Menurut ahli toksikologi dari University of Adelaide Australia Dr. Ian Musgrave, wadah plastik tak semembahayakan yang kita kira. "Tak ada yang namanya 'nol risiko'. Namun, menurut informasi terbaik yang kami terima, risiko terkait cemaran plastik dari wadah makanan yang diperbolehkan tak signifikan," ujarnya.
Dua jenis plastik yang biasa digunakan untuk peralatan makan adalah melamin dan polipropilen (kode daur ulang 5). Melamin adalah plastik keras yang biasanya terdapat di peralatan makan anak, peralatan makan piknik, dan mangkuk sup di pujasera.
Melamin sendiri beracun bagi tubuh manusia. Jika dikonsumsi dalam konsentrasi tinggi, senyawa ini bisa merusak ginjal. Pada tahun 2008 di Tiongkok, enam bayi tewas dan 50.000 bayi lainnya dirawat di rumah sakit setelah meminum susu formula yang terkontaminasi melamin.
Studi di Taiwan menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi makanan berkuah panas (90 C) yang dituangkan ke mangkuk melamin mengeluarkan sedikit zat tersebut dalam air seni mereka. Hal ini mengindikasikan melamin dari mangkuk sup telah diserap tubuh.
Meski demikian, Musgrave berpendapat bahwa risiko terkena melamin dari mangkuk makanan panas sangat rendah. "Melamin yang masuk ke tubuh 600 kali lebih sedikit daripada batas konsumsi terketat sekalipun," kata Musgrave.
Dengan kata lain, untuk melewati batas asupan melamin per hari, Anda harus menyantap ratusan porsi makanan berkuah panas dari mangkuk melamin.
Walau begitu, perlu dicatat bahwa banyak wadah melamin tak aman dipakai di microwave. Pasalnya, microwave memanaskan makanan sampai suhu yang sangat tinggi. Sementara itu, wadah makan dari plastik polipropilen aman dipakai di microwave.
Baik melamin maupun polipropilen tak mengandung dua racun yang kini banyak diperbincangkan, yakni bisphenol A (BPA) dan phtalate.
BPA yang banyak ditemukan pada plastik polikarbonat (kode daur ulang 7) beracun bagi tubuh dalam dosis tinggi. Zat ini di antaranya bisa meningkatkan risiko kanker payudara, prostat, serta penyakit jantung. Jika wadah mengandung BPA dipanaskan, kadar BPA dalam makanan meningkat.
Phtalate yang biasanya terdapat dalam plastik PVC (kode daur ulang 3) terbukti menyebabkan masalah hormon dan sistem reproduksi. Secara umum, plastik berkode daur ulang 1, 2, 4, dan 5 kemungkinan tak mengandung BPA maupun phtalate.
Intinya, menurut Musgrave, tak ada bahan yang tak mengeluarkan zat tertentu jika terkena panas. "Namun, apapun yang masuk ke makanan Anda kadarnya jauh lebih rendah daripada batas yang ditetapkan," simpulnya, seperti diberitakan situs ABC Australia.
Bagaimanapun juga, perlu digarisbawahi bahwa hal ini berlaku untuk wadah plastik yang dinyatakan aman bagi makanan (food grade). Tidak termasuk plastik kresek atau styrofoam, misalnya.
(fit/odi)