Minuman berkarbonasi terdiri dari karbon dioksida (CO2), air (85-99%), BTP (pewarna, pengasam, pengawet, perasa dan pemanis), gula dan kafein.
"Minuman berkarbonasi dibuat dengan cara memasukkan gas CO2 bertekanan tinggi ke dalam suatu cairan sehingga gas CO2 akan terjebak dalam cairan dan jika kemasan dibuka maka CO2 akan terlepas." tutur Prof. Made Astawan selaku Ahli Teknologi Pangan dan Dewan Pakar PIPIMM pada Jum'at (30/01/2015) di Kementrian Perindustrian, Jakarta Selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penambahan karbon dioksida dalam larutan air akan menambah sensasi segar, menggigit dan juga menimbulkan rasa asam khas soda. Menurut JECFA (Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives), acceptable daily intake (ADI) untuk karbon dioksida adalah "not specified" atau aman untuk digunakan pada minuman.
Mengonsumsi minuman bersoda tidak serta merta hanya air dan soda. Akan tetapi ada penambahan pemanis yang berasal dari gula pasir ataupun bahan tambahan pangan (BTP) lainnya. Penggunaan BTP pemanis dalam pangan sesuai dengan batas maksimum yang telah ditetapkan.
โAsupan gula sehari-hari dapat berasal dari pangan olahan seperti susu, sari buah, kopi, teh dalam kemasan dan minuman berkarbonasi serta kudapan manis. Berdasarkan data produk minuman berkarbonasi yang terdaftar di Badan POM jumlah kandungan gula pada minuman berkarbonasi berkisar antara 0,076% - 24% dengan rata-rata 11,47% ( 11,47 gr per 100 ml).โ tutur Ir. Tetty Helfery Sihombing selaku Direktur Standarisasi Produk Pangan, BPOM RI.
Untuk mengonsumsi minuman dalam kemasan atau minuman berkarbonasi sebaiknya perhatikan kandungan gulanya. Konsumsi gula sebaiknya dibatasi sampai 5 persen dari jumlah kecukupan energi atau sekitar 48 gram atau 4 sendok makan.
Untuk itu, masyarakat harus lebih cermat dalam memilih bahan makanan ataupun minuman. Pastikan lihat label kemasan dan bandingkan dengan produk sejenis. Karena hampir 90 persen konsumen tidak membaca label. Padahal sebelum mengonsumsi suatu produk, Anda perlu memperhatikan kandungan gula, garam dan juga lemak dalam suatu produk.
Untuk orang sehat, boleh saja mengonsumsi semua bahan makanan atau atau minuman termasuk glukosa. Hanya saja perlu diperhatikan porsi dan imbangi dengan olahraga (bergerak secara aktif). Karena glukosa juga diperlukan oleh otak untuk membantu daya konsentrasi dan yang terpenting dalam mengonsumsi suatu makanan adalah dengan memperhatikan higienitasnya.
(lus/odi)

KIRIM RESEP
KIRIM PENGALAMAN