Anggur (Vitis) yang kita temui umumnya berwarna merah, ungu, hijau, atau hitam, meski ada pula yang berwarna biru tua, kuning, oranye, atau pink. Dari sekian banyak varietas anggur, setidaknya ada tujuh varietas yang berwarna hitam.
Beberapa jenis anggur hitam memiliki embel-embel 'black' (hitam) di namanya. Sebut saja Black Corinth, Black Monukka, Black Rose, Black Muscat, Black Beauty, Black Fry, dan Black Spanish.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semakin gelap warna anggur, semakin tinggi kandungan antioksidannya. Salah satunya adalah resveratrol, yang dapat mencegah degradasi sel-sel kulit dan diyakini dapat memperpanjang usia. Senyawa ini juga bersifat anti inflamasi.
Selain membuat kulit sehat dan bercahaya, resveratrol juga digunakan dalam terapi kanker kulit dan kanker usus. Senyawa ini dapat menekan perkembangan tumor pada kanker paru-paru, payudara, pankreas, dan prostat.
Tak hanya itu, resveratrol juga membantu mengendalikan gula darah dan menurunkan tekanan darah. Bahkan, resveratrol juga dapat menekan kadar kolesterol dalam tubuh.
Anggur berkulit gelap pun banyak mengandung flavonoid quercetin. Jenis antioksidan ini bisa melawan radikal bebas, melindungi tubuh dari penyakit, dan mengurangi risiko penggumpalan darah. Antihistamine di dalamnya juga dapat membantu mengurangi gejala alergi musiman.
Selain resveratrol dan quercetin, anggur berwarna gelap juga lebih tinggi phenolic acid daripada anggur berwarna terang. Senyawa ini bisa melindungi sel dari diabetic neuropathy, komplikasi diabetes yang terjadi ketika kadar gula darah tinggi merusak saraf.
Jadi, anggur hitam lebih banyak mengandung antioksidan dibanding anggur merah dan anggur hijau. Konon, anggur jenis Black Beauty paling banyak mengandung resveratrol dibanding spesies anggur lainnya.
Jika anggur merah dan anggur hitam dibuat menjadi wine, kandungan resveratrolnya bisa naik delapan kali lipat karena proses fermentasi. Bagaimanapun juga, Anda perlu hati-hati karena wine mengandung alkohol dan gula serta tinggi kalori.
(dni/odi)