Selain itu, berapa takaran konsumsi madu yang disarankan? Apakah madu boleh dikonsumsi balita? Bagaimana menyimpan madu yang benar? Drs. Mochamad Chandra Widjaja, MM sebagai ahli perlebahan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut saat ditemui Detikfood di acara Manuka Health New Zealand (26/11/2014) di Jakarta:
1. Konsumsi
Foto: Getty Images
|
1. Madu sebagai campuran makanan dan minuman
Foto: Getty Images
|
"Jadi sebenarnya madu sebagai campuran kue sudah hilang khasiatnya, tinggal manisnya saja. Kecuali kalau madu dituangkan setelah kuenya matang," jelas Chandra. Ia menambahkan, madu bisa ditambahkan ke dalam teh hangat karena langsung diminum, tidak didiamkan terlalu lama.
3. Madu untuk anak
Foto: Getty Images
|
"Ras Kaukasia lebih rentan terhadap alergi serbuk sari," katanya saat ditemui di kesempatan yang sama. Serbuk sari terbawa oleh lebah saat mengambil nektar dari bunga dan bisa terkandung dalam madu.
Namun di Indonesia, madu disebut-sebut sudah bisa diberikan kepada anak setelah usia satu tahun. Sebab, sistem kekebalan tubuh bayi yang belum genap berumur setahun belum optimal. Bayipun rentan terkena botulisme akibat bakteri Clostridium botulinum dalam madu.
4. Penyimpanan madu
Foto: Getty Images
|
Menurut Chandra, madu sebenarnya tidak memiliki masa kedaluwarsa. Sebab, aktivitas antibakteri di dalamnya sudah jadi bahan pengawet alami. Namun, peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) mengharuskan tanggal kedaluwarsa madu lima tahun setelah masa produksi.
"Lagi pula, madu yang disimpan terlalu lama warnanya jadi lebih gelap. Bukan berarti kandungan mineralnya lebih tinggi seperti terdapat pada madu berwarna gelap alami. Kualitasnya juga semakin menurun," jelas Chandra.
Halaman 2 dari 5