Kalau Madu Dicampur Teh, Apakah Masih Sama Khasiatnya?

Kalau Madu Dicampur Teh, Apakah Masih Sama Khasiatnya?

- detikFood
Selasa, 02 Des 2014 06:31 WIB
Kalau Madu Dicampur Teh, Apakah Masih Sama Khasiatnya?
Foto: Getty Images
Jakarta - Madu sering disebut-sebut sebagai alternatif gula yang lebih menyehatkan. Karena itu, makanan dan minuman yang mengandung madu diklaim bermanfaat bagi kesehatan. Namun, apakah madu tidak kehilangan khasiatnya setelah dipanaskan?

Selain itu, berapa takaran konsumsi madu yang disarankan? Apakah madu boleh dikonsumsi balita? Bagaimana menyimpan madu yang benar? Drs. Mochamad Chandra Widjaja, MM sebagai ahli perlebahan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut saat ditemui Detikfood di acara Manuka Health New Zealand (26/11/2014) di Jakarta:

1. Konsumsi

Foto: Getty Images
Chandra menyarankan madu dikonsumsi setiap hari sebanyak 1-2 sendok teh (5-10 ml). "Sebaiknya minum madu sebelum sarapan agar gizinya terserap dengan baik oleh tubuh," saran pria yang mewakili Indonesia di Apimondia, asosiasi perlebahan sedunia ini.

1. Madu sebagai campuran makanan dan minuman

Foto: Getty Images
Terkadang madu digunakan sebagai campuran atau pengganti gula dalam minuman atau makanan. Sebenarnya, menurut Chandra, gizi madu hanya optimal jika dipanaskan dalam suhu maksimal sekitar 50 C selama satu jam saja.

"Jadi sebenarnya madu sebagai campuran kue sudah hilang khasiatnya, tinggal manisnya saja. Kecuali kalau madu dituangkan setelah kuenya matang," jelas Chandra. Ia menambahkan, madu bisa ditambahkan ke dalam teh hangat karena langsung diminum, tidak didiamkan terlalu lama.

3. Madu untuk anak

Foto: Getty Images
Menurut Wayan Raimantera sebagai perwakilan Manuka Health New Zealand di Indonesia, di negara-negara Barat seperti Selandia Baru, madu hanya boleh diberikan kepada anak berusia dua tahun ke atas.

"Ras Kaukasia lebih rentan terhadap alergi serbuk sari," katanya saat ditemui di kesempatan yang sama. Serbuk sari terbawa oleh lebah saat mengambil nektar dari bunga dan bisa terkandung dalam madu.

Namun di Indonesia, madu disebut-sebut sudah bisa diberikan kepada anak setelah usia satu tahun. Sebab, sistem kekebalan tubuh bayi yang belum genap berumur setahun belum optimal. Bayipun rentan terkena botulisme akibat bakteri Clostridium botulinum dalam madu.

4. Penyimpanan madu

Foto: Getty Images
Chandra menyarankan madu disimpan di suhu ruang dan ditutup rapat. "Boleh dimasukkan ke kulkas, tapi jangan di freezer," kata Chandra. Jadi, jangan simpan madu di suhu ekstrem, yakni panas atau terlalu dingin.

Menurut Chandra, madu sebenarnya tidak memiliki masa kedaluwarsa. Sebab, aktivitas antibakteri di dalamnya sudah jadi bahan pengawet alami. Namun, peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) mengharuskan tanggal kedaluwarsa madu lima tahun setelah masa produksi.

"Lagi pula, madu yang disimpan terlalu lama warnanya jadi lebih gelap. Bukan berarti kandungan mineralnya lebih tinggi seperti terdapat pada madu berwarna gelap alami. Kualitasnya juga semakin menurun," jelas Chandra.

Halaman 2 dari 5
(fit/odi)

Hide Ads