Menurut Journal of the Association for Consumer Research, para peneliti menemukan
fakta menarik. Orang yang sengaja mengonsumsi makanan tertentu yang dianggap sehat agar lebih sehat, justru konsumsinya terhadap makanan tersebut cenderung lebih banyak.
Hal ini diteliti berdasarkan studi yang dilakukan Jacob Suher dan koleganya dari University of Texas-Austin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dilansir medicalnewstoday (2/12016),penelitian ini dilakukan melalui tiga eksperimen. Masing-masing terdiri dari tiga grup partisipan. Pertama-tama, sebuah tim terdiri dari 50 mahasiswa diminta untuk melengkapi Implicit Association Test. Tes ini untuk menilai apakah mereka lebih memilih makanan sehat untuk mengisi perut dibandingkan dengan makanan yang kurang bergizi.
Selanjutnya para peneliti meminta 40 lulusan mahasiswa mengonsumsi biskuit. Satu jenis biskuit disajikan dengan kemasan yang menampilkan informasi nutrisi. Satu jenis biskuit sehat, dan yang lainnya mewakili jenis yang kurang bergizi.
Setelah mengonsumsi biskuit tersebut, para partisipan diminta untuk melaporkan tingkat rasa lapar masing-masing.
Eksperimen ketiga sifatnya lebih nyata. Eksperimen ini melibatkan 72 mahasiswa untuk mencari persepsi soal makanan sehat sebelum dan selama nonton film. Dalam eksperimen sederhana ini, peneliti menemukan jika persepsi akan makanan sehat mempengaruhi jumlah konsumsi makanan saat film berlangsung.
Dalam eksperimen biskuit ini peneliti menemukan jika partisipan yang mengonsumsi biskuit sehat memiliki tingkat rasa lapar yang lebih besar setelah mengonsumsinya. Dibanding dengan mereka yang mengonsumsi biskuit yang kurang bergizi.
Sedangkan dalam eksperimen ketiga yang dilakukan dengan sampel makanan sehat dan makanan kurang bergizi, tim peneliti menemukan jika partisipan cenderung memesan makanan dengan label ‘sehat’ dalam porsi yang lebih besar sebelum menonton film dan memakannya selama film berlangsung.
Menariknya, meski setiap orang awalnya tidak terlalu percaya dengan teori ‘makanan yang kurang sehat juga kurang mengenyangkan dari hasil Implicit Association Test, diketahui justru lebih merasa lapar setelah mengonsumsi biskuit sehat. Karenanya mereka mengonsumsi lebih banyak lagi makanan yang dianggap sehat.
Para peneliti mengungkapkan jika penemuan ini memunculkan ironi terhadap konsumsi makanan sehat. Mengonsumsinya secara berlebih cenderung berkontribusi memicu obesitas dibanding memeranginya.
Karenanya para peneliti merekomendasikan jika konsumen bisa memilih makanan yang sehat dibanding dengan yang dianggap sehat agar membuat perut lebih merasa kenyang tanpa harus makan berlebih.
Penelitian dari Medical News Today baru-baru ini menyebutkan sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal BMC Nutrition. Dalam penelitian ini mereka menemukan jika konsumen yang mengonsumsi makanan all-you-can-eat cenderung lebih merasa lebih kenyang. Namun juga merasa menyesal setelah makan.
Bulan lalu, para peneliti menemukan fakta jika harga yang dibayarkan konsumen terhadap seporsi makanan mempengaruhi penilaian mereka terhadap kualitas makanan tersebut.
(adr/odi)