tugasnya' dengan maksimal seperti metabolisme, pembentukan energi, dan regenerasi sel. "Orang yang menjalani diet detoks juga berisiko malnutrisi," jelas Jansen.
Jansen menambahkan, "Bukan tidak mungkin, tubuh pelaku diet detoks akan segera kembali ke kondisi dan berat semula sebelum menjalani diet detoks." Alih-alih mengasup tubuh dengan buah atau sayur saja, ia menyarankan pola makan seimbang dan gaya hidup sehat untuk mendapat manfaat detoks maupun menurunkan berat badan.
Beberapa cara diantaranya mengurangi makanan manis, memilih sumber makanan dengan baik, menghindari alkohol, mengasup tubuh dengan makanan tinggi serat, dan rutin berolahraga.
(adr/odi)

KIRIM RESEP
KIRIM PENGALAMAN